Syarif Hussein: Perbedaan antara revisi
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: menambah kata-kata yang berlebihan atau hiperbolis VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
||
Baris 74: | Baris 74: | ||
Secara nasab, Syarif Husein bin Ali merupakan keturunan ke-38 Nabi Muhammad Shallallahu'alaihi Wa 'Ala Alihi Wa Sallam. |
Secara nasab, Syarif Husein bin Ali merupakan keturunan ke-38 Nabi Muhammad Shallallahu'alaihi Wa 'Ala Alihi Wa Sallam. |
||
Dalam naskah berbahasa [[Sanskerta]], ''Mahabharata'' disajikan sebagai [[cerita berbingkai]] (cerita di dalam cerita), dengan tiga narator: [[Ugrasrawa]], [[Wesampayana]], dan [[Sanjaya (Mahabharata)|Sanjaya]]. Dari narasi Ugrasrawa disampaikan bahwa kisah ''Mahabharata'' pernah dituturkan oleh Wesampayana kepada Maharaja [[Janamejaya]] dari [[Hastinapura]]. Pada awalnya, sang maharaja gagal mengadakan upacara pengorbanan ular. Untuk melipur duka sang maharaja, murid [[Byasa]] yang bernama [[Wesampayana]] diminta untuk menuturkan kisah kejayaan leluhur sang maharaja, yaitu raja-raja India Kuno yang berada dalam satu garis keturunan, di antaranya: [[Pururawa]], [[Yayati]], [[Puru (mitologi)|Puru]], [[Bharata (raja)|Bharata]], dan [[Kuru (raja)|Kuru]]. |
|||
Nasab lengkap Syarif Husein bin Ali : |
|||
Cerita utama ''Mahabharata'' berpusat pada riwayat seratus [[Korawa]] dan lima [[Pandawa]] yang merupakan keturunan raja-raja tersebut di atas, dengan konflik utama yaitu [[Perang Kurukshetra|perang saudara]] di [[Kurukshetra]]. Baik Korawa maupun Pandawa merupakan dua kelompok pangeran dari [[Dinasti Kuru]] yang tinggal di keraton [[Hastinapura]], [[India Utara]]. Korawa merupakan putra-putra [[Dretarastra]], sedangkan Pandawa merupakan putra-putra [[Pandu]], adik Dretarastra. Meskipun Korawa merupakan putra-putra keturunan Kuru yang lebih tua, tetapi usia mereka semua—termasuk [[Duryodana]], Korawa sulung—lebih muda daripada [[Yudistira]], Pandawa sulung. Baik Duryodana maupun Yudistira mengeklaim sebagai pewaris takhta yang pertama. Pertikaian memuncak menjadi sebuah [[perang di Kurukshetra]], yang dimenangkan oleh pihak [[Pandawa]]. |
|||
1. Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam |
|||
Kisah ''Mahabharata'' diakhiri dengan wafatnya [[Kresna]], kehancuran klan-klan [[Yadawa]], dan diangkatnya para Pandawa ke surga. Peristiwa tersebut juga diyakini dalam kepercayaan [[Hindu]] sebagai permulaan zaman ''[[Kaliyuga]]'', yaitu zaman peradaban manusia yang keempat sekaligus terakhir; zaman ketika nilai-nilai yang mulia dan berharga mulai luntur, dan orang-orang cenderung berlaku dengan mengabaikan kebenaran, moralitas, dan kejujuran.Nasab lengkap Syarif Husein bin Ali : |
|||
2. Fatimah Az-Zahra |
|||
3. Hasan Al-Mujtaba |
|||
4. Hasan Al-Mutsanna |
|||
5. 'Abdullah Al-Mahdi |
|||
6. Musa Al-Jun |
|||
7. 'Abdullah Ar-Ridha |
|||
8. Musa Ats-Tsani |
|||
9. Muhammad Ats-Tsa'ir |
|||
10. 'Abdullah Al-Akbar |
|||
11. 'Ali As-Salami |
|||
12. Sulaiman |
|||
13. Husein |
|||
14. 'Isa |
|||
15. 'Abdul Karim |
|||
16. Mutha'an |
|||
17. Idris (Amir Makkah) |
|||
18. Qatadah (Amir Makkah) |
