[go: nahoru, domu]

Lompat ke isi

Mania tulip: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Gladius Oceanus (bicara | kontrib)
k Perbaiki sedikit terjemahan.
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 1: Baris 1:
{{periksaterjemahan|en}}
{{periksaterjemahan|en}}
[[Berkas:Tulipomania.jpg|jmpl|ka|[[Tulip]], dikenal juga sebagai "Viceroy", ditampilkan dalam katalog [[Belanda]] [[1637]]. Umbinya dijual antara 3000 dan 4200 gulden (florin) tergantung pada ukuran. Seorang tukang yang terampil pada saat itu memperoleh sekitar 300 gulden setahun.<ref>Nusteling, H. (1985) Welvaart en Werkgelegenheid in Amsterdam 1540–1860, pp. 114, 252, 254, 258.</ref>]]
[[Berkas:Tulipomania.jpg|jmpl|ka|[[Tulip]], dikenal juga sebagai "Viceroy", ditampilkan dalam katalog [[Belanda]] [[1637]]. Umbinya dijual antara 3000 dan 4200 gulden (florin) tergantung pada ukuran. Seorang tukang yang terampil pada saat itu memperoleh sekitar 300 gulden setahun.<ref>Nusteling, H. (1985) Welvaart en Werkgelegenheid in Amsterdam 1540–1860, pp. 114, 252, 254, 258.</ref>]]
'''Tulip mania''' atau '''tulipomania''' (nama dalam [[Bahasa Belanda|Belanda]] termasuk: ''tulpenmanie, tulpomanie, tulpenwoede, tulpengekte'' dan ''bollengekte'') adalah periode di pada [[Zaman Keemasan Belanda]] selama kontrak harga untuk umbi dari bunga [[tulip]] yang baru diperkenalkan mencapai tingkat harga yang sangat tinggi dan tiba-tiba runtuh.<ref name="MD2001">"Tulipomania: The Story of the World's Most Coveted Flower & the Extraordinary Passions It Aroused." Mike Dash (2001).</ref> Pada puncak tulip mania, pada bulan [[Februari]] [[1637]], beberapa tulip tunggal dijual lebih dari 10 kali pendapatan tahunan seorang pengrajin terampil. Hal ini umumnya dianggap sebagai gelembung spekulatif pertama yang tercatat (atau [[gelembung ekonomi]])<ref>{{Harvnb|Shiller|2005|p=85}} More extensive discussion of status as the earliest bubble on pp. 247–48.</ref>, meskipun beberapa peneliti telah mencatat bahwa episode ''[[Kipper-und Wipperzeit]]'' pada tahun 1619-22, rantai Eropa yang luas dengan penurunan nilai terhadap kandungan logam dalam koin untuk mendanai perang, fitur mania ini memiliki kesamaan seperti gelembung ini.<ref>Kindleberger, Charles P. and Aliber, Robert (2005 [1978]), Manias, Panics and Crashes. A History of Financial Crises, New York, ISBN 0-465-04380-1, p. 16.</ref> Istilah "Tulip Mania" sekarang sering digunakan sebagai [[metafora]] untuk mengacu pada setiap [[gelembung ekonomi]] yang besar (ketika harga aset menyimpang dari [[nilai intrinsik (keuangan)|nilai-nilai intrinsiknya]]).<ref name="French 2006 3">{{Harvnb|French|2006|p=3}}</ref>
