[go: nahoru, domu]

Lompat ke isi

Kromosom: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Hai
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
 
(36 revisi perantara oleh 17 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1: Baris 1:
[[Berkas:Chromosome.svg|jmpl|308x308px|Diagram{{Pranala mati|date=Mei 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }} dari sebuah kromosom eukariota selama [[metafase]] setelah mengalami replikasi dan [[kondensasi DNA|kondensasi]] (pemadatan). (1) [[Chromatid|Kromatid]] — salah satu dari dua bagian identik dari kromosom setelah [[fase S]]. (2) [[Sentromer]] — titik dua kromatid bersentuhan. (3) Lengan pendek (p). (4) Lengan panjang (q).]]{{genetika}}
'''Kromosom''' adalah sebuah molekul [[Asam deoksiribonukleat|DNA]] panjang yang mengandung sebagian atau seluruh [[Genom|materi genetik]] suatu organisme. Sebagian besar kromosom pada [[eukariota]] memiliki protein pengemas yang disebut [[histon]] yang, dibantu oleh [[Pendamping (protein)|protein pendamping]], mengikat dan [[Kondensasi DNA|memadatkan]] molekul DNA untuk menjaga integritasnya.<ref name="HammondStrømme2017">{{Cite journal|date=March 2017|title=Histone chaperone networks shaping chromatin function|journal=Nature Reviews. Molecular Cell Biology|volume=18|issue=3|pages=141–158|doi=10.1038/nrm.2016.159|pmc=5319910|pmid=28053344|vauthors=Hammond CM, Strømme CB, Huang H, Patel DJ, Groth A}}</ref><ref>{{Cite book|last=Wilson|first=John|year=2002|url=https://archive.org/details/molecularbiolog000wils|title=Molecular biology of the cell : a problems approach|location=New York|publisher=Garland Science|isbn=978-0-8153-3577-1|url-access=registration}}</ref> Kromosom-kromosom ini menampilkan struktur tiga dimensi yang kompleks, yang berperan penting dalam [[regulasi transkripsi]].<ref>{{Cite journal|last=Bonev|first=Boyan|last2=Cavalli|first2=Giacomo|date=14 October 2016|title=Organization and function of the 3D genome|journal=Nature Reviews Genetics|language=en|volume=17|issue=11|pages=661–678|doi=10.1038/nrg.2016.112|issn=1471-0056|pmid=27739532}}</ref>
{{refimprove}}
[[Berkas:chromosome.png|frame|'''Gambar 1:''' Kromosom. (1) <font color="#0000FF">Kromatid</font>. Salah satu dari dua bagian identik SULTAN WAFI & BOGEL GOREGORE SQUAD[[fase S]] pada pembelahan sel. (2) <font color="#FF0000">Sentromer</font>. Tempat BACOT kedua kromatid, dan tempat melekatnya mikrotubulus. (3) Lengan pendek (4) Lengan panjang.]]


Kromosom biasanya terlihat di bawah [[mikroskop cahaya]] hanya selama [[metafase]] pada [[pembelahan sel]] (ketika semua kromosom berjajar di tengah sel dalam bentuk terpadatkan atau ter[[kondensasi]]).<ref>{{Cite book|last=Alberts|first=Bruce|last2=Bray|first2=Dennis|last3=Hopkin|first3=Karen|last4=Johnson|first4=Alexander|last5=Lewis|first5=Julian|last6=Raff|first6=Martin|last7=Roberts|first7=Keith|last8=Walter|first8=Peter|date=2014|title=Essential Cell Biology|location=New York, NY, USA|publisher=Garland Science|isbn=978-0-8153-4454-4|edition=Fourth|pages=621–626}}</ref> Sebelum ini terjadi, setiap kromosom diduplikasi ([[fase S]]) dan kedua salinan digabungkan oleh [[sentromer]] sehingga membentuk struktur berbentuk X (jika sentromer terletak di ekuator) atau membentuk struktur dua lengan (jika sentromer terletak di bagian tepi). Salinan yang bergabung ini sekarang disebut [[kromatid saudara]]. Selama metafase, struktur berbentuk X disebut kromosom metafase yang sangat memadat sehingga mudah dibedakan dan dipelajari.<ref name="vlp.mpiwg-berlin.mpg.de2">{{Cite book|last=Schleyden|first=M. J.|year=1847|url=http://vlp.mpiwg-berlin.mpg.de/library/data/lit28715?|title=Microscopical researches into the accordance in the structure and growth of animals and plants}}</ref> Dalam sel hewan, kromosom mencapai tingkat pemadatan tertinggi ketika [[anafase]] selama proses [[segregasi kromosom]].<ref>{{Cite journal|date=June 2016|title=Chromosome condensation and decondensation during mitosis|journal=Current Opinion in Cell Biology|volume=40|pages=15–22|doi=10.1016/j.ceb.2016.01.013|pmid=26895139|vauthors=Antonin W, Neumann H}}</ref>
'''Kromosom''' ({{lang-el|chroma}}, warna; dan ''soma'', badan) merupakan struktur di dalam [[sel (biologi)|sel]] berupa deret panjang [[molekul]] yang terdiri dari [[satu]] [[molekul]] [[DNA]]<ref>{{en}}{{cite web
| url = http://users.rcn.com/jkimball.ma.ultranet/BiologyPages/C/Chromosomes.html
| title = Chromosomes
| accessdate = 2010-08-12
| work = John Kimball
}}</ref> dan berbagai [[protein]] terkait yang merupakan [[genetika|informasi genetik]] suatu [[organisme]],<ref>{{en}}{{cite book
|title = Molecular Biology of the Cell
|author = Bruce Alberts, Alexander Johnson, Julian Lewis, Martin Raff, Keith Roberts, dan Peter Walter
|work =
|isbn = 0-8153-4072-9
|edition = 4
|year = 2002
|page = Chromosome
|publisher = Garland Science
|url = http://www.ncbi.nlm.nih.gov/bookshelf/br.fcgi?book=mboc4&part=A4754&rendertype=def-item&id=A4977
|accessdate = 2010-08-12
}}</ref> seperti molekul kelima jenis [[histon]] dan [[faktor transkripsi]] yang terdapat pada beberapa deret, dan termasuk [[gen]] [[sekuens regulator|unsur regulator]] dan [[sekuens genetik|sekuens nukleotida]]. Kromosom yang berada di dalam [[inti sel|nukleus]] sel [[eukariota]], secara khusus disebut [[kromatin]].<ref>{{en}}{{cite web
| url = http://users.rcn.com/jkimball.ma.ultranet/BiologyPages/N/Nucleus.html
| title = The Nucleus
| accessdate = 2010-08-12
| work = John Kimball
}}</ref>


[[Rekombinasi genetika|Rekombinasi]] kromosom selama [[meiosis]] dan [[reproduksi seksual]] berperan penting dalam [[keanekaragaman genetik]]. Jika kromosom dimanipulasi secara tidak benar, melalui proses yang dikenal sebagai ketidakstabilan dan translokasi kromosom, sel dapat mengalami [[bencana mitosis]]. Biasanya, hal ini akan membuat sel memulai [[apoptosis]] yang menyebabkan kematiannya sendiri, tetapi terkadang mutasi dalam sel menghambat proses ini dan menyebabkan perkembangan kanker.
Dalam kromosom [[eukariota]], DNA yang tidak terkondensasi berada dalam struktur order-quasi dalam [[nukleus sel|nukleus]], di mana ia membungkus [[histon]] ([[protein]] struktural, Gambar 1), dan di mana material komposit ini disebut [[kromatin]]. Selama [[mitosis]] (pembelahan sel), kromosom terkondensasi dan disebut kromosom [[metafase]]. Hal ini menyebabkan masing-masing kromosom dapat diamati melalui [[mikroskop]] optik.


Beberapa orang menggunakan istilah kromosom dalam arti yang lebih luas, untuk merujuk pada bagian-bagian individual [[kromatin]] dalam sel, baik yang terlihat maupun tidak terlihat di bawah mikroskop cahaya. Orang lain menggunakan konsep kromosom dalam arti yang lebih sempit untuk merujuk pada bagian-bagian individual dari kromatin selama pembelahan sel, yang terlihat di bawah mikroskop cahaya karena kondensasi yang tinggi.
Setiap kromosom memiliki dua lengan, yang pendek disebut '''lengan p''' (dari [[bahasa Perancis]] ''petit'' yang berarti kecil) dan lengan yang panjang '''lengan q''' (q mengikuti p dalam alfabet).


== Etimologi ==
[[Prokariota]] tidak memiliki histon atau nukleus. Dalam keadaan santainya, DNA dapat diakses untuk [[transkripsi]], regulasi, dan [[replikasi]].
Kata ''kromosom'' ({{IPAc-en|ˈ|k|r|oʊ|m|ə|ˌ|s|oʊ|m|,_|-|ˌ|z|oʊ|m}} <ref>{{Citation|last=Jones|first=Daniel|author-link=Daniel Jones (phonetician)|title=English Pronouncing Dictionary|editor1=Peter Roach|editor2=James Hartmann|editor3=Jane Setter|place=Cambridge|publisher=Cambridge University Press|origyear=1917|year=2003|isbn=978-3-12-539683-8}}</ref><ref>{{Cite Merriam-Webster|Chromosome}}</ref>) berasal dari [[bahasa Yunani]] {{Lang|grc|χρῶμα}} (''chroma'', "warna") dan {{Lang|grc|σῶμα}} (''soma'', "badan") yang menggambarkan sifat pewarnaannya yang kuat saat dicat dengan [[Bahan pewarna|zat warna]] tertentu.<ref>{{Cite book|last=Coxx|first=H. J.|date=1925|url=https://archive.org/stream/biologicalstains00conn/biologicalstains00conn_djvu.txt|title=Biological Stains – A Handbook on the Nature and Uses of the Dyes Employed in the Biological Laboratory|publisher=Commission on Standardization of Biological Stains}}</ref> Istilah ini diciptakan oleh ilmuwan Jerman [[Heinrich Wilhelm Gottfried von Waldeyer-Hartz|von Waldeyer-Hartz]],<ref>{{Cite journal|year=1888|title=Über Karyokinese und ihre Beziehungen zu den Befruchtungsvorgängen|journal=Archiv für Mikroskopische Anatomie und Entwicklungsmechanik|volume=32|page=27|vauthors=Waldeyer-Hartz}}</ref> mengacu pada istilah [[kromatin]] yang diperkenalkan oleh [[Walther Flemming]], penemu [[pembelahan sel]].


== Sejarah penemuan ==
Kromosom pertama kali diamati oleh [[Karl Wilhelm von Nägeli]] pada [[1842]] dan ciri-cirinya dijelaskan dengan detail oleh [[Walther Flemming]] pada [[1882]]. Sedangkan Prinsip-prinsip klasik [[genetika]] merupakan pemikiran [[deduksi]] dari [[Gregor Mendel]] pada tahun 1865<ref>{{en}}{{cite book
{{multiple image
|title = The Cell - A Molecular Approach
| align = right
|author = Geoffrey M. Cooper
| image1 = Walter sutton.jpg
|work = Boston University
| width1 = 140
|isbn = 0-87893-106-6
|edition = 2
| alt1 =
|year = 2000
| caption1 =
| image2 = Theodor Boveri.jpg
|page = Heredity, Genes, and DNA
| width2 = 120
|publisher = Sunderland (MA): Sinauer Associates
| alt2 =
|url = http://www.ncbi.nlm.nih.gov/bookshelf/br.fcgi?book=cooper&part=A417
| caption2 =
|accessdate = 2010-08-12
}}</ref> yang banyak diabaikan orang hingga tahun 1902, [[Walter Sutton]] dan [[Theodor Boveri]] menemukan kesamaan antara perilaku kromosom saat [[meiosis]] dengan [[hukum Mendel]] dan menarik kesimpulan bahwa kromosom merupakan pembawa [[gen]].<ref>{{en}}{{cite book
| footer = [[Walter Sutton]] (kiri) dan [[Theodor Boveri]] (kanan) secara terpisah mengembangkan teori pewarisan kromosom pada 1902.
}}
|title = An Introduction to Genetic Analysis
Ilmuwan Jerman [[Matthias Jakob Schleiden|Schleiden]],<ref name="vlp.mpiwg-berlin.mpg.de2"/> [[Rudolf Virchow|Virchow]], dan [[Otto Bütschli|Bütschli]] termasuk di antara ilmuwan pertama yang mengenali struktur yang sekarang dikenal sebagai kromosom.<ref>{{Cite journal|year=2013|title=Otto Bütschli (1848–1920) Where we will genuflect?|url=http://protistology.ifmo.ru/num8_1/fokin_protistology_8-1.pdf|journal=Protistology|volume=8|issue=1|pages=22–35|vauthors=Fokin SI}}</ref> Dalam serangkaian percobaan yang dimulai pada pertengahan 1880-an, [[Theodor Boveri]] memberikan kontribusi yang pasti untuk menjelaskan bahwa kromosom adalah [[Vektor (biologi molekuler)|vektor]] yang berkontribusi terhadap hereditas, dengan dua pengertian yang kemudian dikenal sebagai 'kesinambungan kromosom' dan 'individualitas kromosom'.<ref>{{Cite journal|last=Maderspacher|first=Florian|date=2008|title=Theodor Boveri and the natural experiment|url=https://linkinghub.elsevier.com/retrieve/pii/S0960982208002479|journal=Current Biology|language=en|volume=18|issue=7|pages=R279–R286|doi=10.1016/j.cub.2008.02.061|pmid=18397731}}</ref>
|author = Anthony JF Griffiths, Jeffrey H Miller, David T Suzuki, Richard C Lewontin, and William M Gelbart
|work = University of British Columbia, University of California, Harvard University
|isbn = 0-7167-3520-2
|edition = 7
|year = 2000
|page = Historical development of the chromosome theory
|publisher = W. H. Freeman
|url = http://www.ncbi.nlm.nih.gov/bookshelf/br.fcgi?book=iga&part=A464
|accessdate = 2010-08-13
}}</ref> Hasil penelitian keduanya dikenal sebagai [[teori Sutton-Boveri]] atau [[hipotesis]] Sutton-Boveri atau teori [[hereditas]] kromosom, yang menjadi kontroversi dan perdebatan para pakar kala itu.


[[Wilhelm Roux]] berpendapat bahwa setiap kromosom membawa [[Beban genetik|konfigurasi genetik yang]] berbeda, dan Boveri mampu menguji dan mengonfirmasi hipotesis ini. Dibantu oleh penemuan kembali pada awal tahun 1900-an dari karya awal [[Gregor Mendel]], Boveri dapat menunjukkan hubungan antara aturan pewarisan dan perilaku kromosom. Boveri memengaruhi dua generasi ahli sitologi Amerika: [[Edmund Beecher Wilson]], [[Nettie Stevens]], [[Walter Sutton]], dan [[Pelukis Theophilus|Theophilus Painter]]; semuanya dipengaruhi oleh Boveri (Wilson, Stevens, dan Painter benar-benar bekerja dengannya).<ref>{{Cite book|last=Carlson|first=Elof A.|date=2004|url=http://www.cshlpress.com/pdf/sample/mendel7.pdf|title=Mendel's Legacy: The Origin of Classical Genetics|location=Cold Spring Harbor, NY|publisher=Cold Spring Harbor Laboratory Press|isbn=978-087969675-7|pages=88}}</ref>
Pada [[1910]], [[Thomas Hunt Morgan]] membuktikan bahwa kromosom merupakan pembawa [[gen]]. Pada tahun 1955, [[Joe Hin Tjio]], seorang ilmuwan Amerika kelahiran Indonesia berhasil membuktikan bahwa kromosom manusia terdiri dari 23 pasang, bukan 24 pasang seperti yang diyakini para ahli genetika sejak lama.

