[go: nahoru, domu]

Lompat ke isi

Bank Digital BCA: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Dani1603 (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Dani1603 (bicara | kontrib)
 
Baris 20: Baris 20:


== Sejarah ==
== Sejarah ==
Bank ini memulai sejarahnya pada tanggal 25 Oktober 1965 dengan nama '''PT Bank Rakjat Parahyangan''', yang berkantor pusat di [[Ciparay]], [[Bandung]] dan berstatus [[bank perkreditan rakyat]]. Pada tanggal 21 Agustus 1982 namanya berubah menjadi PT Bank Pasar Rakyat Parahyangan, dan di tanggal 8 Januari 1990 namanya diganti lagi menjadi PT Bank Royal Indonesia yang berkantor pusat di Jakarta. Sejak 5 Oktober 1990 statusnya menjadi bank umum non-devisa yang bermodal dasar Rp 50 miliar.<Ref>[https://books.google.co.id/books?newbks=1&newbks_redir=0&hl=id&id=iNjsAAAAMAAJ&dq=bank+royal+soemedi&focus=searchwithinvolume&q=+soemedi Informasi, Volume 12,Masalah 145-150]</ref> Selama bertahun-tahun, bank ini dimiliki oleh keluarga Soemedi yang bergerak di industri baja lewat PT Master Steel. Kondisinya pun hanya menjadi bank kecil, dengan pada awal 2019 memiliki modal inti Rp 319,7 miliar, aset Rp 805 miliar, 7 kantor cabang dan kinerja keuangan yang sempat naik-turun. Fokusnya saat itu ada pada pembiayaan usaha kecil dan menengah.<ref>[https://katadata.co.id/happyfajrian/finansial/5e9a4e558a6bb/ini-profil-bank-royal-yang-diakusisi-bca-hampir-rp-1-triliun Ini Profil Bank Royal]</ref>
Bank ini memulai sejarahnya pada tanggal 25 Oktober 1965 dengan nama PT Bank Rakjat Parahyangan, yang berkantor pusat di [[Ciparay]], [[Bandung]] dan berstatus [[bank perkreditan rakyat]]. Pada tanggal 21 Agustus 1982 namanya berubah menjadi PT Bank Pasar Rakyat Parahyangan, dan di tanggal 8 Januari 1990 namanya diganti lagi menjadi PT Bank Royal Indonesia yang berkantor pusat di Jakarta. Sejak 5 Oktober 1990 statusnya menjadi bank umum non-devisa yang bermodal dasar Rp 50 miliar.<Ref>[https://books.google.co.id/books?newbks=1&newbks_redir=0&hl=id&id=iNjsAAAAMAAJ&dq=bank+royal+soemedi&focus=searchwithinvolume&q=+soemedi Informasi, Volume 12,Masalah 145-150]</ref> Selama bertahun-tahun, bank ini dimiliki oleh keluarga Soemedi yang bergerak di industri baja lewat PT Master Steel. Kondisinya pun hanya menjadi bank kecil, dengan pada awal 2019 memiliki modal inti Rp 319,7 miliar, aset Rp 805 miliar, 7 kantor cabang dan kinerja keuangan yang sempat naik-turun. Fokusnya saat itu ada pada pembiayaan usaha kecil dan menengah.<ref>[https://katadata.co.id/happyfajrian/finansial/5e9a4e558a6bb/ini-profil-bank-royal-yang-diakusisi-bca-hampir-rp-1-triliun Ini Profil Bank Royal]</ref>


Pada tanggal [[4 November]] [[2019]], [[Bank Central Asia]] telah mengakuisisi Bank Royal dalam transaksi bernilai Rp 988 miliar.<ref>[https://money.kompas.com/read/2019/11/04/214804626/bca-resmi-kuasai-bank-royal BCA Resmi Kuasai Bank Royal]</ref> BCA berkomitmen untuk menaikkan permodalan Bank Royal menjadi bank BUKU 2 dengan modal inti di atas Rp 1 triliun, di mana saat diakuisisi modal inti Bank Royal baru termasuk BUKU 1.<ref>[https://cnnindonesia.com/ekonomi/20191106172912-78-446125/bca-suntik-bank-royal-rp700-m-demi-fokus-ke-segmen-digital BCA Suntik Bank Royal Rp700 M Demi Fokus ke Segmen Digital] </ref> Sebagai realisasi dari akuisisi, dalam laporan tahunan [[2019]],<ref>[https://bcadigital.co.id/documents/AnualReport2019.pdf Laporan Tahunan 2019 Bank Royal]</ref> manajemen Bank Royal mengungkapkan telah mengalihkan kredit-kredit lancar dan dana pihak ketiga (tabungan, giro dan deposito) sebelum diakuisisi oleh BCA sejumlah masing-masing Rp 558 miliar dan Rp 617 miliar ke BCA dan/atau [[BCA Syariah]]. Pengalihan ini dikarenakan perubahan fokus perusahaan sesuai dengan rencana BCA ke depannya yang akan membuat Bank Royal sebagai bank digital.
Pada tanggal [[4 November]] [[2019]], [[Bank Central Asia]] telah mengakuisisi Bank Royal dalam transaksi bernilai Rp 988 miliar.<ref>[https://money.kompas.com/read/2019/11/04/214804626/bca-resmi-kuasai-bank-royal BCA Resmi Kuasai Bank Royal]</ref> BCA berkomitmen untuk menaikkan permodalan Bank Royal menjadi bank BUKU 2 dengan modal inti di atas Rp 1 triliun, di mana saat diakuisisi modal inti Bank Royal baru termasuk BUKU 1.<ref>[https://cnnindonesia.com/ekonomi/20191106172912-78-446125/bca-suntik-bank-royal-rp700-m-demi-fokus-ke-segmen-digital BCA Suntik Bank Royal Rp700 M Demi Fokus ke Segmen Digital] </ref> Sebagai realisasi dari akuisisi, dalam laporan tahunan [[2019]],<ref>[https://bcadigital.co.id/documents/AnualReport2019.pdf Laporan Tahunan 2019 Bank Royal]</ref> manajemen Bank Royal mengungkapkan telah mengalihkan kredit-kredit lancar dan dana pihak ketiga (tabungan, giro dan deposito) sebelum diakuisisi oleh BCA sejumlah masing-masing Rp 558 miliar dan Rp 617 miliar ke BCA dan/atau [[BCA Syariah]]. Pengalihan ini dikarenakan perubahan fokus perusahaan sesuai dengan rencana BCA ke depannya yang akan membuat Bank Royal sebagai bank digital.