'''Tulip mania''' ([[Bahasa Belanda|Belanda]]: ''tulpenmanie'') adalah periode selama [[Masa Keemasan Belanda|Era Keemasan Belanda]] ketika harga kontrak untuk beberapa [[Ubi|ubi-ubian]] yang baru diperkenalkan dan [[tulip]] yang modis mencapai tingkat yang luar biasa tinggi, dan kemudian secara dramatis runtuh pada bulan Februari 1637.<ref>{{Cite book|last=Dash|first=Mike|date=2010|url=https://books.google.co.id/books?id=piXqsiQ4h1QC&printsec=|title=Tulipomania: The Story of the World's Most Coveted Flower & the Extraordinary Passions It Aroused|publisher=Crown|isbn=0307560821|url-status=live}}</ref> Umumnya dianggap sebagai [[Gelembung ekonomi|gelembung spekulatif]] atau gelembung aset pertama yang tercatat dalam sejarah.<ref>{{Cite book|last=Shiller|first=Robert J.|date=2005|url=https://books.google.co.id/books?id=1ZwEzKUiyvQC&dq=|title=Irrational Exuberance|publisher=Currency/Doubleday|isbn=0767923634|pages=85, diskusi yang lebih luas tentang status sebagai gelembung paling awal pada 247–248|url-status=live}}</ref> Dalam banyak hal, tulip mania sampai sekarang lebih merupakan fenomena [[Sosial ekonomi|sosial-ekonomi]] yang tidak diketahui daripada [[krisis ekonomi]] yang signifikan. Tidak memiliki pengaruh kritis terhadap kemakmuran [[Republik Belanda]], yang merupakan kekuatan keuangan dan ekonomi terkemuka dunia pada abad ke-17, dengan [[pendapatan per kapita]] tertinggi di dunia dari rentang 1600 hingga 1720.<ref>{{Cite book|last=Marx|first=Karl|title=[[Das Kapital]]|quote=[[Karl Marx]]: Perikanan, kelautan, manufakturnya (abad ke-17 di Republik Belanda), melampaui yang ada di negara lain mana pun. Ibukota total Republik mungkin lebih penting daripada semua bagian Eropa lainnya yang disatukan.|url-status=live}}</ref><ref>{{Cite book|last=Kaletsky|first=Anatole|date=2011|url=https://books.google.co.id/books?id=K6c4DgAAQBAJ&dq=|title=Capitalism 4.0: The Birth of a New Economy in the Aftermath of Crisis|publisher=Hachette UK|isbn=1610390741|pages=109-110|quote=Anatole Kaletsky: Pecahnya gelembung tulip pada tahun 1637 ternyata tidak mengakhiri hegemoni ekonomi Belanda. Jauh dari itu. Tulipmania diikuti oleh kepemimpinan Belanda selama satu abad di hampir setiap cabang perdagangan, keuangan, dan manufaktur global.|url-status=live}}</ref> Istilah "tulip mania" sekarang sering digunakan secara metaforis untuk merujuk pada gelembung ekonomi besar ketika harga aset menyimpang dari nilai intrinsik.<ref name="French 2006 3">{{Harvnb|French|2006|p=3}}</ref><ref>{{Cite book|last=Felton|first=Bruce|last2=Fowler|first2=Mark|date=1994|url=https://books.google.co.id/books?id=tpu2du-miikC&dq=|title=The Best, Worst and Most Unusual: Noteworthy Achievements, Events, Feats and Blunders of Every Conceivable Kind|publisher=Galahad Books|isbn=0883658615|url-status=live}}</ref>