Dalam buku teksnya yang terkenal, ''Sel dalam Perkembangan dan Hereditas'', Wilson mengaitkan karya independen Boveri dan Sutton (keduanya sekitar tahun 1902) dengan menamai teori pewarisan kromosom sebagai [[teori kromosom Boveri-Sutton]] (penulisan namanya terkadang terbalik).<ref>Wilson, E.B. (1925). ''The Cell in Development and Heredity'', Ed. 3. Macmillan, New York. p. 923.</ref> [[Ernst Mayr]] berkomentar bahwa teori itu diperdebatkan dengan panas oleh beberapa ahli genetika terkenal: [[William Bateson]], [[Wilhelm Johannsen]], [[Richard Goldschmidt]], dan [[Thomas Hunt Morgan|T.H. Morgan]], semuanya melibatkan perubahan pikiran yang agak dogmatis. Akhirnya, bukti lengkap datang dari peta kromosom di laboratorium Morgan sendiri.<ref>Mayr, E. (1982). ''The growth of biological thought''. Harvard. p. 749.</ref>

Jumlah kromosom manusia diterbitkan pada tahun 1923 oleh [[Pelukis Theophilus|Theophilus Painter]]. Dengan pemeriksaan melalui mikroskop, ia menghitung 24 pasang, yang berarti 48 kromosom. Kesalahannya ditiru oleh orang lain dan baru pada tahun 1956 angka sebenarnya, 46, dipastikan oleh ahli sitogenetik kelahiran Indonesia [[Tjio Joe Hin|Joe Hin Tjio]].<ref>{{Cite web|last=Matthews|first=Robert|title=The bizarre case of the chromosome that never was|url=http://blogs.saschina.org/pudongtok/files/2010/03/Problems-with-authority-in-Science.pdf|archive-url=https://web.archive.org/web/20131215103947/http://blogs.saschina.org/pudongtok/files/2010/03/Problems-with-authority-in-Science.pdf|archive-date=15 December 2013|access-date=13 July 2013|url-status=dead}}{{self-published inline|date=November 2013}}</ref>

== Prokariota ==
[[File:DNA transcription.svg|jmpl|280x280px|Organisasi{{Pranala mati|date=juli 2023 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}]]
{{Main|Nukleoid}}
[[Prokariota]]—bakteri dan [[arkea]]—biasanya memiliki satu [[kromosom melingkar]], tetapi ada banyak variasi.<ref>{{Cite journal|date=November 2006|title=Chromosome organization and segregation in bacteria|journal=Journal of Structural Biology|volume=156|issue=2|pages=292–303|doi=10.1016/j.jsb.2006.05.007|pmid=16860572|vauthors=Thanbichler M, Shapiro L}}</ref> Kromosom sebagian besar bakteri, yang oleh beberapa penulis lebih suka disebut [[Nukleoid|genofora]], dapat memiliki ukuran yang [[Nukleoid|bervariasi]]; mulai dari 130.000 [[pasangan basa]] pada bakteri [[Endosimbion|endosimbiotik]] ''[[Candidatus Hodgkinia cicadicola]]''<ref name="mccutcheon2014">{{Cite journal|date=September 2014|title=Sympatric speciation in a bacterial endosymbiont results in two genomes with the functionality of one|journal=Cell|volume=158|issue=6|pages=1270–1280|doi=10.1016/j.cell.2014.07.047|pmid=25175626|vauthors=Van Leuven JT, Meister RC, Simon C, McCutcheon JP}}</ref> dan ''[[Candidatus Tremblaya princeps]]'',<ref>{{Cite journal|date=August 2011|title=An interdependent metabolic patchwork in the nested symbiosis of mealybugs|journal=Current Biology|volume=21|issue=16|pages=1366–72|doi=10.1016/j.cub.2011.06.051|pmc=3169327|pmid=21835622|vauthors=McCutcheon JP, von Dohlen CD}}</ref> hingga lebih dari 14.000.000 pasangan basa pada bakteri bawah tanah ''[[Sorangium cellulosum]]''.<ref>{{Cite journal|date=2013|title=Extraordinary expansion of a Sorangium cellulosum genome from an alkaline milieu|journal=Scientific Reports|volume=3|pages=2101|bibcode=2013NatSR...3E2101H|doi=10.1038/srep02101|pmc=3696898|pmid=23812535|vauthors=Han K, Li ZF, Peng R, Zhu LP, Zhou T, Wang LG, Li SG, Zhang XB, Hu W, Wu ZH, Qin N, Li YZ}}</ref> [[Spiroket]] dari [[genus]] ''[[Borrelia]]'' merupakan pengecualian penting, misalnya bakteri ''[[Borrelia burgdorferi]]'', penyebab [[penyakit Lyme]], yang memiliki kromosom ''linier'' tunggal.<ref>{{Cite journal|date=December 1993|title=Linear plasmids and chromosomes in bacteria|url=https://zenodo.org/record/1230611|journal=Molecular Microbiology|volume=10|issue=5|pages=917–22|doi=10.1111/j.1365-2958.1993.tb00963.x|pmid=7934868|vauthors=Hinnebusch J, Tilly K}}</ref>

Kromosom prokariota memiliki struktur berbasis-urutan yang lebih sedikit dibandingkan kromosom [[eukariota]]. Bakteri biasanya memiliki satu titik ([[asal replikasi]]), tempat replikasi dimulai, sedangkan beberapa arkea memiliki beberapa titik asal replikasi.<ref>{{Cite journal|date=September 2004|title=Multiple origins of replication in archaea|journal=Trends in Microbiology|volume=12|issue=9|pages=399–401|doi=10.1016/j.tim.2004.07.001|pmid=15337158|vauthors=Kelman LM, Kelman Z}}</ref> Gen-gen pada prokariota sering diatur oleh [[operon]], dan biasanya tidak mengandung [[intron]], tidak seperti eukariota.

=== Pengemasan DNA ===
Prokariota tidak memiliki inti. Oleh karenanya, DNA mereka diatur menjadi struktur yang disebut [[nukleoid]].<ref>{{Cite journal|date=October 2005|title=The bacterial nucleoid: a highly organized and dynamic structure|journal=Journal of Cellular Biochemistry|volume=96|issue=3|pages=506–21|doi=10.1002/jcb.20519|pmid=15988757|vauthors=Thanbichler M, Wang SC, Shapiro L}}</ref><ref name="pmid24158908">{{Cite journal|date=November 2013|title=High-resolution mapping of the spatial organization of a bacterial chromosome|journal=Science|volume=342|issue=6159|pages=731–4|bibcode=2013Sci...342..731L|doi=10.1126/science.1242059|pmc=3927313|pmid=24158908|vauthors=Le TB, Imakaev MV, Mirny LA, Laub MT}}</ref> Nukleoid merupakan struktur khusus yang menempati area tertentu dalam sel bakteri. Struktur ini bersifat dinamis serta dipelihara dan dimodel ulang oleh tindakan berbagai protein seperti histon, yang berasosiasi dengan kromosom bakteri.<ref>{{Cite journal|date=December 1998|title=Diversity of prokaryotic chromosomal proteins and the origin of the nucleosome|journal=Cellular and Molecular Life Sciences|volume=54|issue=12|pages=1350–64|doi=10.1007/s000180050259|pmid=9893710|vauthors=Sandman K, Pereira SL, Reeve JN}}</ref> Pada [[arkea]], DNA dalam kromosom bahkan lebih terorganisir; DNA mereka dikemas dalam struktur yang mirip dengan nukleosom pada eukariota.<ref>{{Cite journal|date=March 2000|title=Structure and functional relationships of archaeal and eukaryal histones and nucleosomes|journal=Archives of Microbiology|volume=173|issue=3|pages=165–9|doi=10.1007/s002039900122|pmid=10763747|vauthors=Sandman K, Reeve JN}}</ref><ref>{{Cite journal|date=November 1997|title=Archaeal nucleosomes|journal=Proceedings of the National Academy of Sciences of the United States of America|volume=94|issue=23|pages=12633–7|bibcode=1997PNAS...9412633P|doi=10.1073/pnas.94.23.12633|pmc=25063|pmid=9356501|vauthors=Pereira SL, Grayling RA, Lurz R, Reeve JN}}</ref>

Bakteri tertentu juga mengandung [[plasmid]] atau [[DNA ekstrachromosomal|DNA ekstrakromosomal]] lainnya, yang berupa struktur melingkar di [[sitoplasma]] yang mengandung DNA seluler dan berperan dalam [[transfer gen horizontal]].<ref name="vlp.mpiwg-berlin.mpg.de2"/> Pada prokariota (lihat [[nukleoid]]) dan virus,<ref name="sciencedirect.com">{{Cite journal|date=April 2000|title=Structures of virus and virus-like particles|journal=Current Opinion in Structural Biology|volume=10|issue=2|pages=229–35|doi=10.1016/S0959-440X(00)00073-7|pmid=10753814|vauthors=Johnson JE, Chiu W}}</ref> DNA-nya sering kali dikemas dengan padat dan teratur; dalam kasus [[arkea]], oleh homolog histon eukariotik, dan dalam kasus bakteri, oleh protein [[Protein penyusun nukleoid seperti histon|mirip histon]]. Kromosom bakteri cenderung terikat pada [[Membran sel|membran plasma]] bakteri. Dalam penerapan biologi molekuler, hal ini memungkinkan isolasi kromosom bakteri dari DNA plasmid. Seperti DNA eukariota, kromosom prokariota dan plasmid umumnya bersifat [[Superkoil DNA|superkoil]] (sangat menggulung). Pertama-tama, DNA harus diubah ke keadaan terurai untuk mengakses [[Transkripsi (genetik)|transkripsi]], regulasi, dan [[Replikasi DNA|replikasi]].

== Eukariota ==
[[Berkas:Eukaryote_DNA-en.svg|jmpl|280x280px|Organisasi{{Pranala mati|date=Mei 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }} DNA dalam sel eukariotik]]{{Main|Kromatin}}
Setiap kromosom organisme eukariota terdiri dari molekul DNA linier panjang yang terkait dengan protein, membentuk kompleks protein dan DNA yang padat yang disebut ''[[kromatin]].'' Kromatin mengandung sebagian besar DNA suatu organisme, tetapi [[DNA mitokondria|sejumlah kecil DNA]] yang diturunkan secara maternal dapat ditemukan di [[mitokondria]]. Kromatin ditemukan di hampir semua [[Sel (biologi)|sel]], dengan beberapa pengecualian, misalnya [[sel darah merah]]. Histon, suatu jenis protein, bertanggung jawab atas unit pertama dan paling dasar dari organisasi kromosom, yaitu [[nukleosom]].

Sel eukariota (sel berinti seperti yang ditemukan pada tumbuhan, fungi, dan hewan) memiliki beberapa kromosom linier besar yang terkandung dalam inti sel. Setiap kromosom memiliki satu [[sentromer]], dengan satu atau dua lengan yang terlihat menonjol dari sentromer, meskipun dalam banyak keadaan, lengan ini tidak terlihat seperti itu. Selain itu, kebanyakan eukariota memiliki [[DNA mitokondria|genom]] [[mitokondria]] yang melingkar dan kecil, dan beberapa eukariota mungkin memiliki tambahan kromosom [[sitoplasma]] melingkar atau linier yang kecil.
[[Berkas:Chromatin_Structures.png|pus|jmpl|850x850px|Struktur{{Pranala mati|date=Mei 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }} utama dalam pemadatan [[Asam deoksiribonukleat|DNA]]: [[Asam deoksiribonukleat|DNA]], [[nukleosom]], serat "manik-manik-di-tali" 10 nm, serat 30&nbsp;nm, dan kromosom [[metafase]].]]
Dalam kromosom di inti sel [[eukariota]], DNA yang tidak terkondensasi berada dalam struktur setengah teratur. Ia membungkus histon ([[protein]] struktural), membentuk material komposit yang disebut [[kromatin]].

=== Kromatin interfase ===
Pengemasan DNA menjadi nukleosom menyebabkan serat berukuran 10 nanometer memadat dan membentuk serat berukuran 30&nbsp;nm.<ref name=":02">{{Cite book|last=Cooper|first=G.M.|year=2019|title=The Cell|publisher=[[Oxford University Press]]|isbn=978-1605357072|edition=8}}</ref> Sebagian besar eukromatin selama interfase tampak dalam bentuk serat 30&nbsp;nm.<ref name=":02"/> Struktur kromatin berada daam keadaan yang lebih terdekondensasi, yaitu konformasi 10&nbsp;nm yang memungkinkan transkripsi.<ref name=":02"/>
[[Berkas:Heterochromatin_vs._euchromatin.svg|jmpl|398x398px|Heterokromatin{{Pranala mati|date=Mei 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }} vs. eukromatin]]
Selama [[interfase]] (periode [[siklus sel]] ketika sel tidak membelah), dua jenis [[kromatin]] dapat dibedakan: (1) [[eukromatin]], yang terdiri dari DNA yang aktif, misalnya DNA yang sedang diekspresikan menjadi protein; dan (2) [[heterokromatin]], yang sebagian besar terdiri dari DNA tidak aktif. Kromatin jenis ini tampaknya melayani tujuan struktural selama tahap kromosomal. Heterokromatin selanjutnya dapat dibedakan menjadi dua jenis: (a) heterokromatin konstitutif yang tidak pernah diekspresikan, yang terletak di sekitar sentromer dan biasanya berisi [[Urutan berulang (DNA)|urutan berulang]]; dan (b) heterokromatin fakultatif, yang terkadang diekspresikan.

=== Kromatin metafase dan pembelahan ===
[[Berkas:HumanChromosomesChromomycinA3.jpg|kiri|jmpl|200x200px|Kromosom{{Pranala mati|date=Mei 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }} manusia selama [[metafase]]]]
[[Berkas:Stages_of_early_mitosis_in_a_vertebrate_cell_with_micrographs_of_chromatids.svg|ka|jmpl|Tahapan{{Pranala mati|date=Mei 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }} mitosis awal dalam sel vertebrata dengan mikrograf yang menunjukkan kromatid]]
Pada tahap awal [[mitosis]] atau [[meiosis]] (pembelahan sel), heliks ganda kromatin menjadi jauh lebih memadat. Mereka berhenti berfungsi sebagai materi genetik yang dapat diakses [[Transkripsi (genetik)|(transkripsi]] berhenti) dan menjadi bentuk padat yang dapat diangkut. Putaran serat kromatin 30&nbsp;nm diperkirakan terlipat lebih jauh untuk membentuk kromosom metafase padat dalam sel yang mengalami mitosis. Pemadatan DNA diperkirakan sekitar 10.000 kali lipat.<ref name=":02"/>

Perancah (penopang) kromosom yang terbuat dari protein seperti [[kondensin]], [[TOP2A]] dan [[KIF4A|KIF4]],<ref>{{Cite journal|last=Poonperm|first=Rawin|last2=Takata|first2=Hideaki|last3=Hamano|first3=Tohru|last4=Matsuda|first4=Atsushi|last5=Uchiyama|first5=Susumu|last6=Hiraoka|first6=Yasushi|last7=Fukui|first7=Kiichi|date=2015-07-01|title=Chromosome Scaffold is a Double-Stranded Assembly of Scaffold Proteins|journal=Scientific Reports|volume=5|issue=1|pages=11916|bibcode=2015NatSR...511916P|doi=10.1038/srep11916|issn=2045-2322|pmc=4487240|pmid=26132639}}</ref> berperan penting dalam menahan kromatin menjadi kromosom yang padat. Putaran struktur 30&nbsp;nm semakin memadat, dibantu oleh protein penopang, membentuk tatanan struktur yang lebih tinggi.<ref>{{Cite book|last=Lodish|first=U.H.|last2=Lodish|first2=H.|last3=Berk|first3=A.|last4=Kaiser|first4=C.A.|last5=Kaiser|first5=C.|last6=Kaiser|first6=U.C.A.|last7=Krieger|first7=M.|last8=Scott|first8=M.P.|last9=Bretscher|first9=A.|date=2008|title=Molecular Cell Biology|publisher=W. H. Freeman|isbn=978-0-7167-7601-7}}</ref>

Bentuk yang sangat padat ini membuat kromosom individual menjadi terlihat, dan mereka membentuk struktur empat lengan yang klasik, yakni sepasang [[kromatid]] saudara yang menempel satu sama lain di [[sentromer]]. Lengan yang lebih pendek disebut ''lengan p'' (dari bahasa Prancis ''petit'', kecil) dan lengan yang lebih panjang disebut ''lengan q'' (''q'' mengikuti ''p'' dalam alfabet Latin; qg "grande"; alternatifnya kadang-kadang dikatakan q adalah kependekan dari ''queue yang'' berarti ekor dalam bahasa Prancis<ref>"[http://www.nature.com/scitable/topicpage/chromosome-mapping-idiograms-302 Chromosome Mapping: Idiograms]" ''Nature Education'' – 13 August 2013</ref>). Periode ini adalah satu-satunya konteks alami ketika kromosom individual dapat terlihat melalui [[mikroskop]] optik.

Kromosom metafase pada mitosis dideskripsikan sebagai susunan yang terkompresi secara longitudinal, yang terorganisir secara linier dari putaran kromatin yang berurutan.<ref name="pmid24200812">{{Cite journal|date=November 2013|title=Organization of the mitotic chromosome|journal=Science|volume=342|issue=6161|pages=948–53|bibcode=2013Sci...342..948N|doi=10.1126/science.1236083|pmc=4040465|pmid=24200812|vauthors=Naumova N, Imakaev M, Fudenberg G, Zhan Y, Lajoie BR, Mirny LA, Dekker J}}</ref> Selama mitosis, [[mikrotubulus]] tumbuh dari sentrosom yang terletak di ujung berlawanan dari sel. Mikrotubulus juga menempel pada sentromer pada struktur khusus yang disebut [[kinetokor]], yang salah satunya terdapat pada setiap kromatid saudara. Urutan basa DNA khusus di wilayah kinetokor, bersama dengan protein khusus, memungkinkan perlekatan yang lebih tahan lama di wilayah ini. Mikrotubulus kemudian menarik kromatid ke arah sentrosom, sehingga setiap sel anak mewarisi satu set kromatid. Setelah sel membelah, kromatid kembali diuraikan dan DNA dapat ditranskripsikan kembali. Terlepas dari penampilannya, kromosom secara struktural sangat terkondensasi, yang memungkinkan struktur DNA raksasa ini terkandung di dalam inti sel.