Revisi terkini sejak 1 Januari 2024 04.38

PT Bank Digital BCA
Sebelumnya
PT Bank Rakjat Parahyangan (1965-1982)

PT Bank Pasar Rakyat Parahyangan (1982-1990)

PT Bank Royal Indonesia (1990-2020)
Perseroan terbatas
IndustriPerbankan (Perbankan bergerak)
Didirikan25 Oktober 1965; 59 tahun lalu (1965-10-25) (sebagai PT Bank Rakjat Parahyangan)
28 Mei 2020; 4 tahun lalu (2020-05-28) (sebagai PT Bank Digital BCA)
Kantor pusatThe City Tower, Menteng, Jakarta Pusat, Indonesia
Tokoh kunci
Lanny Budiati (Direktur Utama)
Produk
IndukBank Central Asia (2019 - sekarang)
Situs webbcadigital.co.id (Perusahaan)
blubybcadigital.id (Aplikasi Resmi)
Logo sebelumnya

Bank Digital BCA atau BCA Digital (sebelumnya bernama Bank Royal Indonesia) adalah lembaga keuangan berjenis perbankan digital. Bank ini berpusat di Gedung The City Tower Lantai 11, Menteng, Jakarta Pusat dan diresmikan pada tanggal 28 Mei 2020.

Bank ini memulai sejarahnya pada tanggal 25 Oktober 1965 dengan nama PT Bank Rakjat Parahyangan, yang berkantor pusat di Ciparay, Bandung dan berstatus bank perkreditan rakyat. Pada tanggal 21 Agustus 1982 namanya berubah menjadi PT Bank Pasar Rakyat Parahyangan, dan di tanggal 8 Januari 1990 namanya diganti lagi menjadi PT Bank Royal Indonesia yang berkantor pusat di Jakarta. Sejak 5 Oktober 1990 statusnya menjadi bank umum non-devisa yang bermodal dasar Rp 50 miliar.[1] Selama bertahun-tahun, bank ini dimiliki oleh keluarga Soemedi yang bergerak di industri baja lewat PT Master Steel. Kondisinya pun hanya menjadi bank kecil, dengan pada awal 2019 memiliki modal inti Rp 319,7 miliar, aset Rp 805 miliar, 7 kantor cabang dan kinerja keuangan yang sempat naik-turun. Fokusnya saat itu ada pada pembiayaan usaha kecil dan menengah.[2]

Pada tanggal 4 November 2019, Bank Central Asia telah mengakuisisi Bank Royal dalam transaksi bernilai Rp 988 miliar.[3] BCA berkomitmen untuk menaikkan permodalan Bank Royal menjadi bank BUKU 2 dengan modal inti di atas Rp 1 triliun, di mana saat diakuisisi modal inti Bank Royal baru termasuk BUKU 1.[4] Sebagai realisasi dari akuisisi, dalam laporan tahunan 2019,[5] manajemen Bank Royal mengungkapkan telah mengalihkan kredit-kredit lancar dan dana pihak ketiga (tabungan, giro dan deposito) sebelum diakuisisi oleh BCA sejumlah masing-masing Rp 558 miliar dan Rp 617 miliar ke BCA dan/atau BCA Syariah. Pengalihan ini dikarenakan perubahan fokus perusahaan sesuai dengan rencana BCA ke depannya yang akan membuat Bank Royal sebagai bank digital.

Pada tanggal 28 Mei 2020, PT Bank Royal Indonesia resmi mengubah namanya menjadi PT Bank Digital BCA.[6] Sedangkan layanan perbankan digitalnya resmi meluncur pada tanggal 2 Juli 2021, dengan nama "blu" atau "blu by BCA Digital".[7] Produk blu menawarkan fitur-fitur seperti bluSaving, bluGether dan bluDeposit, serta terintegrasi dengan seluruh ekosistem BCA induknya. Diperkirakan kurang dari setahun setelah diluncurkan (April 2022), nasabah blu telah mencapai 675.900.[8]

Referensi

[sunting | sunting sumber]

Pranala luar

[sunting | sunting sumber]