Kejadian ini dipopulerkan pada tahun [[1841]] oleh buku ''[[Extraordinary Popular Delusions and the Madness of Crowds]]'', yang ditulis oleh jurnalis asal [[Inggris]], [[Charles Mackay]]. Menurut Mackay, pada satu saat sebesar 12 [[akre]] (5 ha) lahan yang ditawarkan untuk umbi ''Augustus Semper''.<ref name=Chap3>"The Tulipomania", Chapter 3, in {{Harvnb|Mackay|1841}}.</ref> Mackay mengklaim bahwa investor banyak yang hancur oleh jatuhnya harga, dan perdagangan Belanda mengalami pukulan yang sangat hebat. Meskipun buku Mackay adalah karya klasik yang banyak dicetak ulang hari ini, ceritanya tetap dipertentangkan. Banyak sarjana modern percaya bahwa mania tidak begitu luar biasa seperti yang dijelaskan oleh Mackay, dengan beberapa berdebat bahwa perubahan harga tidak mungkin merupakan suatu gelembung.<ref>{{Harvnb|Thompson|2007|p=99}}</ref><ref name="Kindleberger 2005 115">{{Harvnb|Kindleberger|2005|p=115}}</ref>
Kejadian ini dipopulerkan pada tahun [[1841]] oleh buku ''[[Extraordinary Popular Delusions and the Madness of Crowds]]'', yang ditulis oleh jurnalis asal [[Inggris]], [[Charles Mackay]]. Menurut Mackay, pada satu saat sebesar 12 [[akre]] (5 ha) lahan yang ditawarkan untuk umbi ''Augustus Semper''.<ref name=Chap3>"The Tulipomania", Chapter 3, in {{Harvnb|Mackay|1841}}.</ref> Mackay mengklaim bahwa investor banyak yang hancur oleh jatuhnya harga, dan perdagangan Belanda mengalami pukulan yang sangat hebat. Meskipun buku Mackay adalah karya klasik yang banyak dicetak ulang hari ini, ceritanya tetap dipertentangkan. Banyak sarjana modern percaya bahwa mania tidak begitu luar biasa seperti yang dijelaskan oleh Mackay, dengan beberapa berdebat bahwa perubahan harga tidak mungkin merupakan suatu gelembung.<ref>{{Harvnb|Thompson|2007|p=99}}</ref><ref name="Kindleberger 2005 115">{{Harvnb|Kindleberger|2005|p=115}}</ref>
Baris 17: Baris 17:
* {{nl icon}} P.Cos (1637) – ''Verzameling van een meenigte tulipaanen, naar het leven geteekend met hunne naamen, en swaarte der bollen, zoo als die publicq verkogt zijn, te Haarlem in den jaare A. 1637, door P. Cos, bloemist te Haarlem.'' – Haarlem: [s.n.], 1637. – 75 pl. available online at [http://library.wur.nl/tulips/blauw_content.html Wageningen Tulip Portal]. Retrieved on August 11, 2008.
* {{nl icon}} P.Cos (1637) – ''Verzameling van een meenigte tulipaanen, naar het leven geteekend met hunne naamen, en swaarte der bollen, zoo als die publicq verkogt zijn, te Haarlem in den jaare A. 1637, door P. Cos, bloemist te Haarlem.'' – Haarlem: [s.n.], 1637. – 75 pl. available online at [http://library.wur.nl/tulips/blauw_content.html Wageningen Tulip Portal]. Retrieved on August 11, 2008.
* {{citation | title = Tulipomania: The Story of the World's Most Coveted Flower and the Extraordinary Passions It Aroused | last = Dash | first = Mike | authorlink = Mike Dash | year = 1999 | publisher = Gollancz | location = London | isbn = 0-575-06723-3 }}
* {{citation | title = Tulipomania: The Story of the World's Most Coveted Flower and the Extraordinary Passions It Aroused | last = Dash | first = Mike | authorlink = Mike Dash | year = 1999 | publisher = Gollancz | location = London | isbn = 0-575-06723-3 }}
* {{citation | last = French | first = Doug | year = 2006 | title = The Dutch monetary environment during tulipomania | volume = 9 | issue = 1 | pages = 3–14 | doi=10.1007/s12113-006-1000-6 | url=http://www.mises.org/journals/qjae/pdf/qjae9_1_1.pdf |format=PDF| journal = [[The Quarterly Journal of Austrian Economics]] }}. Retrieved on June 24, 2008.
* {{citation | last = French | first = Doug | year = 2006 | title = The Dutch monetary environment during tulipomania | volume = 9 | issue = 1 | pages = 3–14 | doi=10.1007/s12113-006-1000-6 | url=http://www.mises.org/journals/qjae/pdf/qjae9_1_1.pdf |format=PDF| journal = [[The Quarterly Journal of Austrian Economics]] }}. Diakses tanggal 24 Juni 2008.
* {{citation | title = A Short History of Financial Euphoria | last = Galbraith | first = J. K. | authorlink = John Kenneth Galbraith | year = 1990 | publisher = Penguin Books | location = New York | isbn = 0-670-85028-4 }}
* {{citation | title = A Short History of Financial Euphoria | last = Galbraith | first = J. K. | authorlink = John Kenneth Galbraith | year = 1990 | publisher = Penguin Books | location = New York | isbn = 0-670-85028-4 }}
* {{citation|last= Garber |first= Peter M. |year= 1989 |title= Tulipmania |volume= 97 |issue= 3 |pages= 535–560 |doi= 10.1086/261615 |journal= [[Journal of Political Economy]] }}
* {{citation|last= Garber |first= Peter M. |year= 1989 |title= Tulipmania |volume= 97 |issue= 3 |pages= 535–560 |doi= 10.1086/261615 |journal= [[Journal of Political Economy]] }}