=== Kromosom manusia ===
[[Berkas:Genes_and_base_pairs_on_chromosomes.svg|bingkai|Perkiraan{{Pranala mati|date=Mei 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }} jumlah gen dan pasangan basa (dalam jutaan) pada setiap kromosom manusia]]
Kromosom pada manusia dapat dibagi menjadi dua jenis: [[autosomal|autosom]] (kromosom tubuh) dan alosom ([[kromosom seks]]). Ciri genetik tertentu dikaitkan dengan jenis kelamin seseorang dan diturunkan melalui kromosom seks, sementara autosom berisi informasi herediter genetik lainnya. Semua kromosom bertindak dengan cara yang sama selama pembelahan sel. Sel manusia memiliki 23 pasang kromosom (22 pasang autosom dan satu pasang kromosom seks), sehingga totalnya 46 kromosom dalam setiap sel. Selain itu, sel manusia memiliki ratusan salinan [[DNA mitokondria|genom mitokondria]]. [[Pengurutan DNA|Pengurutan]] [[genom manusia]] telah memberikan banyak informasi tentang setiap kromosom. Di bawah ini adalah tabel berisi statistik untuk kromosom, berdasarkan informasi genom manusia dari [[Institut Sanger|Sanger Institute]] dalam [[Proyek Anotasi Vertebrata dan Genom|basis data Vertebrate Genome Annotation (VEGA)]].<ref>[http://vega.sanger.ac.uk/Homo_sapiens/index.html Vega.sanger.ad.uk], semua data di tabel ini diambil dari basis data ini, 11 November 2008.</ref> Jumlah gen merupakan perkiraan, karena sebagian didasarkan pada [[prediksi gen]]. Panjang kromosom total juga merupakan perkiraan, berdasarkan perkiraan ukuran daerah [[heterokromatin]] yang tidak berurutan.

{| class="wikitable sortable" style="text-align:right"
|+
|-
! Kromosom !! [[Gen]]<ref>{{Cite web|url=http://apr2013.archive.ensembl.org/Homo_sapiens/Location/Chromosome?r=1:1-1000000|title=Ensembl genome browser 71: Homo sapiens – Chromosome summary – Chromosome 1: 1–1,000,000|website=apr2013.archive.ensembl.org|access-date=11 April 2016}}</ref> !! Jumlah [[Basa nukleotida|pasangan basa]] !! % basa !! Urutan pasangan basa<ref>Persentase urutan berdasarkan fraksi bagian eukromatin, sebagaimana tujuan [[Human Genome Project]] hanya menentukan bagian [[eukromatin]] dari genom. [[Telomer]], [[sentromer]], dan bagian [[heterokromatin]] lainnya belum ditentukan, karena memiliki sejumlah kecil celah yang tidak bisa diklasifikasikan. Lihat https://www.ncbi.nlm.nih.gov/genome/seq/ untuk informasi lebih lanjut tentang Human Genome Project.</ref>
!% urutan pasangan basa
|-
| [[Kromosom 1 (manusia)|1]] ||2000|| 247,199,719 ||8.0|| 224,999,719
|91.02%
|-
| [[Kromosom 2 (manusia)|2]] ||1300|| 242,751,149 ||7.9|| 237,712,649
|97.92%
|-
| [[Kromosom 3 (manusia)|3]] ||1000|| 199,446,827 ||6.5|| 194,704,827
|97.62%
|-
| [[Kromosom 4 (manusia)|4]] ||1000|| 191,263,063 ||6.2|| 187,297,063
|97.93%
|-
| [[Kromosom 5 (manusia)|5]] ||900|| 180,837,866 ||5.9|| 177,702,766
|98.27%
|-
| [[Kromosom 6 (manusia)|6]] ||1000|| 170,896,993 ||5.5|| 167,273,993
|97.88%
|-
| [[Kromosom 7 (manusia)|7]] ||900|| 158,821,424 ||5.2|| 154,952,424
|97.56%
|-
| [[Kromosom 8 (manusia)|8]] ||700|| 146,274,826 ||4.7|| 142,612,826
|97.50%
|-
| [[Kromosom 9 (manusia)|9]] ||800|| 140,442,298 ||4.6|| 120,312,298
|85.67%
|-
| [[Kromosom 10 (manusia)|10]] ||700|| 135,374,737 ||4.4|| 131,624,737
|97.23%
|-
| [[Kromosom 11 (manusia)|11]] ||1300|| 134,452,384 ||4.4|| 131,130,853
|97.53%
|-
| [[Kromosom 12 (manusia)|12]] ||1100|| 132,289,534 ||4.3|| 130,303,534
|98.50%
|-
| [[Kromosom 13 (manusia)|13]] ||300|| 114,127,980 ||3.7|| 95,559,980
|83.73%
|-
| [[Kromosom 14 (manusia)|14]] ||800|| 106,360,585 ||3.5|| 88,290,585
|83.01%
|-
| [[Kromosom 15 (manusia)|15]] ||600|| 100,338,915 ||3.3|| 81,341,915
|81.07%
|-
| [[Kromosom 16 (manusia)|16]] ||800|| 88,822,254 ||2.9|| 78,884,754
|88.81%
|-
| [[Kromosom 17 (manusia)|17]] ||1200|| 78,654,742 ||2.6|| 77,800,220
|98.91%
|-
| [[Kromosom 18 (manusia)|18]] ||200|| 76,117,153 ||2.5|| 74,656,155
|98.08%
|-
| [[Kromosom 19 (manusia)|19]] ||1500|| 63,806,651 ||2.1|| 55,785,651
|87.43%
|-
| [[Kromosom 20 (manusia)|20]] ||500|| 62,435,965 ||2.0|| 59,505,254
|95.31%
|-
| [[Kromosom 21 (manusia)|21]] ||200|| 46,944,323 ||1.5|| 34,171,998
|72.79%
|-
| [[Kromosom 22 (manusia)|22]] ||500|| 49,528,953 ||1.6|| 34,893,953
|70.45%
|-
| [[Kromosom-X|X (kromosom seks)]] ||800|| 154,913,754 ||5.0|| 151,058,754
|97.51%
|-
| [[Kromosom-Y|Y (kromosom seks)]] ||200<ref name="National Center for Biotechnology Information">{{Cite book| title = Genes and Disease| publisher = National Center for Biotechnology Information| location = Bethesda, Maryland|url = https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK22266/#A296| year = 1998}}</ref>|| 57,741,652 ||1.9|| 25,121,652
|43.51%
|- class="sortbottom"
! Total ||style="text-align:right"| 21,000 ||style="text-align:right"| 3,079,843,747 ||style="text-align:right"| 100.0 ||style="text-align:right"| 2,857,698,560
|'''92.79%'''
|}

== Jumlah dalam berbagai organisme ==
{{Main|Daftar organisme menurut jumlah kromosom}}

=== Pada eukariota ===
Tabel ini menampilkan jumlah kromosom (termasuk kromosom seks) dalam inti sel. Misalnya, kebanyakan [[eukariota]] bersifat [[Ploidi|diploid]], seperti [[manusia]] yang memiliki 22 jenis [[autosom]] berbeda, yang masing-masing hadir sebagai dua pasangan homolog, ditambah dua [[kromosom seks]] sehingga menghasilkan total 46 kromosom. Organisme lain memiliki lebih dari dua salinan jenis kromosomnya, seperti [[Gandum|roti gandum]] yang berbentuk heksaploid sehingga memiliki enam salinan dari tujuh jenis kromosom yang berbeda – dengan total 42 kromosom.
{| border="0"
| STYLE="vertical-align: top"|
{| class="wikitable sortable" style="float:left; margin:1em 0 1em 1em"
|+ Jumlah kromosom pada beberapa tumbuhan
|-
! Spesies tumbuhan !! #
|-
| ''[[Arabidopsis thaliana]]'' (diploid)<ref>{{cite journal | vauthors = Armstrong SJ, Jones GH | title = Meiotic cytology and chromosome behaviour in wild-type Arabidopsis thaliana | journal = Journal of Experimental Botany | volume = 54 | issue = 380 | pages = 1–10 | date = January 2003 | pmid = 12456750 | doi = 10.1093/jxb/54.380.1 | doi-access = free }}</ref> || 10
|-
| [[Gandum hitam]] (diploid)<ref>{{cite journal | vauthors = Gill BS, Kimber G | title = The Giemsa C-banded karyotype of rye | journal = Proceedings of the National Academy of Sciences of the United States of America | volume = 71 | issue = 4 | pages = 1247–9 | date = April 1974 | pmid = 4133848 | pmc = 388202 | doi = 10.1073/pnas.71.4.1247 | bibcode = 1974PNAS...71.1247G }}</ref> || 14
|-
| [[Gandum einkorn]] (diploid)<ref name=Dubcovsky>{{cite journal | vauthors = Dubcovsky J, Luo MC, Zhong GY, Bransteitter R, Desai A, Kilian A, Kleinhofs A, Dvorák J | title = Genetic map of diploid wheat, Triticum monococcum L., and its comparison with maps of Hordeum vulgare L | journal = Genetics | volume = 143 | issue = 2 | pages = 983–99 | date = June 1996 | pmid = 8725244 | pmc = 1207354 }}</ref> || 14
|-
| [[Jagung]] (diploid atau palaeotetraploid)<ref>{{cite journal | vauthors = Kato A, Lamb JC, Birchler JA | title = Chromosome painting using repetitive DNA sequences as probes for somatic chromosome identification in maize | journal = Proceedings of the National Academy of Sciences of the United States of America | volume = 101 | issue = 37 | pages = 13554–9 | date = September 2004 | pmid = 15342909 | pmc = 518793 | doi = 10.1073/pnas.0403659101 | bibcode = 2004PNAS..10113554K }}</ref> || 20
|-
| Gandum [[durum]] (tetraploid)<ref name=Dubcovsky/> || 28
|-
| [[Triticum aestivum|Gandum biasa]] (heksaploid)<ref name=Dubcovsky/> || 42
|-
| [[Nicotiana tabacum|Tembakau]] (tetraploid)<ref>{{cite journal | vauthors = Kenton A, Parokonny AS, Gleba YY, Bennett MD | title = Characterization of the Nicotiana tabacum L. genome by molecular cytogenetics | journal = Molecular & General Genetics | volume = 240 | issue = 2 | pages = 159–69 | date = August 1993 | pmid = 8355650 | doi = 10.1007/BF00277053 | s2cid = 6953185 }}</ref> || 48
|-
| ''[[Ophioglossum]]'' (poliploid)<ref>{{cite journal | vauthors = Leitch IJ, Soltis DE, Soltis PS, Bennett MD | title = Evolution of DNA amounts across land plants (embryophyta) | journal = Annals of Botany | volume = 95 | issue = 1 | pages = 207–17 | date = January 2005 | pmid = 15596468 | doi = 10.1093/aob/mci014 | author-link3 = Pamela S. Soltis | pmc = 4246719 }}</ref> || sekitar 1.200
|}
| STYLE="vertical-align: top"|
{| class="wikitable sortable" style="float:left; margin:1em 0 1em 1em"
|+ Jumlah kromosom (2n) pada beberapa hewan
|-
! Spesies hewan !! #
|-
| [[Kijang biasa]]|| 7
|-
| Lalat buah (''[[Drosophila melanogaster]]'') || 8
|-
| [[Kaki seribu]] (''Arthrosphaera fumosa'')<ref>{{cite journal |author1=Ambarish, C.N. |author2=Sridhar, K.R.|title=Cytological and karyological observations on two endemic giant pill-millipedes ''Arthrosphaera'' (Pocock 1895) (Diplopoda: Sphaerotheriida) of the Western Ghats of India | doi = 10.1080/00087114.2014.891700 |journal=Caryologia |volume=67 |issue=1|date=2014|pages=49–56}}</ref> || 30
|-
| [[Cacing tanah]] (''Octodrilus complanatus'')<ref>{{cite journal | vauthors = Vitturi R, Colomba MS, Pirrone AM, Mandrioli M | title = rDNA (18S–28S and 5S) colocalization and linkage between ribosomal genes and (TTAGGG)(n) telomeric sequence in the earthworm, ''Octodrilus complanatus'' (Annelida: Oligochaeta: Lumbricidae), revealed by single- and double-color FISH | journal = The Journal of Heredity | volume = 93 | issue = 4 | pages = 279–82 | date = 2002 | pmid = 12407215 | doi = 10.1093/jhered/93.4.279 | doi-access = free }}</ref> || 36
|-
| [[Rubah pasir tibet]]|| 36
|-
| [[Kucing|Kucing domestik]]<ref>{{cite journal | vauthors = Nie W, Wang J, O'Brien PC, Fu B, Ying T, Ferguson-Smith MA, Yang F | title = The genome phylogeny of domestic cat, red panda and five mustelid species revealed by comparative chromosome painting and G-banding | journal = Chromosome Research | volume = 10 | issue = 3 | pages = 209–22 | date = 2002 | pmid = 12067210 | doi = 10.1023/A:1015292005631 | s2cid = 9660694 }}</ref> || 38
|-
| [[Babi|Babi domestik]]|| 38
|-
| [[Mencit laboratorium]]<ref name=Romanenko>{{cite journal | vauthors = Romanenko SA, Perelman PL, Serdukova NA, Trifonov VA, Biltueva LS, Wang J, Li T, Nie W, O'Brien PC, Volobouev VT, Stanyon R, Ferguson-Smith MA, Yang F, Graphodatsky AS | title = Reciprocal chromosome painting between three laboratory rodent species | journal = Mammalian Genome | volume = 17 | issue = 12 | pages = 1183–92 | date = December 2006 | pmid = 17143584 | doi = 10.1007/s00335-006-0081-z | s2cid = 41546146 }}</ref><ref name=Painter>{{cite journal | vauthors = Painter TS | title = A Comparison of the Chromosomes of the Rat and Mouse with Reference to the Question of Chromosome Homology in Mammals | journal = Genetics | volume = 13 | issue = 2 | pages = 180–9 | date = March 1928 | pmid = 17246549 | pmc = 1200977 }}</ref> || 40
|-
| [[Tikus laboratorium]]<ref name=Painter/> || 42
|-
| [[Kelinci]] (''Oryctolagus cuniculus'')<ref>{{cite journal | vauthors = Hayes H, Rogel-Gaillard C, Zijlstra C, De Haan NA, Urien C, Bourgeaux N, Bertaud M, Bosma AA | title = Establishment of an R-banded rabbit karyotype nomenclature by FISH localization of 23 chromosome-specific genes on both G- and R-banded chromosomes | journal = Cytogenetic and Genome Research | volume = 98 | issue = 2–3 | pages = 199–205 | date = 2002 | pmid = 12698004 | doi = 10.1159/000069807 | s2cid = 29849096 }}</ref> || 44
|-
| [[Hamster Suriah|Hamster suriah]]<ref name=Romanenko/> || 44
|-
| [[Gupi|Ikan gupi]] (''poecilia reticulata'')<ref>{{cite web |url=http://fancyguppy.webs.com/genetics.htm |title=The Genetics of the Popular Aquarium Pet – Guppy Fish |access-date=6 December 2009}}</ref> || 46
|-
| [[Manusia]]<ref name=Grouchy/> ||46
|-
| [[Terwelu]]<ref>{{cite journal | vauthors = Robinson TJ, Yang F, Harrison WR | title = Chromosome painting refines the history of genome evolution in hares and rabbits (order Lagomorpha) | journal = Cytogenetic and Genome Research | volume = 96 | issue = 1–4 | pages = 223–7 | date = 2002 | pmid = 12438803 | doi = 10.1159/000063034 | s2cid = 19327437 }}</ref><ref>{{citation |url=https://books.google.com/books?id=Q994k86i0zYC|title=Rabbits, Hares and Pikas. Status Survey and Conservation Action Plan |section= section 4.W4 |pages= 61–94|isbn=9782831700199 | last1 = Chapman | first1 = Joseph A |last2=Flux |first2=John E. C | name-list-style = vanc | year=1990 }}</ref>|| 48
|-
| Gorila<!--both species-->, [[Pan (genus)|simpanse]]<!--both species--><ref name=Grouchy>{{cite journal | vauthors = De Grouchy J | title = Chromosome phylogenies of man, great apes, and Old World monkeys | journal = Genetica | volume = 73 | issue = 1–2 | pages = 37–52 | date = August 1987 | pmid = 3333352 | doi = 10.1007/bf00057436 | s2cid = 1098866 }}</ref> || 48
|-
| [[Domba|Domba domestik]]|| 54
|-
| [[Cornu aspersum|Siput taman]]<ref>{{cite journal | vauthors = Vitturi R, Libertini A, Sineo L, Sparacio I, Lannino A, Gregorini A, Colomba M | title = Cytogenetics of the land snails Cantareus aspersus and C. mazzullii (Mollusca: Gastropoda: Pulmonata) | journal = Micron | volume = 36 | issue = 4 | pages = 351–7 | date = 2005 | pmid = 15857774 | doi = 10.1016/j.micron.2004.12.010 }}</ref> || 54
|-
| [[Ngengat sutra]]<ref>{{cite journal | vauthors = Yasukochi Y, Ashakumary LA, Baba K, Yoshido A, Sahara K | title = A second-generation integrated map of the silkworm reveals synteny and conserved gene order between lepidopteran insects | journal = Genetics | volume = 173 | issue = 3 | pages = 1319–28 | date = July 2006 | pmid = 16547103 | pmc = 1526672 | doi = 10.1534/genetics.106.055541 }}</ref> || 56
|-
| [[Gajah]]<ref>{{cite journal | vauthors = Houck ML, Kumamoto AT, Gallagher DS, Benirschke K | title = Comparative cytogenetics of the African elephant (Loxodonta africana) and Asiatic elephant (Elephas maximus) | journal = Cytogenetics and Cell Genetics | volume = 93 | issue = 3–4 | pages = 249–52 | date = 2001 | pmid = 11528120 | doi = 10.1159/000056992 | s2cid = 23529399 }}</ref> || 56<!-- taxon? -->
|-
| [[Sapi]]|| 60
|-
| [[Keledai]]|| 62
|-
| [[Tikus belanda]]<ref>{{cite journal | vauthors = Semba U, Umeda Y, Shibuya Y, Okabe H, Tanase S, Yamamoto T | title = Primary structures of guinea pig high- and low-molecular-weight kininogens | journal = International Immunopharmacology | volume = 4 | issue = 10–11 | pages = 1391–400 | date = October 2004 | pmid = 15313436 | doi = 10.1016/j.intimp.2004.06.003 }}</ref>|| 64
|-
| [[Kuda]]|| 64
|-
| [[Anjing]]<ref>{{cite journal | vauthors = Wayne RK, Ostrander EA | title = Origin, genetic diversity, and genome structure of the domestic dog | journal = BioEssays | volume = 21 | issue = 3 | pages = 247–57 | date = March 1999 | pmid = 10333734 | doi = 10.1002/(SICI)1521-1878(199903)21:3<247::AID-BIES9>3.0.CO;2-Z }}</ref> || 78
|-
| [[Landak susu]]|| 90
|-
| [[Ikan mas hias]]<ref>{{cite journal | vauthors = Ciudad J, Cid E, Velasco A, Lara JM, Aijón J, Orfao A | title = Flow cytometry measurement of the DNA contents of G0/G1 diploid cells from three different teleost fish species | journal = Cytometry | volume = 48 | issue = 1 | pages = 20–5 | date = May 2002 | pmid = 12116377 | doi = 10.1002/cyto.10100 }}</ref> || 100–104
|-
| [[Cekakak|Burung cekakak]]<ref>{{cite journal | vauthors = Burt DW | title = Origin and evolution of avian microchromosomes | journal = Cytogenetic and Genome Research | volume = 96 | issue = 1–4 | pages = 97–112 | date = 2002 | pmid = 12438785 | doi = 10.1159/000063018 | s2cid = 26017998 }}</ref> || 132
|}
| STYLE="vertical-align: top"|
{| class="wikitable sortable" style="float:left; margin:1em 0 1em 1em"
|+ Jumlah kromosom pada organisme lain
|-
! Spesies !! Kromosom<br />besar !! Kromosom<br />menengah !! Kromosom mikro
|-
| ''[[Trypanosoma brucei]]'' || 11 || 6 || ≈100
|-
|[[Merpati karang]] domestik<br>(''Columba livia domestica'')<ref>{{cite journal |doi=10.1266/jjg.44.163 |title=A Comparative Karyotype Study in Fourteen Species of Birds |date=1969 |last1=Itoh |first1=Masahiro |last2=Ikeuchi |first2=Tatsuro |last3=Shimba |first3=Hachiro |last4=Mori |first4=Michiko |last5=Sasaki |first5=Motomichi |last6=Makino |first6=Sajiro | name-list-style = vanc |journal=The Japanese Journal of Genetics |volume=44 |issue=3 |pages=163–170|url=https://www.jstage.jst.go.jp/article/ggs1921/44/3/44_3_163/_pdf |doi-access=free }}</ref> || 18 || – || 59–63
|-
| Ayam<ref>{{cite journal | vauthors = Smith J, Burt DW | title = Parameters of the chicken genome (Gallus gallus) | journal = Animal Genetics | volume = 29 | issue = 4 | pages = 290–4 | date = August 1998 | pmid = 9745667 | doi = 10.1046/j.1365-2052.1998.00334.x }}</ref> || 8 || 2 kromosom seks || 60
|}
|}
Dalam kondisi normal, semua anggota dari [[spesies]] eukariota tertentu memiliki jumlah kromosom inti yang sama (lihat tabel). Kromosom eukariota lainnya, yaitu kromosom mitokondria dan kromosom kecil seperti plasmid, jauh lebih bervariasi jumlahnya, dan mungkin ada ribuan salinan per sel.
[[Berkas:PLoSBiol3.5.Fig1bNucleus46Chromosomes.jpg|kiri|jmpl|279x279px|Pemetaan{{Pranala mati|date=Mei 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }} 23 [[wilayah kromosom]] manusia selama [[prometafase]] di sel [[fibroblas]]]]
Spesies yang [[Reproduksi aseksual|bereproduksi secara aseksual]] memiliki satu set kromosom yang sama di semua sel tubuh. Namun, kromosom pada spesies aseksual dapat bersifat haploid atau diploid.