|||
19. 'Ali Al-Akbar |
|||
20. Hasan Abu Sa'ad (Amir Makkah) |
|||
21. Muhammad Abu Numai Al-Awwal (Amir Makkah) |
|||
22. Rumaitsah (Amir Makkah) |
|||
23. 'Ajlan (Amir Makkah) |
|||
24. Hasan (Amir Makkah) |
|||
25. Barakat Al-Awwal (Amir Makkah) |
|||
26. Muhammad (Amir Makkah) |
|||
27. Barakat Ats-Tsani (Amir Makkah) |
|||
28. Muhammad Abu Numai Ats-Tsani (Amir Makkah) |
|||
29. Hasan (Amir Makkah) |
|||
30. 'Abdullah (Amir Makkah) |
|||
31. Husein |
|||
32. 'Abdullah |
|||
33. Muhsin |
|||
34. Syarif 'Aun Ar-Rafiq (Datuk Asyraf Marga Al-'Auni) |
|||
35. 'Abdul Mu'in |
|||
36. Muhammad (Amir Makkah) |
|||
37. 'Ali (Amir Makkah) |
|||
38. Syarif Husein |
|||
Syarif Husein bin Ali al Hasyimi memiliki 4 putra. Yakni : |
|||
1) Raja Ali al Hasyimi (lahir 1879). |
|||
Beliau merupakan Raja Kerajaan Hasyimiyah Hijaz menggantikan Syarif Husein bin Ali yang menjadi Khalifah. |
|||
2) Raja Abdullah al Hasyimi (lahir 1882). |
|||
Beliau merupakan pendiri Kerajaan Hasyimiyah Yordania. Beliau bergelar Raja Abdullah al Awwal. |
|||
3) Raja Faishal al Hasyimi (lahir 1885). |
|||
Beliau merupakan Raja Kerajaan Hasyimiyah Iraq-Syiria. Beliau bergelar Raja Faishal al Awwal. |
|||
4) Pangeran Zaid al Hasyimi (lahir 1898). |
|||
Keempat putra Syarif Husein tersebut merupakan keturunan ke-39 Rasulullah. |
|||
KETURUNAN KE-39 RASULULLAH |
|||
• Raja Ali bin Syarif Husein memiliki 1 anak laki-laki bernama Abdul-ilah (1913). |
|||
Pangeran Abdul-ilah sebenarnya merupakan Pangeran Mahkota Kerajaan Hasyimiyah Iraq. Namun beliau terlebih dahulu wafat karena kudeta yang menjadikan Iraq berubah dari Kerajaan menjadi Republik. |
|||
Beliau tidak memiliki anak laki-laki. |
|||
• Raja Abdullah al Awwal bin Syarif Husein memiliki 2 anak. |
|||
1. Thalal (1909). Beliau menjadi raja selanjutnya di Yordania. |
|||
2. Nayif (1914). |
|||
• Raja Faishal al Awwal bin Syarif Husein memiliki satu anak bernama Ghazi (1912). Ghazi menjadi Raja Hasyimiyah Iraq selanjutnya setelah wafatnya Raja Faishal al Awwal. |
|||
• Pangeran Zaid bin Syarif Husein memiliki satu orang anak bernama Ra'ad (1936). |
|||
KETURUNAN KE-40 RASULULLAH |
|||
• Raja Thalal bin Abdullah al Awwal bin Syarif Husein. |
|||
Beliau berputra 3 orang : |
|||
1. Raja Husein (1935) |
|||
2. Muhammad (1940) |
|||
3. Hasan (1947) |
|||
• Nayif bin Abdullah al Awwal bin Syarif Husein. |
• Nayif bin Abdullah al Awwal bin Syarif Husein. |
||
Baris 349: | Baris 229: | ||
• Rasyad bin Hasan bin Thalal bin Abdullah al Awwal bin Syarif Husein. |
• Rasyad bin Hasan bin Thalal bin Abdullah al Awwal bin Syarif Husein. |
||
Beliau memiliki 2 putra : |
|||
1. Hasan (2013) |
|||
2. Thalal (2016) |
|||
• Muhammad Abbas bin Ali bin Nayif bin Abdullah al Awwal bin Syarif Husein. |
|||
Beliau memiliki 2 putra : |
|||
1. Hamzah (2007) |
|||
2. Haydar (2013) |
|||
Mereka semua inilah yang memiliki gelar marga Al Hasyimi, yakni keturunan Amirul Mu'minin Syarif Husein bin Ali al Hasyimi. |
Mereka semua inilah yang memiliki gelar marga Al Hasyimi, yakni keturunan Amirul Mu'minin Syarif Husein bin Ali al Hasyimi. |
Revisi per 27 Juli 2024 22.10
