Ibrahim al-Imam
Ibrahim bin Muhammad bin Ali bin Abdullah bin Abbas atau yang lebih dikenal dengan julukan Ibrahim al-Imam. Sebelum kemunculan Dinasti Abbasiyah ia adalah seorang pemimpin dakwah. Nama panggilannya adalah Abu Ishaq dan dua saudaranya yakni As-Saffah dan Abu Ja'far al-Mansur adalah seorang khalifah. Ia diba’iat ayahnya secara diam-diam, ketika sampai kabar tersebut kepada Marwan Al-Himar, maka Marwan menangkapnya dan memenjarakannya selama 2 perjalanan laut. Kemudian Marwan membunuhnya secara diam-diam, Ibrahim memba’iat saudaranya Assaffah, ketika Ibrahim terbunuh, para kerabatnya memakai pakaian hitam karena sedih, inilah awal dipakainya pakaian hitam ketika ada yang meninggal, maka jadilah perbuatan tersebut syiar bagi mereka. Imam al-Askari menuturkan hal ini dalam kitab al-Awa'il.
Ibrahim meriwayatkan hadis dari ayahnya dari kakeknya dari Abdullah bin Muhammad bin al-Hanafiyah. Dua saudaranya, dan Abu Muslim al-Khurasani meriwayatkan hadis darinya. Ibrahim adalah seorang yang dermawan, berbudi luhur dan pantas untuk mempimpin.[1]
Marwan bin Muhammad memenjarakan Ibrahim al-Imam di Harran, dan dia tetap di penjara sampai dia meninggal pada bulan Shafar tahun 131 H, pada usia empat puluh delapan tahun.[2] Ibrahim menetapkan Abu Muslim menjadi Da'i ke daerah Khurasan. Ibrahim dilahirkan di daerah Hamimah dekat gunung Syarrah merupakan bagian dari daerah Damsyiq pada tahun 82 H. Ia menikahi Ummu Ja'far binti Ali bin Husain bin Ali bin Abi Thalib.[3]
Dikatakan Ibnu Harmah dalam syairnya.
- Aku berusaha sabar saat masalah mengguncangku
- Dikuburan Bahran di semayamkan benteng agama.
- Disanalah Imam yang kesedihannya merata
- kesedihan bagi yang miskin atau kaya
Ibrahim bin Muhammad mempunyai anak Abdul Wahhab (Ia menjadi Gubernur didaerah Syam dan meninggal disana)
Dan Muhammad (Ia menjadi Gubernur di Mekkah, Madinah, Jazirah Yaman. Dan meninggal di Baghdad).
Silsilah
[sunting | sunting sumber]
[4] Catatan:
- k. merupakan tahun kekuasaan
- Angka, merupakan nomor urut seseorang menjadi khalifah.
- Nama dengan huruf kapital merupakan khalifah yang berkuasa.
Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ Kesalahan pengutipan: Tag
<ref>
tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernamaسير
- ^ Al-Bidayah wan Nihayah oleh Ibnu Katsir ad-Dimasyqi, juz 10, tentang pembunuhan Ibrahim bin Muhammad al-Imam
- ^ Al Asas fi Ansab Bani Abbas oleh Sayyid Syarif Husni Bin Ahmad Bin Ali Al Abbasi Al Hasyimi (الأساس في أنساب بني العباس - تأليف السيد الشريف حسني بن أحمد بن علي العباسي الهاشم )
- ^ Imam As-Suyuthi (2006). Tarikh Khulafa' [Sejarah Para Penguasa Islam]. Jakarta: Al-Kautsar. ISBN 979-592-175-4.