Spesies yang [[Reproduksi seksual|bereproduksi secara seksual]] memiliki [[sel somatik]] (sel tubuh) yang bersifat [[diploid]] [2n] sehingga memiliki dua set kromosom (23 pasang pada manusia; satu set berupa 23 kromosom dari masing-masing induk); satu set dari ibu dan satu dari ayah. [[Sel gamet|Gamet]], yaitu sel reproduksi, bersifat [[haploid]] [n] sehingga mereka memiliki satu set kromosom. Gamet diproduksi melalui [[meiosis]] yang dialami sel [[garis benih]] diploid. Selama meiosis, kromosom ayah dan ibu yang sesuai dapat saling bertukar bagian kecil dari bagian mereka sendiri ([[pindah silang]]), dan dengan demikian menciptakan kromosom baru yang tidak diwariskan hanya dari salah satu orang tua. Ketika gamet jantan dan betina bergabung ([[pembuahan]]), organisme diploid baru terbentuk.

Beberapa spesies hewan dan tumbuhan bersifat [[Poliploidi|poliploid]] [Xn]: mereka memiliki lebih dari dua set [[kromosom homolog]]. Tumbuhan penting dalam pertanian seperti tembakau atau gandum sering kali berbentuk poliploid, dibandingkan dengan spesies leluhurnya. Gandum memiliki jumlah haploid tujuh kromosom, yang masih terlihat pada beberapa [[kultivar]] serta nenek moyang liar. Jenis tumbuhan pasta dan roti gandum yang lebih umum bersifat poliploid, memiliki 28 (tetraploid) dan 42 (heksaploid) kromosom, dibandingkan dengan 14 kromosom (diploid) pada gandum liar.<ref>{{Cite journal|last=Sakamura|first=Tetsu|date=1918|title=Kurze Mitteilung über die Chromosomenzahlen und die Verwandtschaftsverhältnisse der Triticum-Arten|url=https://www.jstage.jst.go.jp/article/jplantres1887/32/379/32_379_150/_pdf|journal=Shokubutsugaku Zasshi|volume=32|issue=379|pages=150–3|doi=10.15281/jplantres1887.32.379_150}}</ref>

=== Pada prokariota ===
[[Spesies]] [[prokariota]] umumnya memiliki satu salinan dari setiap kromosom utama, tetapi sebagian besar sel dapat dengan mudah bertahan hidup dengan banyak salinan.<ref>Charlebois R.L. (ed) 1999. ''Organization of the prokaryote genome''. ASM Press, Washington DC.</ref> Misalnya, ''[[Buchnera (proteobacteria)|Buchnera]]'', sebuah [[Simbiosis|simbion]] [[kutu daun]] memiliki banyak salinan kromosom, berkisar antara 10–400 salinan per sel.<ref>{{Cite journal|date=March 2000|title=Genomic copy number of intracellular bacterial symbionts of aphids varies in response to developmental stage and morph of their host|journal=Insect Biochemistry and Molecular Biology|volume=30|issue=3|pages=253–8|doi=10.1016/S0965-1748(99)00125-3|pmid=10732993|vauthors=Komaki K, Ishikawa H}}</ref> Namun, pada beberapa bakteri besar seperti ''[[Epulopiscium fishelsoni]]'', hingga 100.000 salinan kromosom dapat ditemukan.<ref>{{Cite journal|date=May 2008|title=Extreme polyploidy in a large bacterium|journal=Proceedings of the National Academy of Sciences of the United States of America|volume=105|issue=18|pages=6730–4|bibcode=2008PNAS..105.6730M|doi=10.1073/pnas.0707522105|pmc=2373351|pmid=18445653|vauthors=Mendell JE, Clements KD, Choat JH, Angert ER}}</ref> Plasmid dan kromosom-kecil-seperti-plasmid, juga sangat bervariasi dalam jumlah salinan. Jumlah plasmid dalam sel hampir seluruhnya ditentukan oleh kecepatan pembelahan plasmid–pembelahan yang cepat menyebabkan jumlah salinan yang tinggi.

== Kariotipe ==
[[Berkas:NHGRI_human_male_karyotype.png|ka|jmpl|200x200px|Kariogram{{Pranala mati|date=Mei 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }} laki-laki manusia]]{{Main|Kariotipe}}
Secara umum, '''kariotipe''' adalah karakteristik pelengkap kromosom dari [[spesies]] [[eukariota]].<ref>{{Cite book|last=White, M. J. D.|date=1973|url=https://archive.org/details/chromosomes01whit|title=The chromosomes|location=London|publisher=Chapman and Hall, distributed by Halsted Press, New York|isbn=978-0-412-11930-9|edition=6th|page=28|url-access=registration}}</ref> Persiapan dan studi kariotipe merupakan bagian dari [[sitogenetika]].

Meskipun [[Replikasi DNA|replikasi]] dan [[Transkripsi (genetik)|transkripsi]] [[Asam deoksiribonukleat|DNA]] sangat terstandarisasi pada [[eukariota]], ''hal yang sama tidak dapat dikatakan untuk kariotipe mereka'', yang sering kali sangat bervariasi. Mungkin ada variasi di antara spesies dalam jumlah kromosom dan dalam organisasi yang terperinci. Dalam beberapa kasus, terdapat variasi yang signifikan dalam spesies. Seringkali ada: (1) variasi antara dua jenis kelamin: (2) variasi antara [[garis benih]] dan [[Sel somatik|soma]] (antara [[Sel gamet|gamet]] dan bagian tubuh lainnya); (3) variasi di antara anggota suatu populasi karena [[Polimorfisme (biologi)|polimorfisme]] genetik yang seimbang; (4) [[Spesiasi alopatrik|variasi geografis]] di antara [[Ras manusia|ras]]; dan (5) [[Mosaikisme|mosaik]] atau individu abnormal lainnya. Selain itu, variasi kariotipe dapat terjadi selama perkembangan dari sel telur yang telah dibuahi.

Dalam teknik penentuan kariotipe, sel dapat dikunci sebagian melalui pembelahan (dalam metafase) secara ''[[in vitro]]'' (dalam botol reaksi) dengan [[kolkisina]]. Sel-sel ini kemudian diwarnai, difoto, dan disusun menjadi ''kariogram'', dengan sekumpulan kromosom secara tersusun, autosom dalam urutan panjang, dan kromosom seks (dalam hal ini X/Y) di ujungnya.

Seperti banyak spesies yang bereproduksi secara seksual, manusia memiliki [[Sistem penentuan kelamin XY|gonosom]] khusus (kromosom seks, berbeda dengan [[autosomal|autosom]]). Penentuan sel kelamin ini adalah XX pada wanita dan XY pada pria.

=== Sejarah dan teknik analisis ===
Penyelidikan terhadap kariotipe manusia membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk menjawab pertanyaan paling mendasar: ''Berapa banyak kromosom yang terkandung dalam sel manusia [[diploid]] normal?'' Pada tahun 1912, [[Hans von Winiwarter]] melaporkan 47 kromosom di [[spermatogonium]] dan 48 di [[oogonium]] sehingga menyimpulkan [[Sistem penentuan kelamin|mekanisme penentuan jenis kelamin]] [[Sistem penentuan jenis kelamin XO|XX/XO]].<ref>{{Cite journal|last=von Winiwarter H|date=1912|title=Études sur la spermatogenèse humaine|journal=Archives de Biologie|volume=27|issue=93|pages=147–9}}</ref> [[Theophilus Painter]] pada tahun 1922 tidak yakin apakah angka diploid pria adalah 46 atau 48; ia pada awalnya mendukung 46.<ref>{{Cite journal|last=Painter TS|date=1922|title=The spermatogenesis of man|journal=Anat. Res.|volume=23|page=129}}</ref> Dia merevisi pendapatnya kemudian dari 46 menjadi 48, dan ia bersikeras bahwa manusia memiliki sistem [[Sistem penentuan kelamin XY|XX/XY]].<ref>{{Cite journal|last=Painter|first=Theophilus S.|date=April 1923|title=Studies in mammalian spermatogenesis. II. The spermatogenesis of man|journal=Journal of Experimental Zoology|volume=37|issue=3|pages=291–336|doi=10.1002/jez.1400370303}}</ref>

Teknik baru dibutuhkan untuk memecahkan masalah secara definitif: (1) menggunakan sel dalam kultur; (2) menahan [[mitosis]] dalam [[metafase]] dengan larutan [[kolkisina]]; (3) perlakuan awal sel dalam [[Tonisitas|larutan hipotonik]] 0,075 M KCl, yang membengkakkan dan menyebarkan kromosom; (4) menekan preparat pada kaca yang memaksa kromosom menjadi satu bidang; (5) memotong fotomikrograf dan menyusun hasilnya menjadi kariogram yang tak terbantahkan.

Perlu waktu hingga 1954 sebelum angka diploid manusia dikonfirmasi sebagai 46.<ref>{{Cite journal|date=1956|title=The chromosome number of man|journal=Hereditas|volume=42|issue=1–2|pages=723–4|doi=10.1111/j.1601-5223.1956.tb03010.x|pmid=345813|vauthors=Tjio JH, Levan A}}</ref><ref>{{Cite journal|date=November 1956|title=The chromosomes of man|journal=Nature|volume=178|issue=4541|pages=1020–3|bibcode=1956Natur.178.1020F|doi=10.1038/1781020a0|pmid=13378517|vauthors=Ford CE, Hamerton JL}}</ref> Dengan mempertimbangkan teknik Winiwarter dan Painter, hasilnya sangat luar biasa.<ref>Hsu T.C. ''Human and mammalian cytogenetics: a historical perspective''. Springer-Verlag, N.Y. p10: "It's amazing that he [Painter] even came close!"</ref> [[Simpanse]], kerabat terdekat manusia modern, memiliki 48 kromosom seperti halnya [[Hominid|kera besar lainnya]]: pada manusia, dua kromosom bergabung untuk membentuk [[Kromosom 2 (manusia)|kromosom 2]].