Husain | |
---|---|
Syarif | |
Raja Hijaz | |
Berkuasa | 10 Juni 1916 – 3 Oktober 1924 |
Pendahulu | Jabatan dibentuk |
Penerus | Ali |
Raja Arab | |
Berkuasa | 10 Juni 1916 – 19 Desember 1925 |
Pendahulu | Jabatan dibentuk |
Penerus | Jabatan dihapus |
Syarif dan Emir Mekah | |
Berkuasa | 1 November 1908 – 3 Oktober 1924 |
Pendahulu | Abdullah Pasha bin Muhammad bin Abdul Muin |
Penerus | Ali |
Khalifah (diperdebatkan) | |
Berkuasa | 3 Maret 1924 - 19 Desember 1925/4 Juni 1931 |
Pendahulu | Abdul Mejid II |
Penerus | Jabatan dihapus |
Kelahiran | 1 Mei 1854 Istanbul, Kesultanan Utsmaniyah |
Kematian | (umur 77) Amman, Transyordania |
Pemakaman | 4 Juni 1931 |
Pasangan |
|
Keturunan | |
Wangsa | |
Ayah | Ali Bey bin Muhammad bin Abdul Mu'in |
Ibu | Salha bint Gharam al-Shahar |
Agama | Sunni Islam[1] |
Syarif Husain bin Ali (1856-1931) adalah pemimpin Arab dari Bani Hasyim, dia keturunan ke 37 dari Nabi Islam Muhammad dan merupakan keturunan dari Wangsa Hasyimiyah. Syarif Husain bin Ali diangkat menjadi Gubernur Makkah pada 1908 oleh Kekhalifahan Utsmaniyah dan setelah melakukan Pemberontakan Arab pada 1916, Syarif Husain bin Ali menjadi Raja Hijaz antara 1916-1924. Tujuan dari pemberontakan ini adalah mendirikan negara Arab bersatu yang terbentang dari Alepo di Suriah sampai Aden di Yaman dimana Inggris sudah berjanji untuk mengakuinya.
Tiga putra Husain bin Ali menjadi pemimpin di dunia Arab, yaitu Ali sebagai raja Hijaz, Faisal sebagai raja Iraq dan Abdullah sebagai Emir Transyordania. Dua hari setelah pembubaran Kekhalifahan Ustmaniyah di Turki, Syarif Husain bin Ali mendeklarasikan dirinya sebagai Khalifah yang baru, tetapi hal itu tidak berlangsung lama, setelah Ibnu Saud menyerang dan mengalahkannya pada 1924, sehingga Syarif Husain harus turun tahta Hijaz , menyerahkan kekuasaan pada putranya Ali dari Hejaz serta lari ke Amman, Yordania dimana putranya menjadi Emir disana.
Di Amman, Hussein masih memanggil dirinya khalifah dan berperilaku seperti raja, hal ini membuat Abdullah tidak senang dan mengusirnya ke Aqaba, akhirnya Syarif Husain diasingkan ke Siprus dan tinggal bersama putranya Zaid. Pada 1930 Syarif mengalami cacat karena terserang stroke pada usia 79 tahun.[2] Setelah itu Emir Abdullah memanggil ayahnya kembali ke Amman dan Syarif Husain tinggal di Amman sampai meninggal.
Baik Ali dari Hejaz maupun Ibnu Saud tidak tertarik dengan gelar Khalifah yang disandang sebelumnya oleh Syarif Husain. Syarif Husain meninggal di Amman, Yordania pada tahun 1931.
Keturunan dari Syarif Husain masih memegang kekuasaan di Yordania sampai sekarang dan Irak pada masa kerajaan sampai terbunuhnya Faisal II dari Irak dan Pangeran Mahkota Abd al-Illah bin Ali di tangan kaum republikan yang mendirikan Republik Irak (1958-1968) dan memegang gelar pangeran saja serta aktif di PBB (keturunan Zaid bin Husain).
Keluarga Al Hasyimi Asy Syarif
Marga Al Hasyimi merupakan nisbah kepada keturunan Amir Makkah Syarif Husein bin Ali al Hasyimi.
Syarif Husein bin Ali al Hasyimi adalah Syarif Makkah (Amir Makkah) terakhir ketika Hijaz masih berada di bawah Kekhalifahan Utsmani.