Revisi per 27 Februari 2021 10.34

Tulip, dikenal juga sebagai "Viceroy", ditampilkan dalam katalog Belanda 1637. Umbinya dijual antara 3000 dan 4200 gulden (florin) tergantung pada ukuran. Seorang tukang yang terampil pada saat itu memperoleh sekitar 300 gulden setahun.[1]

Tulip mania (Belanda: tulpenmanie) adalah periode selama Era Keemasan Belanda ketika harga kontrak untuk beberapa ubi-ubian yang baru diperkenalkan dan tulip yang modis mencapai tingkat yang luar biasa tinggi, dan kemudian secara dramatis runtuh pada bulan Februari 1637.[2] Umumnya dianggap sebagai gelembung spekulatif atau gelembung aset pertama yang tercatat dalam sejarah.[3] Dalam banyak hal, tulip mania sampai sekarang lebih merupakan fenomena sosial-ekonomi yang tidak diketahui daripada krisis ekonomi yang signifikan. Tidak memiliki pengaruh kritis terhadap kemakmuran Republik Belanda, yang merupakan kekuatan keuangan dan ekonomi terkemuka dunia pada abad ke-17, dengan pendapatan per kapita tertinggi di dunia dari rentang 1600 hingga 1720.[4][5] Istilah "tulip mania" sekarang sering digunakan secara metaforis untuk merujuk pada gelembung ekonomi besar ketika harga aset menyimpang dari nilai intrinsik.[6][7]

Kejadian ini dipopulerkan pada tahun 1841 oleh buku Extraordinary Popular Delusions and the Madness of Crowds, yang ditulis oleh jurnalis asal Inggris, Charles Mackay. Menurut Mackay, pada satu saat sebesar 12 akre (5 ha) lahan yang ditawarkan untuk umbi Augustus Semper.[8] Mackay mengklaim bahwa investor banyak yang hancur oleh jatuhnya harga, dan perdagangan Belanda mengalami pukulan yang sangat hebat. Meskipun buku Mackay adalah karya klasik yang banyak dicetak ulang hari ini, ceritanya tetap dipertentangkan. Banyak sarjana modern percaya bahwa mania tidak begitu luar biasa seperti yang dijelaskan oleh Mackay, dengan beberapa berdebat bahwa perubahan harga tidak mungkin merupakan suatu gelembung.[9][10]

Penelitian tentang tulip mania sulit dilakukan karena data yang terbatas dari tahun 1630-an yang banyak muncul dari sumber yang berat sebelah dan sumber anti spekulatif.[11][12] Meskipun penjelasan ini tidak berlaku umum, beberapa ekonom modern telah mengusulkan penjelasan rasional, bukan spekulatif mania, untuk naik turunnya harga. Misalnya, bunga lainnya, seperti eceng gondok, juga memiliki harga tinggi pada bunganya diperkenalkan, yang kemudian juga jatuh secara dramatis. Harga yang tinggi mungkin juga telah didorong oleh ekspektasi keputusan parlemen bahwa kontrak dapat dibatalkan selama biayanya kecil sehingga menurunkan risiko kepada pembeli.