== Penyimpangan ==
[[Berkas:Chromosome_21.png|jmpl|300px|Pada [[sindrom Down]], ada tiga salinan kromosom 21.]]
Penyimpangan kromosom adalah gangguan pada kandungan kromosom normal sel dan merupakan penyebab utama kondisi genetik pada manusia, seperti [[sindrom Down]], meskipun sebagian besar penyimpangan memiliki pengaruh yang kecil atau tidak sama sekali tidak berpengaruh. Beberapa kelainan kromosom tidak menyebabkan penyakit pada pembawanya, seperti [[translokasi]], atau [[inversi kromosom]], meskipun kelainan tersebut dapat meningkatkan peluang untuk melahirkan anak dengan kelainan kromosom. Jumlah kromosom atau set kromosom yang tidak normal, yang disebut [[Aneuploidy|aneuploidi]], dapat mematikan atau dapat menyebabkan kelainan genetik.<ref>{{Cite journal|date=August 2015|title=Short- and long-term effects of chromosome mis-segregation and aneuploidy|url=http://dspace.mit.edu/bitstream/1721.1/117201/1/Amon1.pdf|journal=Nature Reviews. Molecular Cell Biology|volume=16|issue=8|pages=473–85|doi=10.1038/nrm4025|pmid=26204159|vauthors=Santaguida S, Amon A}}</ref> [[Konseling genetik]] ditawarkan untuk keluarga yang mungkin mengalami penataan ulang kromosom.

Penambahan atau pengurangan DNA dari kromosom dapat menyebabkan berbagai [[Penyakit genetik|kelainan genetik]]. Contoh manusia meliputi:

* [[Sindrom tangisan kucing]] (''cri du chat''), yang disebabkan oleh [[Penghapusan genetik|hilangnya]] sebagian lengan pendek kromosom 5. "''Cri du chat''" berarti "teriakan kucing" dalam bahasa Prancis; Kondisi ini dinamakan demikian karena bayi yang terkena membuat tangisan bernada tinggi yang terdengar seperti suara kucing. Individu yang terkena dampak memiliki mata lebar, kepala dan rahang kecil, masalah kesehatan mental sedang hingga parah, dan berukuran sangat pendek.
* [[Sindrom Down]] , trisomi tersering, yang biasanya disebabkan oleh salinan ekstra kromosom 21 (trisomi 21). Ciri-cirinya meliputi penurunan tonus otot, bentuk tubuh kekar, tengkorak asimetris, mata sipit, dan gangguan perkembangan ringan hingga sedang.<ref>{{Cite book|last=Miller|first=Kenneth R.|date=2000|url=https://archive.org/details/biology0000mill|title=Biology|location=Upper Saddle River, New Jersey|publisher=Prentice Hall|isbn=978-0-13-436265-6|edition=5th|pages=[https://archive.org/details/biology0000mill/page/194 194]–5|chapter=Chapter 9-3|url-access=limited}}</ref>
* [[Sindrom Edwards]], atau trisomi-18, trisomi paling umum kedua.<ref>{{Cite web|title=What is Trisomy 18?|url=http://www.trisomy18.org/what-is-trisomy-18/|website=Trisomy 18 Foundation|access-date=4 February 2017|archive-date=2017-01-30|archive-url=https://web.archive.org/web/20170130142121/http://www.trisomy18.org/what-is-trisomy-18/|dead-url=yes}}</ref> Tandanya berupa keterbelakangan motorik, cacat perkembangan, dan berbagai kelainan bawaan yang menyebabkan masalah kesehatan yang serius. Sembilan puluh persen dari mereka yang terpengaruh meninggal saat masih bayi. Mereka memiliki ciri khas tangan yang mengepal dan jari yang tumpang tindih.
* [[Isodisentrik 15]], juga disebut idik (15), tetrasomi parsial 15q, atau duplikasi terbalik 15 (''inv dup'' 15).
* [[Sindrom Jacobsen]], yang sangat jarang terjadi. Gangguan ini juga disebut gangguan penghapusan terminal 11q.<ref>[http://11q.chromosome11.eu/ European Chromosome 11 Network]{{Fv|date=November 2013}}</ref> Mereka yang terkena dampak memiliki kecerdasan normal atau cacat perkembangan ringan, dengan keterampilan bahasa ekspresif yang buruk. Sebagian besar penderitanya mengalami gangguan perdarahan yang disebut sindrom Paris-Trousseau.
* [[Sindrom Klinefelter]] (XXY). Pria dengan sindrom Klinefelter biasanya mandul dan cenderung lebih tinggi serta memiliki lengan dan kaki yang lebih panjang dari teman sebayanya. Anak laki-laki dengan sindrom ini sering kali pemalu dan pendiam serta memiliki insiden [[Gangguan terlambat berbicara|keterlambatan bicara]] dan [[Disleksia|disleksia yang lebih tinggi]] . Tanpa pengobatan testosteron, beberapa orang dapat mengembangkan [[ginekomastia]] selama masa pubertas.
* [[Sindrom Patau]], juga disebut sindrom-D atau trisomi-13. Gejalanya agak mirip dengan trisomi-18, tanpa karakteristik tangan terlipat.
* [[Kromosom penanda supernumerari kecil]]. Hal ini berarti ada kromosom ekstra yang abnormal. Ciri-cirinya bergantung pada asal materi genetik tambahan. Sindrom tangisan kucing dan sindrom kromosom isodisentrik 15 (atau Idic15) keduanya disebabkan oleh kromosom penanda supernumerari, seperti halnya sindrom Pallister-Killian.
* [[Sindrom Tiga X|Sindrom Tiga-X]] (XXX). Gadis XXX cenderung tinggi dan kurus dan memiliki insiden disleksia yang lebih tinggi.
* [[Sindrom Turner]] (X bukannya XX atau XY). Pada sindrom Turner, ciri-ciri seksual wanita ada tetapi kurang berkembang. Wanita dengan sindrom Turner sering kali bertubuh pendek, garis rambut rendah, fitur mata dan perkembangan tulang yang tidak normal, dan penampilan dada yang "melengkung".
* [[Sindrom Wolf–Hirschhorn]], yang disebabkan oleh penghapusan parsial lengan pendek kromosom 4. Hal ini ditandai dengan keterbelakangan pertumbuhan, keterlambatan perkembangan keterampilan motorik, fitur wajah "Helm Yunani", dan masalah kesehatan mental ringan hingga berat.
* [[Sindrom XYY]] . Anak laki-laki XYY biasanya lebih tinggi dari saudara kandungnya. Seperti anak laki-laki XXY dan XXX perempuan, mereka lebih cenderung mengalami kesulitan belajar.

=== Aneuploidi sperma ===
Pria yang terpapar gaya hidup tertentu, lingkungan dan/atau pekerjaan tertentu, dapat meningkatkan risiko spermatozoa aneuploid.<ref name="pmid23720770">{{Cite journal|date=October 2013|title=New insights on the origin and relevance of aneuploidy in human spermatozoa|journal=Molecular Human Reproduction|volume=19|issue=10|pages=634–43|doi=10.1093/molehr/gat039|pmid=23720770|vauthors=Templado C, Uroz L, Estop A}}</ref> Secara khusus, risiko aneuploidi meningkat dengan merokok tembakau,<ref name="pmid11468778">{{Cite journal|date=August 2001|title=Cigarette smoking and aneuploidy in human sperm|journal=Molecular Reproduction and Development|volume=59|issue=4|pages=417–21|doi=10.1002/mrd.1048|pmid=11468778|vauthors=Shi Q, Ko E, Barclay L, Hoang T, Rademaker A, Martin R}}</ref><ref name="pmid9797104">{{Cite journal|date=October 1998|title=Smoking cigarettes is associated with increased sperm disomy in teenage men|journal=Fertility and Sterility|volume=70|issue=4|pages=715–23|doi=10.1016/S0015-0282(98)00261-1|pmid=9797104|vauthors=Rubes J, Lowe X, Moore D, Perreault S, Slott V, Evenson D, Selevan SG, Wyrobek AJ}}</ref> dan paparan kerja terhadap benzena,<ref name="pmid20418200">{{Cite journal|date=June 2010|title=Benzene exposure near the U.S. permissible limit is associated with sperm aneuploidy|journal=Environmental Health Perspectives|volume=118|issue=6|pages=833–9|doi=10.1289/ehp.0901531|pmc=2898861|pmid=20418200|vauthors=Xing C, Marchetti F, Li G, Weldon RH, Kurtovich E, Young S, Schmid TE, Zhang L, Rappaport S, Waidyanatha S, Wyrobek AJ, Eskenazi B}}</ref> insektisida,<ref name="pmid15363581">{{Cite journal|date=October 2004|title=Genotoxic effects on human spermatozoa among pesticide factory workers exposed to fenvalerate|journal=Toxicology|volume=203|issue=1–3|pages=49–60|doi=10.1016/j.tox.2004.05.018|pmid=15363581|vauthors=Xia Y, Bian Q, Xu L, Cheng S, Song L, Liu J, Wu W, Wang S, Wang X}}</ref><ref name="pmid15615886">{{Cite journal|date=May 2005|title=Genotoxic effects on spermatozoa of carbaryl-exposed workers|journal=Toxicological Sciences|volume=85|issue=1|pages=615–23|doi=10.1093/toxsci/kfi066|pmid=15615886|vauthors=Xia Y, Cheng S, Bian Q, Xu L, Collins MD, Chang HC, Song L, Liu J, Wang S, Wang X}}</ref> dan senyawa perfluorinasi.<ref name="pmid25382683">{{Cite journal|date=November 2015|title=Chromosomal aneuploidies and DNA fragmentation of human spermatozoa from patients exposed to perfluorinated compounds|journal=Andrologia|volume=47|issue=9|pages=1012–9|doi=10.1111/and.12371|pmid=25382683|vauthors=Governini L, Guerranti C, De Leo V, Boschi L, Luddi A, Gori M, Orvieto R, Piomboni P}}</ref> Peningkatan aneuploidi sering dikaitkan dengan peningkatan kerusakan DNA pada spermatozoa.

== Catatan dan referensi ==
{{Reflist|30em}}


== Lihat pula ==
== Lihat pula ==
Baris 64: Baris 314:
* [[Sistem penentuan kelamin X0]]
* [[Sistem penentuan kelamin X0]]
* [[Mutasi]]
* [[Mutasi]]

== Referensi ==
{{reflist}}


== Pranala luar ==
== Pranala luar ==
{{commonscat|chromosomes}}
{{commonscat|chromosomes}}
* {{en}}[http://gslc.genetics.utah.edu/units/disorders/karyotype/ What Can Our Chromosomes Tell Us? ("Apakah yang dapat kromosom beritahukan kepada kita?")], tinjauan komprehensif dan mudah dimengerti tentang kromosom, dari Genetic Science Learning Center University of Utah
* {{en}} [http://gslc.genetics.utah.edu/units/disorders/karyotype/ What Can Our Chromosomes Tell Us? ("Apakah yang dapat kromosom beritahukan kepada kita?")] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20070630182930/http://gslc.genetics.utah.edu/units/disorders/karyotype/ |date=2007-06-30 }}, tinjauan komprehensif dan mudah dimengerti tentang kromosom, dari Genetic Science Learning Center University of Utah
* {{en}}[http://gslc.genetics.utah.edu/units/disorders/karyotype/karyotype.cfm Membuat karyotipe Anda sendiri], from the University of Utah's Genetic Science Learning Center
* {{en}} [http://gslc.genetics.utah.edu/units/disorders/karyotype/karyotype.cfm Membuat karyotipe Anda sendiri] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20070707160328/http://gslc.genetics.utah.edu/units/disorders/karyotype/karyotype.cfm |date=2007-07-07 }}, from the University of Utah's Genetic Science Learning Center
* {{en}}[http://www.genomenewsnetwork.org/categories/index/genome/chromosomes.php Chromosome News from Genome News Network]
* {{en}} [http://www.genomenewsnetwork.org/categories/index/genome/chromosomes.php Chromosome News from Genome News Network]
* {{en}}[http://www.11q.org European Chromosome 11q Network]
* {{en}} [http://www.11q.org European Chromosome 11q Network]
* {{en}}[http://www.chromosomehelpstation.com/eurochromnet.htm Eurochromnet], European network for Rare Chromosome Disorders on the Internet
* {{en}} [http://www.chromosomehelpstation.com/eurochromnet.htm Eurochromnet] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20041210120428/http://www.chromosomehelpstation.com/eurochromnet.htm |date=2004-12-10 }}, European network for Rare Chromosome Disorders on the Internet
* {{en}}http://www.ensembl.org [[Ensembl]] project, presenting chromosomes, their genes and syntenic loci graphically via the web
* {{en}} http://www.ensembl.org [[Ensembl]] project, presenting chromosomes, their genes and syntenic loci graphically via the web

{{Struktur sel}}
{{Authority control}}


[[Kategori:Genetika molekular]]
[[Kategori:Genetika molekular]]
[[Kategori:Kromosom]]
[[Kategori:Substruktur inti sel]]
[[Kategori:Sitogenetika]]

Revisi terkini sejak 23 Juli 2023 11.25

Diagram[pranala nonaktif permanen] dari sebuah kromosom eukariota selama metafase setelah mengalami replikasi dan kondensasi (pemadatan). (1) Kromatid — salah satu dari dua bagian identik dari kromosom setelah fase S. (2) Sentromer — titik dua kromatid bersentuhan. (3) Lengan pendek (p). (4) Lengan panjang (q).

Kromosom adalah sebuah molekul DNA panjang yang mengandung sebagian atau seluruh materi genetik suatu organisme. Sebagian besar kromosom pada eukariota memiliki protein pengemas yang disebut histon yang, dibantu oleh protein pendamping, mengikat dan memadatkan molekul DNA untuk menjaga integritasnya.[1][2] Kromosom-kromosom ini menampilkan struktur tiga dimensi yang kompleks, yang berperan penting dalam regulasi transkripsi.[3]

Kromosom biasanya terlihat di bawah mikroskop cahaya hanya selama metafase pada pembelahan sel (ketika semua kromosom berjajar di tengah sel dalam bentuk terpadatkan atau terkondensasi).[4] Sebelum ini terjadi, setiap kromosom diduplikasi (fase S) dan kedua salinan digabungkan oleh sentromer sehingga membentuk struktur berbentuk X (jika sentromer terletak di ekuator) atau membentuk struktur dua lengan (jika sentromer terletak di bagian tepi). Salinan yang bergabung ini sekarang disebut kromatid saudara. Selama metafase, struktur berbentuk X disebut kromosom metafase yang sangat memadat sehingga mudah dibedakan dan dipelajari.[5] Dalam sel hewan, kromosom mencapai tingkat pemadatan tertinggi ketika anafase selama proses segregasi kromosom.[6]

Rekombinasi kromosom selama meiosis dan reproduksi seksual berperan penting dalam keanekaragaman genetik. Jika kromosom dimanipulasi secara tidak benar, melalui proses yang dikenal sebagai ketidakstabilan dan translokasi kromosom, sel dapat mengalami bencana mitosis. Biasanya, hal ini akan membuat sel memulai apoptosis yang menyebabkan kematiannya sendiri, tetapi terkadang mutasi dalam sel menghambat proses ini dan menyebabkan perkembangan kanker.

Beberapa orang menggunakan istilah kromosom dalam arti yang lebih luas, untuk merujuk pada bagian-bagian individual kromatin dalam sel, baik yang terlihat maupun tidak terlihat di bawah mikroskop cahaya. Orang lain menggunakan konsep kromosom dalam arti yang lebih sempit untuk merujuk pada bagian-bagian individual dari kromatin selama pembelahan sel, yang terlihat di bawah mikroskop cahaya karena kondensasi yang tinggi.

Etimologi

[sunting | sunting sumber]

Kata kromosom (/ˈkrməˌsm, -ˌzm/ [7][8]) berasal dari bahasa Yunani χρῶμα (chroma, "warna") dan σῶμα (soma, "badan") yang menggambarkan sifat pewarnaannya yang kuat saat dicat dengan zat warna tertentu.[9] Istilah ini diciptakan oleh ilmuwan Jerman von Waldeyer-Hartz,[10] mengacu pada istilah kromatin yang diperkenalkan oleh Walther Flemming, penemu pembelahan sel.

Sejarah penemuan

[sunting | sunting sumber]
Walter Sutton (kiri) dan Theodor Boveri (kanan) secara terpisah mengembangkan teori pewarisan kromosom pada 1902.