Syarif Husein bin Ali menjadi Amir Makkah pada tahun 1908-1916 M.
Kemudian beliau melepaskan Hijaz dari Turki dan mendirikan Kerajaan Arabiyah Hijaziyah. Beliau menjadi Raja Kerajaan Arabiyah Hijaziyah pada tahun 1916-1924 M.
Selanjutnya, setelah Kekhalifahan Turki Utsmani secara resmi dibubarkan dan berubah menjadi Republik Turki, Syarif Husein bin Ali dibaiat sebagai Khalifah Kaum Muslimin pada 3 Maret 1924 Masehi.
Syarif Husein bin Ali berasal dari Keluarga Al 'Auni, cabang dari Marga Asyraf Al 'Abdali.
Syarif Husein bin Ali masyhur dengan sebutan Syarif Husein bin Ali al 'Abdali ketika menjadi Amir Makkah.
Barulah setelah beliau mendirikan Kerajaan Arabiyah Hijaziyah (Kerajaan Hasyimiyah Hijaz) dengan mengumpulkan baiat dari Asyraf Bani Hasyim di Hijaz,
beliau mengubah gelarnya menjadi Al Hasyimi.
Sebagai tanda bahwa beliau adalah Raja Bani Hasyim di zamannya.
Setelah menjadi Raja Kerajaan Hasyimiyah Hijaz, beliau dan seluruh keturunannya bergelar Al Hasyimi.
Secara nasab, Syarif Husein bin Ali merupakan keturunan ke-38 Nabi Muhammad Shallallahu'alaihi Wa 'Ala Alihi Wa Sallam.
Dalam naskah berbahasa Sanskerta, Mahabharata disajikan sebagai cerita berbingkai (cerita di dalam cerita), dengan tiga narator: Ugrasrawa, Wesampayana, dan Sanjaya. Dari narasi Ugrasrawa disampaikan bahwa kisah Mahabharata pernah dituturkan oleh Wesampayana kepada Maharaja Janamejaya dari Hastinapura. Pada awalnya, sang maharaja gagal mengadakan upacara pengorbanan ular. Untuk melipur duka sang maharaja, murid Byasa yang bernama Wesampayana diminta untuk menuturkan kisah kejayaan leluhur sang maharaja, yaitu raja-raja India Kuno yang berada dalam satu garis keturunan, di antaranya: Pururawa, Yayati, Puru, Bharata, dan Kuru.
Cerita utama Mahabharata berpusat pada riwayat seratus Korawa dan lima Pandawa yang merupakan keturunan raja-raja tersebut di atas, dengan konflik utama yaitu perang saudara di Kurukshetra. Baik Korawa maupun Pandawa merupakan dua kelompok pangeran dari Dinasti Kuru yang tinggal di keraton Hastinapura, India Utara. Korawa merupakan putra-putra Dretarastra, sedangkan Pandawa merupakan putra-putra Pandu, adik Dretarastra. Meskipun Korawa merupakan putra-putra keturunan Kuru yang lebih tua, tetapi usia mereka semua—termasuk Duryodana, Korawa sulung—lebih muda daripada Yudistira, Pandawa sulung. Baik Duryodana maupun Yudistira mengeklaim sebagai pewaris takhta yang pertama. Pertikaian memuncak menjadi sebuah perang di Kurukshetra, yang dimenangkan oleh pihak Pandawa.
Kisah Mahabharata diakhiri dengan wafatnya Kresna, kehancuran klan-klan Yadawa, dan diangkatnya para Pandawa ke surga. Peristiwa tersebut juga diyakini dalam kepercayaan Hindu sebagai permulaan zaman Kaliyuga, yaitu zaman peradaban manusia yang keempat sekaligus terakhir; zaman ketika nilai-nilai yang mulia dan berharga mulai luntur, dan orang-orang cenderung berlaku dengan mengabaikan kebenaran, moralitas, dan kejujuran.Nasab lengkap Syarif Husein bin Ali :
• Nayif bin Abdullah al Awwal bin Syarif Husein.
Beliau berputra 2 orang :
1. 'Ali (1941)
2. 'Ashim (1948)
• Raja Ghazi bin Faishal al Awwal bin Syarif Husein.
Berputra satu orang bernama Faishal ats Tsani (Faishal II).
Faishal II meninggal dalam tragedi kudeta militer di Iraq yang menyebabkan Iraq berubah menjadi Republik.