Sejarah

A Satire of Tulip Mania oleh Jan Brueghel yang Muda (ca. 1640) menggambarkan spekulan sebagai monyet bodoh kontemporer kelas atas dengan gaun. Dalam sebuah komentar pada kebodohan ekonomi, salah satu monyet buang air kecil pada tanaman sebelumnya sangat berharga, yang lain muncul di pengadilan debitur dan satu lagi dibawa ke liang kubur.

Pengenalan tulip ke Eropa biasanya dihubungkan dengan Ogier de Busbecq, duta besar dari Ferdinand I, Kaisar Kekaisaran Romawi Suci kepada Sultan Turki, yang mengirim umbi tulip dan biji tulip pertama dan ke Wina pada tahun 1554 dari Kekaisaran Ottoman. Umbi tulip segera didistribusikan dari Wina ke Augsberg, Antwerpen dan Amsterdam.[13] Popularitasnya dan budidayanya di Provinsi Serikat (sekarang Belanda)[14] umumnya dianggap telah dimulai dengan sungguh-sungguh sekitar tahun 1593 setelah ahli botani Flemish Carolus Clusius mengambil sebuah jabatan di Universitas Leiden dan mendirikan hortus academicus.[15] Dia menanam koleksi umbi tulip dan menemukan mereka mampu mentolerir kondisi yang lebih keras dari Negara-negara Rendah[16]; lama kemudian tulip mulai tumbuh dan mulai mendapatkan popularitasnya.[17]

Catatan

  1. ^ Nusteling, H. (1985) Welvaart en Werkgelegenheid in Amsterdam 1540–1860, pp. 114, 252, 254, 258.
  2. ^ Dash, Mike (2010). Tulipomania: The Story of the World's Most Coveted Flower & the Extraordinary Passions It Aroused. Crown. ISBN 0307560821. 
  3. ^ Shiller, Robert J. (2005). Irrational Exuberance. Currency/Doubleday. hlm. 85, diskusi yang lebih luas tentang status sebagai gelembung paling awal pada 247–248. ISBN 0767923634. 
  4. ^ Marx, Karl. Das Kapital. Karl Marx: Perikanan, kelautan, manufakturnya (abad ke-17 di Republik Belanda), melampaui yang ada di negara lain mana pun. Ibukota total Republik mungkin lebih penting daripada semua bagian Eropa lainnya yang disatukan. 
  5. ^ Kaletsky, Anatole (2011). Capitalism 4.0: The Birth of a New Economy in the Aftermath of Crisis. Hachette UK. hlm. 109–110. ISBN 1610390741. Anatole Kaletsky: Pecahnya gelembung tulip pada tahun 1637 ternyata tidak mengakhiri hegemoni ekonomi Belanda. Jauh dari itu. Tulipmania diikuti oleh kepemimpinan Belanda selama satu abad di hampir setiap cabang perdagangan, keuangan, dan manufaktur global. 
  6. ^ French 2006, hlm. 3
  7. ^ Felton, Bruce; Fowler, Mark (1994). The Best, Worst and Most Unusual: Noteworthy Achievements, Events, Feats and Blunders of Every Conceivable Kind. Galahad Books. ISBN 0883658615. 
  8. ^ "The Tulipomania", Chapter 3, in Mackay 1841.
  9. ^ Thompson 2007, hlm. 99
  10. ^ Kindleberger 2005, hlm. 115
  11. ^ Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama Kuper
  12. ^ A pamphlet about the Dutch tulipomania Wageningen Digital Library, July 14, 2006. Retrieved on August 13, 2008.
  13. ^ Brunt, Alan; Walsh, John, "‘Broken’tulips and Tulip breaking virus", Microbiology Today, May, 2005, p. 68.
  14. ^ Garber 1989, hlm. 537
  15. ^ Dash 1999, hlm. 59–60
  16. ^ Goldgar 2007, hlm. 32
  17. ^ Goldgar 2007, hlm. 33

Referensi

Pranala luar