Ilmuwan Jerman Schleiden,[5] Virchow, dan Bütschli termasuk di antara ilmuwan pertama yang mengenali struktur yang sekarang dikenal sebagai kromosom.[11] Dalam serangkaian percobaan yang dimulai pada pertengahan 1880-an, Theodor Boveri memberikan kontribusi yang pasti untuk menjelaskan bahwa kromosom adalah vektor yang berkontribusi terhadap hereditas, dengan dua pengertian yang kemudian dikenal sebagai 'kesinambungan kromosom' dan 'individualitas kromosom'.[12]

Wilhelm Roux berpendapat bahwa setiap kromosom membawa konfigurasi genetik yang berbeda, dan Boveri mampu menguji dan mengonfirmasi hipotesis ini. Dibantu oleh penemuan kembali pada awal tahun 1900-an dari karya awal Gregor Mendel, Boveri dapat menunjukkan hubungan antara aturan pewarisan dan perilaku kromosom. Boveri memengaruhi dua generasi ahli sitologi Amerika: Edmund Beecher Wilson, Nettie Stevens, Walter Sutton, dan Theophilus Painter; semuanya dipengaruhi oleh Boveri (Wilson, Stevens, dan Painter benar-benar bekerja dengannya).[13]

Dalam buku teksnya yang terkenal, Sel dalam Perkembangan dan Hereditas, Wilson mengaitkan karya independen Boveri dan Sutton (keduanya sekitar tahun 1902) dengan menamai teori pewarisan kromosom sebagai teori kromosom Boveri-Sutton (penulisan namanya terkadang terbalik).[14] Ernst Mayr berkomentar bahwa teori itu diperdebatkan dengan panas oleh beberapa ahli genetika terkenal: William Bateson, Wilhelm Johannsen, Richard Goldschmidt, dan T.H. Morgan, semuanya melibatkan perubahan pikiran yang agak dogmatis. Akhirnya, bukti lengkap datang dari peta kromosom di laboratorium Morgan sendiri.[15]

Jumlah kromosom manusia diterbitkan pada tahun 1923 oleh Theophilus Painter. Dengan pemeriksaan melalui mikroskop, ia menghitung 24 pasang, yang berarti 48 kromosom. Kesalahannya ditiru oleh orang lain dan baru pada tahun 1956 angka sebenarnya, 46, dipastikan oleh ahli sitogenetik kelahiran Indonesia Joe Hin Tjio.[16]

Prokariota

[sunting | sunting sumber]
Organisasi[pranala nonaktif permanen]

Prokariota—bakteri dan arkea—biasanya memiliki satu kromosom melingkar, tetapi ada banyak variasi.[17] Kromosom sebagian besar bakteri, yang oleh beberapa penulis lebih suka disebut genofora, dapat memiliki ukuran yang bervariasi; mulai dari 130.000 pasangan basa pada bakteri endosimbiotik Candidatus Hodgkinia cicadicola[18] dan Candidatus Tremblaya princeps,[19] hingga lebih dari 14.000.000 pasangan basa pada bakteri bawah tanah Sorangium cellulosum.[20] Spiroket dari genus Borrelia merupakan pengecualian penting, misalnya bakteri Borrelia burgdorferi, penyebab penyakit Lyme, yang memiliki kromosom linier tunggal.[21]

Kromosom prokariota memiliki struktur berbasis-urutan yang lebih sedikit dibandingkan kromosom eukariota. Bakteri biasanya memiliki satu titik (asal replikasi), tempat replikasi dimulai, sedangkan beberapa arkea memiliki beberapa titik asal replikasi.[22] Gen-gen pada prokariota sering diatur oleh operon, dan biasanya tidak mengandung intron, tidak seperti eukariota.

Pengemasan DNA

[sunting | sunting sumber]

Prokariota tidak memiliki inti. Oleh karenanya, DNA mereka diatur menjadi struktur yang disebut nukleoid.[23][24] Nukleoid merupakan struktur khusus yang menempati area tertentu dalam sel bakteri. Struktur ini bersifat dinamis serta dipelihara dan dimodel ulang oleh tindakan berbagai protein seperti histon, yang berasosiasi dengan kromosom bakteri.[25] Pada arkea, DNA dalam kromosom bahkan lebih terorganisir; DNA mereka dikemas dalam struktur yang mirip dengan nukleosom pada eukariota.[26][27]

Bakteri tertentu juga mengandung plasmid atau DNA ekstrakromosomal lainnya, yang berupa struktur melingkar di sitoplasma yang mengandung DNA seluler dan berperan dalam transfer gen horizontal.[5] Pada prokariota (lihat nukleoid) dan virus,[28] DNA-nya sering kali dikemas dengan padat dan teratur; dalam kasus arkea, oleh homolog histon eukariotik, dan dalam kasus bakteri, oleh protein mirip histon. Kromosom bakteri cenderung terikat pada membran plasma bakteri. Dalam penerapan biologi molekuler, hal ini memungkinkan isolasi kromosom bakteri dari DNA plasmid. Seperti DNA eukariota, kromosom prokariota dan plasmid umumnya bersifat superkoil (sangat menggulung). Pertama-tama, DNA harus diubah ke keadaan terurai untuk mengakses transkripsi, regulasi, dan replikasi.

Eukariota

[sunting | sunting sumber]
Organisasi[pranala nonaktif permanen] DNA dalam sel eukariotik

Setiap kromosom organisme eukariota terdiri dari molekul DNA linier panjang yang terkait dengan protein, membentuk kompleks protein dan DNA yang padat yang disebut kromatin. Kromatin mengandung sebagian besar DNA suatu organisme, tetapi sejumlah kecil DNA yang diturunkan secara maternal dapat ditemukan di mitokondria. Kromatin ditemukan di hampir semua sel, dengan beberapa pengecualian, misalnya sel darah merah. Histon, suatu jenis protein, bertanggung jawab atas unit pertama dan paling dasar dari organisasi kromosom, yaitu nukleosom.

Sel eukariota (sel berinti seperti yang ditemukan pada tumbuhan, fungi, dan hewan) memiliki beberapa kromosom linier besar yang terkandung dalam inti sel. Setiap kromosom memiliki satu sentromer, dengan satu atau dua lengan yang terlihat menonjol dari sentromer, meskipun dalam banyak keadaan, lengan ini tidak terlihat seperti itu. Selain itu, kebanyakan eukariota memiliki genom mitokondria yang melingkar dan kecil, dan beberapa eukariota mungkin memiliki tambahan kromosom sitoplasma melingkar atau linier yang kecil.

Struktur[pranala nonaktif permanen] utama dalam pemadatan DNA: DNA, nukleosom, serat "manik-manik-di-tali" 10 nm, serat 30 nm, dan kromosom metafase.

Dalam kromosom di inti sel eukariota, DNA yang tidak terkondensasi berada dalam struktur setengah teratur. Ia membungkus histon (protein struktural), membentuk material komposit yang disebut kromatin.

Kromatin interfase

[sunting | sunting sumber]

Pengemasan DNA menjadi nukleosom menyebabkan serat berukuran 10 nanometer memadat dan membentuk serat berukuran 30 nm.[29] Sebagian besar eukromatin selama interfase tampak dalam bentuk serat 30 nm.[29] Struktur kromatin berada daam keadaan yang lebih terdekondensasi, yaitu konformasi 10 nm yang memungkinkan transkripsi.[29]

Heterokromatin[pranala nonaktif permanen] vs. eukromatin

Selama interfase (periode siklus sel ketika sel tidak membelah), dua jenis kromatin dapat dibedakan: (1) eukromatin, yang terdiri dari DNA yang aktif, misalnya DNA yang sedang diekspresikan menjadi protein; dan (2) heterokromatin, yang sebagian besar terdiri dari DNA tidak aktif. Kromatin jenis ini tampaknya melayani tujuan struktural selama tahap kromosomal. Heterokromatin selanjutnya dapat dibedakan menjadi dua jenis: (a) heterokromatin konstitutif yang tidak pernah diekspresikan, yang terletak di sekitar sentromer dan biasanya berisi urutan berulang; dan (b) heterokromatin fakultatif, yang terkadang diekspresikan.

Kromatin metafase dan pembelahan

[sunting | sunting sumber]
Kromosom[pranala nonaktif permanen] manusia selama metafase
Tahapan[pranala nonaktif permanen] mitosis awal dalam sel vertebrata dengan mikrograf yang menunjukkan kromatid

Pada tahap awal mitosis atau meiosis (pembelahan sel), heliks ganda kromatin menjadi jauh lebih memadat. Mereka berhenti berfungsi sebagai materi genetik yang dapat diakses (transkripsi berhenti) dan menjadi bentuk padat yang dapat diangkut. Putaran serat kromatin 30 nm diperkirakan terlipat lebih jauh untuk membentuk kromosom metafase padat dalam sel yang mengalami mitosis. Pemadatan DNA diperkirakan sekitar 10.000 kali lipat.[29]

Perancah (penopang) kromosom yang terbuat dari protein seperti kondensin, TOP2A dan KIF4,[30] berperan penting dalam menahan kromatin menjadi kromosom yang padat. Putaran struktur 30 nm semakin memadat, dibantu oleh protein penopang, membentuk tatanan struktur yang lebih tinggi.[31]

Bentuk yang sangat padat ini membuat kromosom individual menjadi terlihat, dan mereka membentuk struktur empat lengan yang klasik, yakni sepasang kromatid saudara yang menempel satu sama lain di sentromer. Lengan yang lebih pendek disebut lengan p (dari bahasa Prancis petit, kecil) dan lengan yang lebih panjang disebut lengan q (q mengikuti p dalam alfabet Latin; qg "grande"; alternatifnya kadang-kadang dikatakan q adalah kependekan dari queue yang berarti ekor dalam bahasa Prancis[32]). Periode ini adalah satu-satunya konteks alami ketika kromosom individual dapat terlihat melalui mikroskop optik.

Kromosom metafase pada mitosis dideskripsikan sebagai susunan yang terkompresi secara longitudinal, yang terorganisir secara linier dari putaran kromatin yang berurutan.[33] Selama mitosis, mikrotubulus tumbuh dari sentrosom yang terletak di ujung berlawanan dari sel. Mikrotubulus juga menempel pada sentromer pada struktur khusus yang disebut kinetokor, yang salah satunya terdapat pada setiap kromatid saudara. Urutan basa DNA khusus di wilayah kinetokor, bersama dengan protein khusus, memungkinkan perlekatan yang lebih tahan lama di wilayah ini. Mikrotubulus kemudian menarik kromatid ke arah sentrosom, sehingga setiap sel anak mewarisi satu set kromatid. Setelah sel membelah, kromatid kembali diuraikan dan DNA dapat ditranskripsikan kembali. Terlepas dari penampilannya, kromosom secara struktural sangat terkondensasi, yang memungkinkan struktur DNA raksasa ini terkandung di dalam inti sel.

Kromosom manusia

[sunting | sunting sumber]
Perkiraan[pranala nonaktif permanen] jumlah gen dan pasangan basa (dalam jutaan) pada setiap kromosom manusia

Kromosom pada manusia dapat dibagi menjadi dua jenis: autosom (kromosom tubuh) dan alosom (kromosom seks). Ciri genetik tertentu dikaitkan dengan jenis kelamin seseorang dan diturunkan melalui kromosom seks, sementara autosom berisi informasi herediter genetik lainnya. Semua kromosom bertindak dengan cara yang sama selama pembelahan sel. Sel manusia memiliki 23 pasang kromosom (22 pasang autosom dan satu pasang kromosom seks), sehingga totalnya 46 kromosom dalam setiap sel. Selain itu, sel manusia memiliki ratusan salinan genom mitokondria. Pengurutan genom manusia telah memberikan banyak informasi tentang setiap kromosom. Di bawah ini adalah tabel berisi statistik untuk kromosom, berdasarkan informasi genom manusia dari Sanger Institute dalam basis data Vertebrate Genome Annotation (VEGA).[34] Jumlah gen merupakan perkiraan, karena sebagian didasarkan pada prediksi gen. Panjang kromosom total juga merupakan perkiraan, berdasarkan perkiraan ukuran daerah heterokromatin yang tidak berurutan.

Kromosom Gen[35] Jumlah pasangan basa % basa Urutan pasangan basa[36] % urutan pasangan basa
1 2000 247,199,719 8.0 224,999,719 91.02%
2 1300 242,751,149 7.9 237,712,649 97.92%
3 1000 199,446,827 6.5 194,704,827 97.62%
4 1000 191,263,063 6.2 187,297,063 97.93%
5 900 180,837,866 5.9 177,702,766 98.27%
6 1000 170,896,993 5.5 167,273,993 97.88%
7 900 158,821,424 5.2 154,952,424 97.56%
8 700 146,274,826 4.7 142,612,826 97.50%
9 800 140,442,298 4.6 120,312,298 85.67%
10 700 135,374,737 4.4 131,624,737 97.23%
11 1300 134,452,384 4.4 131,130,853 97.53%
12 1100 132,289,534 4.3 130,303,534 98.50%
13 300 114,127,980 3.7 95,559,980 83.73%
14 800 106,360,585 3.5 88,290,585 83.01%
15 600 100,338,915 3.3 81,341,915 81.07%
16 800 88,822,254 2.9 78,884,754 88.81%
17 1200 78,654,742 2.6 77,800,220 98.91%
18 200 76,117,153 2.5 74,656,155 98.08%
19 1500 63,806,651 2.1 55,785,651 87.43%
20 500 62,435,965 2.0 59,505,254 95.31%
21 200 46,944,323 1.5 34,171,998 72.79%
22 500 49,528,953 1.6 34,893,953 70.45%
X (kromosom seks) 800 154,913,754 5.0 151,058,754 97.51%
Y (kromosom seks) 200[37] 57,741,652 1.9 25,121,652 43.51%
Total 21,000 3,079,843,747 100.0 2,857,698,560 92.79%

Jumlah dalam berbagai organisme

[sunting | sunting sumber]

Pada eukariota

[sunting | sunting sumber]

Tabel ini menampilkan jumlah kromosom (termasuk kromosom seks) dalam inti sel. Misalnya, kebanyakan eukariota bersifat diploid, seperti manusia yang memiliki 22 jenis autosom berbeda, yang masing-masing hadir sebagai dua pasangan homolog, ditambah dua kromosom seks sehingga menghasilkan total 46 kromosom. Organisme lain memiliki lebih dari dua salinan jenis kromosomnya, seperti roti gandum yang berbentuk heksaploid sehingga memiliki enam salinan dari tujuh jenis kromosom yang berbeda – dengan total 42 kromosom.

Jumlah kromosom pada beberapa tumbuhan
Spesies tumbuhan #
Arabidopsis thaliana (diploid)[38] 10
Gandum hitam (diploid)[39] 14
Gandum einkorn (diploid)[40] 14
Jagung (diploid atau palaeotetraploid)[41] 20
Gandum durum (tetraploid)[40] 28
Gandum biasa (heksaploid)[40] 42
Tembakau (tetraploid)[42] 48
Ophioglossum (poliploid)[43] sekitar 1.200
Jumlah kromosom (2n) pada beberapa hewan
Spesies hewan #
Kijang biasa 7
Lalat buah (Drosophila melanogaster) 8
Kaki seribu (Arthrosphaera fumosa)[44] 30
Cacing tanah (Octodrilus complanatus)[45] 36
Rubah pasir tibet 36
Kucing domestik[46] 38
Babi domestik 38
Mencit laboratorium[47][48] 40
Tikus laboratorium[48] 42
Kelinci (Oryctolagus cuniculus)[49] 44
Hamster suriah[47] 44
Ikan gupi (poecilia reticulata)[50] 46
Manusia[51] 46
Terwelu[52][53] 48
Gorila, simpanse[51] 48
Domba domestik 54
Siput taman[54] 54
Ngengat sutra[55] 56
Gajah[56] 56
Sapi 60
Keledai 62
Tikus belanda[57] 64
Kuda 64
Anjing[58] 78
Landak susu 90
Ikan mas hias[59] 100–104
Burung cekakak[60] 132
Jumlah kromosom pada organisme lain
Spesies Kromosom
besar
Kromosom
menengah
Kromosom mikro
Trypanosoma brucei 11 6 ≈100
Merpati karang domestik
(Columba livia domestica)[61]
18 59–63
Ayam[62] 8 2 kromosom seks 60

Dalam kondisi normal, semua anggota dari spesies eukariota tertentu memiliki jumlah kromosom inti yang sama (lihat tabel). Kromosom eukariota lainnya, yaitu kromosom mitokondria dan kromosom kecil seperti plasmid, jauh lebih bervariasi jumlahnya, dan mungkin ada ribuan salinan per sel.

Pemetaan[pranala nonaktif permanen] 23 wilayah kromosom manusia selama prometafase di sel fibroblas

Spesies yang bereproduksi secara aseksual memiliki satu set kromosom yang sama di semua sel tubuh. Namun, kromosom pada spesies aseksual dapat bersifat haploid atau diploid.

Spesies yang bereproduksi secara seksual memiliki sel somatik (sel tubuh) yang bersifat diploid [2n] sehingga memiliki dua set kromosom (23 pasang pada manusia; satu set berupa 23 kromosom dari masing-masing induk); satu set dari ibu dan satu dari ayah. Gamet, yaitu sel reproduksi, bersifat haploid [n] sehingga mereka memiliki satu set kromosom. Gamet diproduksi melalui meiosis yang dialami sel garis benih diploid. Selama meiosis, kromosom ayah dan ibu yang sesuai dapat saling bertukar bagian kecil dari bagian mereka sendiri (pindah silang), dan dengan demikian menciptakan kromosom baru yang tidak diwariskan hanya dari salah satu orang tua. Ketika gamet jantan dan betina bergabung (pembuahan), organisme diploid baru terbentuk.