Raja Faishal II meninggal dalam keadaan belum menikah.
• Ra'ad bin Zaid bin Syarif Husein.
Beliau berputra 4 orang :
1. Zaid (1964)
2. Mir'ad (1965)
3. Faras
4. Faishal
KETURUNAN KE-41 RASULULLAH
• Raja Husein bin Thalal bin Abdullah al Awwal bin Syarif Husein.
Berputra 5 orang :
1. Raja Abdullah ats Tsani (1962)
2. Faishal (1963)
3. Ali (1975)
4. Hamzah (1980)
5. Hasyim (1981)
• Muhammad bin Thalal bin Abdullah al Awwal bin Syarif Husein.
Berputra 2 orang :
1. Thalal (1965).
2. Ghazi (1966).
• Hasan bin Thalal bin Abdullah al Awwal bin Syarif Husein.
Berputra 1 orang :
1. Rasyad.
• 'Ali bin Nayif bin Abdullah al Awwal bin Syarif Husein.
Berputra 2 orang :
1. Muhammad Abbas (1973).
2. Ja'far (2007).
• 'Ashim bin Nayif bin Abdullah al Awwal bin Syarif Husein.
Berputra satu orang :
1. Nayif (1998).
• Zaid bin Ra'ad bin Zaid bin Syarif Husein.
Beliau memiliki 3 anak. Namun saya tidak tau siapa-siapa namanya.
• Mir'ad bin Ra'ad bin Zaid bin Syarif Husein.
Beliau memiliki 2 putra.
1. Rakan (1995)
2. Ja'far (2002)
• Faras bin Ra'ad bin Zaid bin Syarif Husein.
Beliau memiliki 1 orang putra :
1. Hasyim
• Faishal bin Ra'ad bin Zaid bin Syarif Husein.
Beliau memiliki 1 orang putra :
1. Husein (2013)
KETURUNAN KE-42 RASULULLAH
• Raja Abdullah ats Tsani bin Husein bin Thalal bin Abdullah al Awwal bin Syarif Husein.
Beliau memiliki 2 orang putra :
1. Pangeran Mahkota, Husein (1994)
2. Hasyim (2005)
• Faishal bin Husein bin Thalal bin Abdullah al Awwal bin Syarif Husein.
Beliau memiliki 1 putra :
1. Umar (1993)
• Ali bin Husein bin Thalal bin Abdullah al Awwal bin Syarif Husein.
Beliau memiliki 1 putra :
1. Abdullah (2004)
• Hamzah bin Husein bin Thalal bin Abdullah al Awwal bin Syarif Husein.
Beliau memiliki 2 putra :
1. Husein (2019)
2. Muhammad (2022)
• Hasyim bin Husein bin Thalal bin Abdullah al Awwal bin Syarif Husein.
Beliau memiliki 2 putra.
1. Husein (2015)
2. Hasan (2019)
• Thalal bin Muhammad bin Thalal bin Abdullah al Awwal bin Syarif Husein.
Beliau memiliki 2 putra :
1. Husein (1999)
2. Muhammad (2001)
• Ghazi bin Muhammad bin Thalal bin Abdullah al Awwal bin Syarif Husein.
Beliau memiliki 1 orang putra :
1. Abdullah (2001)
• Rasyad bin Hasan bin Thalal bin Abdullah al Awwal bin Syarif Husein.
Mereka semua inilah yang memiliki gelar marga Al Hasyimi, yakni keturunan Amirul Mu'minin Syarif Husein bin Ali al Hasyimi.
Mereka adalah para Keluarga Kerajaan Hasyimiyah Yordania. Tinggal di wilayah Kerajaan Yordania.
Dan sejauh ini belum ada seorang bermarga Al Hasyimi yang tinggal di luar Yordania.
Keluarga Besar Kerajaan Hasyimiyah Yordania
Dzurriyah Amirul Mu'minin Asy Syarif Husein bin 'Ali al Hasyimi al 'Auni al 'Abdali asy Syarif al Hasani.
Lihat juga
Referensi
- ^ "IRAQ – Resurgence In The Shiite World – Part 8 – Jordan & The Hashemite Factors". APS Diplomat Redrawing the Islamic Map. 2005. Diarsipkan dari versi asli tanggal 9 July 2012.
- ^ https://books.google.com/?id=QSbeuVXQRUoC&pg=PT66&dq=sharif+hussein+cyprus#v=onepage&q=sharif%20hussein%20cyprus&f=false