Beberapa spesies hewan dan tumbuhan bersifat poliploid [Xn]: mereka memiliki lebih dari dua set kromosom homolog. Tumbuhan penting dalam pertanian seperti tembakau atau gandum sering kali berbentuk poliploid, dibandingkan dengan spesies leluhurnya. Gandum memiliki jumlah haploid tujuh kromosom, yang masih terlihat pada beberapa kultivar serta nenek moyang liar. Jenis tumbuhan pasta dan roti gandum yang lebih umum bersifat poliploid, memiliki 28 (tetraploid) dan 42 (heksaploid) kromosom, dibandingkan dengan 14 kromosom (diploid) pada gandum liar.[63]

Pada prokariota

[sunting | sunting sumber]

Spesies prokariota umumnya memiliki satu salinan dari setiap kromosom utama, tetapi sebagian besar sel dapat dengan mudah bertahan hidup dengan banyak salinan.[64] Misalnya, Buchnera, sebuah simbion kutu daun memiliki banyak salinan kromosom, berkisar antara 10–400 salinan per sel.[65] Namun, pada beberapa bakteri besar seperti Epulopiscium fishelsoni, hingga 100.000 salinan kromosom dapat ditemukan.[66] Plasmid dan kromosom-kecil-seperti-plasmid, juga sangat bervariasi dalam jumlah salinan. Jumlah plasmid dalam sel hampir seluruhnya ditentukan oleh kecepatan pembelahan plasmid–pembelahan yang cepat menyebabkan jumlah salinan yang tinggi.

Kariotipe

[sunting | sunting sumber]
Kariogram[pranala nonaktif permanen] laki-laki manusia

Secara umum, kariotipe adalah karakteristik pelengkap kromosom dari spesies eukariota.[67] Persiapan dan studi kariotipe merupakan bagian dari sitogenetika.

Meskipun replikasi dan transkripsi DNA sangat terstandarisasi pada eukariota, hal yang sama tidak dapat dikatakan untuk kariotipe mereka, yang sering kali sangat bervariasi. Mungkin ada variasi di antara spesies dalam jumlah kromosom dan dalam organisasi yang terperinci. Dalam beberapa kasus, terdapat variasi yang signifikan dalam spesies. Seringkali ada: (1) variasi antara dua jenis kelamin: (2) variasi antara garis benih dan soma (antara gamet dan bagian tubuh lainnya); (3) variasi di antara anggota suatu populasi karena polimorfisme genetik yang seimbang; (4) variasi geografis di antara ras; dan (5) mosaik atau individu abnormal lainnya. Selain itu, variasi kariotipe dapat terjadi selama perkembangan dari sel telur yang telah dibuahi.

Dalam teknik penentuan kariotipe, sel dapat dikunci sebagian melalui pembelahan (dalam metafase) secara in vitro (dalam botol reaksi) dengan kolkisina. Sel-sel ini kemudian diwarnai, difoto, dan disusun menjadi kariogram, dengan sekumpulan kromosom secara tersusun, autosom dalam urutan panjang, dan kromosom seks (dalam hal ini X/Y) di ujungnya.

Seperti banyak spesies yang bereproduksi secara seksual, manusia memiliki gonosom khusus (kromosom seks, berbeda dengan autosom). Penentuan sel kelamin ini adalah XX pada wanita dan XY pada pria.

Sejarah dan teknik analisis

[sunting | sunting sumber]

Penyelidikan terhadap kariotipe manusia membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk menjawab pertanyaan paling mendasar: Berapa banyak kromosom yang terkandung dalam sel manusia diploid normal? Pada tahun 1912, Hans von Winiwarter melaporkan 47 kromosom di spermatogonium dan 48 di oogonium sehingga menyimpulkan mekanisme penentuan jenis kelamin XX/XO.[68] Theophilus Painter pada tahun 1922 tidak yakin apakah angka diploid pria adalah 46 atau 48; ia pada awalnya mendukung 46.[69] Dia merevisi pendapatnya kemudian dari 46 menjadi 48, dan ia bersikeras bahwa manusia memiliki sistem XX/XY.[70]

Teknik baru dibutuhkan untuk memecahkan masalah secara definitif: (1) menggunakan sel dalam kultur; (2) menahan mitosis dalam metafase dengan larutan kolkisina; (3) perlakuan awal sel dalam larutan hipotonik 0,075 M KCl, yang membengkakkan dan menyebarkan kromosom; (4) menekan preparat pada kaca yang memaksa kromosom menjadi satu bidang; (5) memotong fotomikrograf dan menyusun hasilnya menjadi kariogram yang tak terbantahkan.

Perlu waktu hingga 1954 sebelum angka diploid manusia dikonfirmasi sebagai 46.[71][72] Dengan mempertimbangkan teknik Winiwarter dan Painter, hasilnya sangat luar biasa.[73] Simpanse, kerabat terdekat manusia modern, memiliki 48 kromosom seperti halnya kera besar lainnya: pada manusia, dua kromosom bergabung untuk membentuk kromosom 2.

Penyimpangan

[sunting | sunting sumber]
Pada sindrom Down, ada tiga salinan kromosom 21.

Penyimpangan kromosom adalah gangguan pada kandungan kromosom normal sel dan merupakan penyebab utama kondisi genetik pada manusia, seperti sindrom Down, meskipun sebagian besar penyimpangan memiliki pengaruh yang kecil atau tidak sama sekali tidak berpengaruh. Beberapa kelainan kromosom tidak menyebabkan penyakit pada pembawanya, seperti translokasi, atau inversi kromosom, meskipun kelainan tersebut dapat meningkatkan peluang untuk melahirkan anak dengan kelainan kromosom. Jumlah kromosom atau set kromosom yang tidak normal, yang disebut aneuploidi, dapat mematikan atau dapat menyebabkan kelainan genetik.[74] Konseling genetik ditawarkan untuk keluarga yang mungkin mengalami penataan ulang kromosom.

Penambahan atau pengurangan DNA dari kromosom dapat menyebabkan berbagai kelainan genetik. Contoh manusia meliputi:

  • Sindrom tangisan kucing (cri du chat), yang disebabkan oleh hilangnya sebagian lengan pendek kromosom 5. "Cri du chat" berarti "teriakan kucing" dalam bahasa Prancis; Kondisi ini dinamakan demikian karena bayi yang terkena membuat tangisan bernada tinggi yang terdengar seperti suara kucing. Individu yang terkena dampak memiliki mata lebar, kepala dan rahang kecil, masalah kesehatan mental sedang hingga parah, dan berukuran sangat pendek.
  • Sindrom Down , trisomi tersering, yang biasanya disebabkan oleh salinan ekstra kromosom 21 (trisomi 21). Ciri-cirinya meliputi penurunan tonus otot, bentuk tubuh kekar, tengkorak asimetris, mata sipit, dan gangguan perkembangan ringan hingga sedang.[75]
  • Sindrom Edwards, atau trisomi-18, trisomi paling umum kedua.[76] Tandanya berupa keterbelakangan motorik, cacat perkembangan, dan berbagai kelainan bawaan yang menyebabkan masalah kesehatan yang serius. Sembilan puluh persen dari mereka yang terpengaruh meninggal saat masih bayi. Mereka memiliki ciri khas tangan yang mengepal dan jari yang tumpang tindih.
  • Isodisentrik 15, juga disebut idik (15), tetrasomi parsial 15q, atau duplikasi terbalik 15 (inv dup 15).
  • Sindrom Jacobsen, yang sangat jarang terjadi. Gangguan ini juga disebut gangguan penghapusan terminal 11q.[77] Mereka yang terkena dampak memiliki kecerdasan normal atau cacat perkembangan ringan, dengan keterampilan bahasa ekspresif yang buruk. Sebagian besar penderitanya mengalami gangguan perdarahan yang disebut sindrom Paris-Trousseau.
  • Sindrom Klinefelter (XXY). Pria dengan sindrom Klinefelter biasanya mandul dan cenderung lebih tinggi serta memiliki lengan dan kaki yang lebih panjang dari teman sebayanya. Anak laki-laki dengan sindrom ini sering kali pemalu dan pendiam serta memiliki insiden keterlambatan bicara dan disleksia yang lebih tinggi . Tanpa pengobatan testosteron, beberapa orang dapat mengembangkan ginekomastia selama masa pubertas.
  • Sindrom Patau, juga disebut sindrom-D atau trisomi-13. Gejalanya agak mirip dengan trisomi-18, tanpa karakteristik tangan terlipat.
  • Kromosom penanda supernumerari kecil. Hal ini berarti ada kromosom ekstra yang abnormal. Ciri-cirinya bergantung pada asal materi genetik tambahan. Sindrom tangisan kucing dan sindrom kromosom isodisentrik 15 (atau Idic15) keduanya disebabkan oleh kromosom penanda supernumerari, seperti halnya sindrom Pallister-Killian.
  • Sindrom Tiga-X (XXX). Gadis XXX cenderung tinggi dan kurus dan memiliki insiden disleksia yang lebih tinggi.
  • Sindrom Turner (X bukannya XX atau XY). Pada sindrom Turner, ciri-ciri seksual wanita ada tetapi kurang berkembang. Wanita dengan sindrom Turner sering kali bertubuh pendek, garis rambut rendah, fitur mata dan perkembangan tulang yang tidak normal, dan penampilan dada yang "melengkung".
  • Sindrom Wolf–Hirschhorn, yang disebabkan oleh penghapusan parsial lengan pendek kromosom 4. Hal ini ditandai dengan keterbelakangan pertumbuhan, keterlambatan perkembangan keterampilan motorik, fitur wajah "Helm Yunani", dan masalah kesehatan mental ringan hingga berat.
  • Sindrom XYY . Anak laki-laki XYY biasanya lebih tinggi dari saudara kandungnya. Seperti anak laki-laki XXY dan XXX perempuan, mereka lebih cenderung mengalami kesulitan belajar.

Aneuploidi sperma

[sunting | sunting sumber]

Pria yang terpapar gaya hidup tertentu, lingkungan dan/atau pekerjaan tertentu, dapat meningkatkan risiko spermatozoa aneuploid.[78] Secara khusus, risiko aneuploidi meningkat dengan merokok tembakau,[79][80] dan paparan kerja terhadap benzena,[81] insektisida,[82][83] dan senyawa perfluorinasi.[84] Peningkatan aneuploidi sering dikaitkan dengan peningkatan kerusakan DNA pada spermatozoa.

Catatan dan referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ Hammond CM, Strømme CB, Huang H, Patel DJ, Groth A (March 2017). "Histone chaperone networks shaping chromatin function". Nature Reviews. Molecular Cell Biology. 18 (3): 141–158. doi:10.1038/nrm.2016.159. PMC 5319910alt=Dapat diakses gratis. PMID 28053344. 
  2. ^ Wilson, John (2002). Molecular biology of the cell : a problems approachPerlu mendaftar (gratis). New York: Garland Science. ISBN 978-0-8153-3577-1. 
  3. ^ Bonev, Boyan; Cavalli, Giacomo (14 October 2016). "Organization and function of the 3D genome". Nature Reviews Genetics (dalam bahasa Inggris). 17 (11): 661–678. doi:10.1038/nrg.2016.112. ISSN 1471-0056. PMID 27739532. 
  4. ^ Alberts, Bruce; Bray, Dennis; Hopkin, Karen; Johnson, Alexander; Lewis, Julian; Raff, Martin; Roberts, Keith; Walter, Peter (2014). Essential Cell Biology (edisi ke-Fourth). New York, NY, USA: Garland Science. hlm. 621–626. ISBN 978-0-8153-4454-4. 
  5. ^ a b c Schleyden, M. J. (1847). Microscopical researches into the accordance in the structure and growth of animals and plants. 
  6. ^ Antonin W, Neumann H (June 2016). "Chromosome condensation and decondensation during mitosis". Current Opinion in Cell Biology. 40: 15–22. doi:10.1016/j.ceb.2016.01.013. PMID 26895139. 
  7. ^ Jones, Daniel (2003) [1917], Peter Roach; James Hartmann; Jane Setter, ed., English Pronouncing Dictionary, Cambridge: Cambridge University Press, ISBN 978-3-12-539683-8 
  8. ^ "Chromosome". Merriam-Webster Dictionary. 
  9. ^ Coxx, H. J. (1925). Biological Stains – A Handbook on the Nature and Uses of the Dyes Employed in the Biological Laboratory. Commission on Standardization of Biological Stains. 
  10. ^ Waldeyer-Hartz (1888). "Über Karyokinese und ihre Beziehungen zu den Befruchtungsvorgängen". Archiv für Mikroskopische Anatomie und Entwicklungsmechanik. 32: 27. 
  11. ^ Fokin SI (2013). "Otto Bütschli (1848–1920) Where we will genuflect?" (PDF). Protistology. 8 (1): 22–35. 
  12. ^ Maderspacher, Florian (2008). "Theodor Boveri and the natural experiment". Current Biology (dalam bahasa Inggris). 18 (7): R279–R286. doi:10.1016/j.cub.2008.02.061. PMID 18397731. 
  13. ^ Carlson, Elof A. (2004). Mendel's Legacy: The Origin of Classical Genetics (PDF). Cold Spring Harbor, NY: Cold Spring Harbor Laboratory Press. hlm. 88. ISBN 978-087969675-7. 
  14. ^ Wilson, E.B. (1925). The Cell in Development and Heredity, Ed. 3. Macmillan, New York. p. 923.
  15. ^ Mayr, E. (1982). The growth of biological thought. Harvard. p. 749.
  16. ^ Matthews, Robert. "The bizarre case of the chromosome that never was" (PDF). Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 15 December 2013. Diakses tanggal 13 July 2013.  [sumber terbitan sendiri?]
  17. ^ Thanbichler M, Shapiro L (November 2006). "Chromosome organization and segregation in bacteria". Journal of Structural Biology. 156 (2): 292–303. doi:10.1016/j.jsb.2006.05.007. PMID 16860572. 
  18. ^ Van Leuven JT, Meister RC, Simon C, McCutcheon JP (September 2014). "Sympatric speciation in a bacterial endosymbiont results in two genomes with the functionality of one". Cell. 158 (6): 1270–1280. doi:10.1016/j.cell.2014.07.047. PMID 25175626. 
  19. ^ McCutcheon JP, von Dohlen CD (August 2011). "An interdependent metabolic patchwork in the nested symbiosis of mealybugs". Current Biology. 21 (16): 1366–72. doi:10.1016/j.cub.2011.06.051. PMC 3169327alt=Dapat diakses gratis. PMID 21835622. 
  20. ^ Han K, Li ZF, Peng R, Zhu LP, Zhou T, Wang LG, Li SG, Zhang XB, Hu W, Wu ZH, Qin N, Li YZ (2013). "Extraordinary expansion of a Sorangium cellulosum genome from an alkaline milieu". Scientific Reports. 3: 2101. Bibcode:2013NatSR...3E2101H. doi:10.1038/srep02101. PMC 3696898alt=Dapat diakses gratis. PMID 23812535. 
  21. ^ Hinnebusch J, Tilly K (December 1993). "Linear plasmids and chromosomes in bacteria". Molecular Microbiology. 10 (5): 917–22. doi:10.1111/j.1365-2958.1993.tb00963.x. PMID 7934868. 
  22. ^ Kelman LM, Kelman Z (September 2004). "Multiple origins of replication in archaea". Trends in Microbiology. 12 (9): 399–401. doi:10.1016/j.tim.2004.07.001. PMID 15337158. 
  23. ^ Thanbichler M, Wang SC, Shapiro L (October 2005). "The bacterial nucleoid: a highly organized and dynamic structure". Journal of Cellular Biochemistry. 96 (3): 506–21. doi:10.1002/jcb.20519. PMID 15988757. 
  24. ^ Le TB, Imakaev MV, Mirny LA, Laub MT (November 2013). "High-resolution mapping of the spatial organization of a bacterial chromosome". Science. 342 (6159): 731–4. Bibcode:2013Sci...342..731L. doi:10.1126/science.1242059. PMC 3927313alt=Dapat diakses gratis. PMID 24158908. 
  25. ^ Sandman K, Pereira SL, Reeve JN (December 1998). "Diversity of prokaryotic chromosomal proteins and the origin of the nucleosome". Cellular and Molecular Life Sciences. 54 (12): 1350–64. doi:10.1007/s000180050259. PMID 9893710. 
  26. ^ Sandman K, Reeve JN (March 2000). "Structure and functional relationships of archaeal and eukaryal histones and nucleosomes". Archives of Microbiology. 173 (3): 165–9. doi:10.1007/s002039900122. PMID 10763747. 
  27. ^ Pereira SL, Grayling RA, Lurz R, Reeve JN (November 1997). "Archaeal nucleosomes". Proceedings of the National Academy of Sciences of the United States of America. 94 (23): 12633–7. Bibcode:1997PNAS...9412633P. doi:10.1073/pnas.94.23.12633. PMC 25063alt=Dapat diakses gratis. PMID 9356501. 
  28. ^ Johnson JE, Chiu W (April 2000). "Structures of virus and virus-like particles". Current Opinion in Structural Biology. 10 (2): 229–35. doi:10.1016/S0959-440X(00)00073-7. PMID 10753814. 
  29. ^ a b c d Cooper, G.M. (2019). The Cell (edisi ke-8). Oxford University Press. ISBN 978-1605357072. 
  30. ^ Poonperm, Rawin; Takata, Hideaki; Hamano, Tohru; Matsuda, Atsushi; Uchiyama, Susumu; Hiraoka, Yasushi; Fukui, Kiichi (2015-07-01). "Chromosome Scaffold is a Double-Stranded Assembly of Scaffold Proteins". Scientific Reports. 5 (1): 11916. Bibcode:2015NatSR...511916P. doi:10.1038/srep11916. ISSN 2045-2322. PMC 4487240alt=Dapat diakses gratis. PMID 26132639. 
  31. ^ Lodish, U.H.; Lodish, H.; Berk, A.; Kaiser, C.A.; Kaiser, C.; Kaiser, U.C.A.; Krieger, M.; Scott, M.P.; Bretscher, A. (2008). Molecular Cell Biology. W. H. Freeman. ISBN 978-0-7167-7601-7. 
  32. ^ "Chromosome Mapping: Idiograms" Nature Education – 13 August 2013
  33. ^ Naumova N, Imakaev M, Fudenberg G, Zhan Y, Lajoie BR, Mirny LA, Dekker J (November 2013). "Organization of the mitotic chromosome". Science. 342 (6161): 948–53. Bibcode:2013Sci...342..948N. doi:10.1126/science.1236083. PMC 4040465alt=Dapat diakses gratis. PMID 24200812. 
  34. ^ Vega.sanger.ad.uk, semua data di tabel ini diambil dari basis data ini, 11 November 2008.
  35. ^ "Ensembl genome browser 71: Homo sapiens – Chromosome summary – Chromosome 1: 1–1,000,000". apr2013.archive.ensembl.org. Diakses tanggal 11 April 2016. 
  36. ^ Persentase urutan berdasarkan fraksi bagian eukromatin, sebagaimana tujuan Human Genome Project hanya menentukan bagian eukromatin dari genom. Telomer, sentromer, dan bagian heterokromatin lainnya belum ditentukan, karena memiliki sejumlah kecil celah yang tidak bisa diklasifikasikan. Lihat https://www.ncbi.nlm.nih.gov/genome/seq/ untuk informasi lebih lanjut tentang Human Genome Project.
  37. ^ Genes and Disease. Bethesda, Maryland: National Center for Biotechnology Information. 1998. 
  38. ^ Armstrong SJ, Jones GH (January 2003). "Meiotic cytology and chromosome behaviour in wild-type Arabidopsis thaliana". Journal of Experimental Botany. 54 (380): 1–10. doi:10.1093/jxb/54.380.1alt=Dapat diakses gratis. PMID 12456750. 
  39. ^ Gill BS, Kimber G (April 1974). "The Giemsa C-banded karyotype of rye". Proceedings of the National Academy of Sciences of the United States of America. 71 (4): 1247–9. Bibcode:1974PNAS...71.1247G. doi:10.1073/pnas.71.4.1247. PMC 388202alt=Dapat diakses gratis. PMID 4133848. 
  40. ^ a b c Dubcovsky J, Luo MC, Zhong GY, Bransteitter R, Desai A, Kilian A, Kleinhofs A, Dvorák J (June 1996). "Genetic map of diploid wheat, Triticum monococcum L., and its comparison with maps of Hordeum vulgare L". Genetics. 143 (2): 983–99. PMC 1207354alt=Dapat diakses gratis. PMID 8725244. 
  41. ^ Kato A, Lamb JC, Birchler JA (September 2004). "Chromosome painting using repetitive DNA sequences as probes for somatic chromosome identification in maize". Proceedings of the National Academy of Sciences of the United States of America. 101 (37): 13554–9. Bibcode:2004PNAS..10113554K. doi:10.1073/pnas.0403659101. PMC 518793alt=Dapat diakses gratis. PMID 15342909. 
  42. ^ Kenton A, Parokonny AS, Gleba YY, Bennett MD (August 1993). "Characterization of the Nicotiana tabacum L. genome by molecular cytogenetics". Molecular & General Genetics. 240 (2): 159–69. doi:10.1007/BF00277053. PMID 8355650. 
  43. ^ Leitch IJ, Soltis DE, Soltis PS, Bennett MD (January 2005). "Evolution of DNA amounts across land plants (embryophyta)". Annals of Botany. 95 (1): 207–17. doi:10.1093/aob/mci014. PMC 4246719alt=Dapat diakses gratis. PMID 15596468. 
  44. ^ Ambarish, C.N.; Sridhar, K.R. (2014). "Cytological and karyological observations on two endemic giant pill-millipedes Arthrosphaera (Pocock 1895) (Diplopoda: Sphaerotheriida) of the Western Ghats of India". Caryologia. 67 (1): 49–56. doi:10.1080/00087114.2014.891700. 
  45. ^ Vitturi R, Colomba MS, Pirrone AM, Mandrioli M (2002). "rDNA (18S–28S and 5S) colocalization and linkage between ribosomal genes and (TTAGGG)(n) telomeric sequence in the earthworm, Octodrilus complanatus (Annelida: Oligochaeta: Lumbricidae), revealed by single- and double-color FISH". The Journal of Heredity. 93 (4): 279–82. doi:10.1093/jhered/93.4.279alt=Dapat diakses gratis. PMID 12407215. 
  46. ^ Nie W, Wang J, O'Brien PC, Fu B, Ying T, Ferguson-Smith MA, Yang F (2002). "The genome phylogeny of domestic cat, red panda and five mustelid species revealed by comparative chromosome painting and G-banding". Chromosome Research. 10 (3): 209–22. doi:10.1023/A:1015292005631. PMID 12067210. 
  47. ^ a b Romanenko SA, Perelman PL, Serdukova NA, Trifonov VA, Biltueva LS, Wang J, Li T, Nie W, O'Brien PC, Volobouev VT, Stanyon R, Ferguson-Smith MA, Yang F, Graphodatsky AS (December 2006). "Reciprocal chromosome painting between three laboratory rodent species". Mammalian Genome. 17 (12): 1183–92. doi:10.1007/s00335-006-0081-z. PMID 17143584. 
  48. ^ a b Painter TS (March 1928). "A Comparison of the Chromosomes of the Rat and Mouse with Reference to the Question of Chromosome Homology in Mammals". Genetics. 13 (2): 180–9. PMC 1200977alt=Dapat diakses gratis. PMID 17246549. 
  49. ^ Hayes H, Rogel-Gaillard C, Zijlstra C, De Haan NA, Urien C, Bourgeaux N, Bertaud M, Bosma AA (2002). "Establishment of an R-banded rabbit karyotype nomenclature by FISH localization of 23 chromosome-specific genes on both G- and R-banded chromosomes". Cytogenetic and Genome Research. 98 (2–3): 199–205. doi:10.1159/000069807. PMID 12698004. 
  50. ^ "The Genetics of the Popular Aquarium Pet – Guppy Fish". Diakses tanggal 6 December 2009. 
  51. ^ a b De Grouchy J (August 1987). "Chromosome phylogenies of man, great apes, and Old World monkeys". Genetica. 73 (1–2): 37–52. doi:10.1007/bf00057436. PMID 3333352. 
  52. ^ Robinson TJ, Yang F, Harrison WR (2002). "Chromosome painting refines the history of genome evolution in hares and rabbits (order Lagomorpha)". Cytogenetic and Genome Research. 96 (1–4): 223–7. doi:10.1159/000063034. PMID 12438803. 
  53. ^ Chapman, Joseph A; Flux, John E. C (1990), "section 4.W4", Rabbits, Hares and Pikas. Status Survey and Conservation Action Plan, hlm. 61–94, ISBN 9782831700199 
  54. ^ Vitturi R, Libertini A, Sineo L, Sparacio I, Lannino A, Gregorini A, Colomba M (2005). "Cytogenetics of the land snails Cantareus aspersus and C. mazzullii (Mollusca: Gastropoda: Pulmonata)". Micron. 36 (4): 351–7. doi:10.1016/j.micron.2004.12.010. PMID 15857774. 
  55. ^ Yasukochi Y, Ashakumary LA, Baba K, Yoshido A, Sahara K (July 2006). "A second-generation integrated map of the silkworm reveals synteny and conserved gene order between lepidopteran insects". Genetics. 173 (3): 1319–28. doi:10.1534/genetics.106.055541. PMC 1526672alt=Dapat diakses gratis. PMID 16547103. 
  56. ^ Houck ML, Kumamoto AT, Gallagher DS, Benirschke K (2001). "Comparative cytogenetics of the African elephant (Loxodonta africana) and Asiatic elephant (Elephas maximus)". Cytogenetics and Cell Genetics. 93 (3–4): 249–52. doi:10.1159/000056992. PMID 11528120. 
  57. ^ Semba U, Umeda Y, Shibuya Y, Okabe H, Tanase S, Yamamoto T (October 2004). "Primary structures of guinea pig high- and low-molecular-weight kininogens". International Immunopharmacology. 4 (10–11): 1391–400. doi:10.1016/j.intimp.2004.06.003. PMID 15313436. 
  58. ^ Wayne RK, Ostrander EA (March 1999). "Origin, genetic diversity, and genome structure of the domestic dog". BioEssays. 21 (3): 247–57. doi:10.1002/(SICI)1521-1878(199903)21:3<247::AID-BIES9>3.0.CO;2-Z. PMID 10333734. 
  59. ^ Ciudad J, Cid E, Velasco A, Lara JM, Aijón J, Orfao A (May 2002). "Flow cytometry measurement of the DNA contents of G0/G1 diploid cells from three different teleost fish species". Cytometry. 48 (1): 20–5. doi:10.1002/cyto.10100. PMID 12116377. 
  60. ^ Burt DW (2002). "Origin and evolution of avian microchromosomes". Cytogenetic and Genome Research. 96 (1–4): 97–112. doi:10.1159/000063018. PMID 12438785. 
  61. ^ Itoh, Masahiro; Ikeuchi, Tatsuro; Shimba, Hachiro; Mori, Michiko; Sasaki, Motomichi; Makino, Sajiro (1969). "A Comparative Karyotype Study in Fourteen Species of Birds". The Japanese Journal of Genetics. 44 (3): 163–170. doi:10.1266/jjg.44.163alt=Dapat diakses gratis. 
  62. ^ Smith J, Burt DW (August 1998). "Parameters of the chicken genome (Gallus gallus)". Animal Genetics. 29 (4): 290–4. doi:10.1046/j.1365-2052.1998.00334.x. PMID 9745667. 
  63. ^ Sakamura, Tetsu (1918). "Kurze Mitteilung über die Chromosomenzahlen und die Verwandtschaftsverhältnisse der Triticum-Arten". Shokubutsugaku Zasshi. 32 (379): 150–3. doi:10.15281/jplantres1887.32.379_150. 
  64. ^ Charlebois R.L. (ed) 1999. Organization of the prokaryote genome. ASM Press, Washington DC.
  65. ^ Komaki K, Ishikawa H (March 2000). "Genomic copy number of intracellular bacterial symbionts of aphids varies in response to developmental stage and morph of their host". Insect Biochemistry and Molecular Biology. 30 (3): 253–8. doi:10.1016/S0965-1748(99)00125-3. PMID 10732993. 
  66. ^ Mendell JE, Clements KD, Choat JH, Angert ER (May 2008). "Extreme polyploidy in a large bacterium". Proceedings of the National Academy of Sciences of the United States of America. 105 (18): 6730–4. Bibcode:2008PNAS..105.6730M. doi:10.1073/pnas.0707522105. PMC 2373351alt=Dapat diakses gratis. PMID 18445653. 
  67. ^ White, M. J. D. (1973). The chromosomesPerlu mendaftar (gratis) (edisi ke-6th). London: Chapman and Hall, distributed by Halsted Press, New York. hlm. 28. ISBN 978-0-412-11930-9. 
  68. ^ von Winiwarter H (1912). "Études sur la spermatogenèse humaine". Archives de Biologie. 27 (93): 147–9. 
  69. ^ Painter TS (1922). "The spermatogenesis of man". Anat. Res. 23: 129. 
  70. ^ Painter, Theophilus S. (April 1923). "Studies in mammalian spermatogenesis. II. The spermatogenesis of man". Journal of Experimental Zoology. 37 (3): 291–336. doi:10.1002/jez.1400370303. 
  71. ^ Tjio JH, Levan A (1956). "The chromosome number of man". Hereditas. 42 (1–2): 723–4. doi:10.1111/j.1601-5223.1956.tb03010.x. PMID 345813. 
  72. ^ Ford CE, Hamerton JL (November 1956). "The chromosomes of man". Nature. 178 (4541): 1020–3. Bibcode:1956Natur.178.1020F. doi:10.1038/1781020a0. PMID 13378517. 
  73. ^ Hsu T.C. Human and mammalian cytogenetics: a historical perspective. Springer-Verlag, N.Y. p10: "It's amazing that he [Painter] even came close!"
  74. ^ Santaguida S, Amon A (August 2015). "Short- and long-term effects of chromosome mis-segregation and aneuploidy" (PDF). Nature Reviews. Molecular Cell Biology. 16 (8): 473–85. doi:10.1038/nrm4025. PMID 26204159. 
  75. ^ Miller, Kenneth R. (2000). "Chapter 9-3". BiologyAkses gratis dibatasi (uji coba), biasanya perlu berlangganan (edisi ke-5th). Upper Saddle River, New Jersey: Prentice Hall. hlm. 194–5. ISBN 978-0-13-436265-6. 
  76. ^ "What is Trisomy 18?". Trisomy 18 Foundation. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-01-30. Diakses tanggal 4 February 2017. 
  77. ^ European Chromosome 11 Network[Verifikasi gagal]
  78. ^ Templado C, Uroz L, Estop A (October 2013). "New insights on the origin and relevance of aneuploidy in human spermatozoa". Molecular Human Reproduction. 19 (10): 634–43. doi:10.1093/molehr/gat039. PMID 23720770. 
  79. ^ Shi Q, Ko E, Barclay L, Hoang T, Rademaker A, Martin R (August 2001). "Cigarette smoking and aneuploidy in human sperm". Molecular Reproduction and Development. 59 (4): 417–21. doi:10.1002/mrd.1048. PMID 11468778. 
  80. ^ Rubes J, Lowe X, Moore D, Perreault S, Slott V, Evenson D, Selevan SG, Wyrobek AJ (October 1998). "Smoking cigarettes is associated with increased sperm disomy in teenage men". Fertility and Sterility. 70 (4): 715–23. doi:10.1016/S0015-0282(98)00261-1. PMID 9797104. 
  81. ^ Xing C, Marchetti F, Li G, Weldon RH, Kurtovich E, Young S, Schmid TE, Zhang L, Rappaport S, Waidyanatha S, Wyrobek AJ, Eskenazi B (June 2010). "Benzene exposure near the U.S. permissible limit is associated with sperm aneuploidy". Environmental Health Perspectives. 118 (6): 833–9. doi:10.1289/ehp.0901531. PMC 2898861alt=Dapat diakses gratis. PMID 20418200. 
  82. ^ Xia Y, Bian Q, Xu L, Cheng S, Song L, Liu J, Wu W, Wang S, Wang X (October 2004). "Genotoxic effects on human spermatozoa among pesticide factory workers exposed to fenvalerate". Toxicology. 203 (1–3): 49–60. doi:10.1016/j.tox.2004.05.018. PMID 15363581. 
  83. ^ Xia Y, Cheng S, Bian Q, Xu L, Collins MD, Chang HC, Song L, Liu J, Wang S, Wang X (May 2005). "Genotoxic effects on spermatozoa of carbaryl-exposed workers". Toxicological Sciences. 85 (1): 615–23. doi:10.1093/toxsci/kfi066. PMID 15615886. 
  84. ^ Governini L, Guerranti C, De Leo V, Boschi L, Luddi A, Gori M, Orvieto R, Piomboni P (November 2015). "Chromosomal aneuploidies and DNA fragmentation of human spermatozoa from patients exposed to perfluorinated compounds". Andrologia. 47 (9): 1012–9. doi:10.1111/and.12371. PMID 25382683. 

Lihat pula

[sunting | sunting sumber]

Pranala luar

[sunting | sunting sumber]