[go: nahoru, domu]

Lompat ke isi

Pulau Papua

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
(Dialihkan dari Nugini)
Papua
Topografi Pulau Papua
Geografi
LokasiOseania (Melanesia)
Koordinat5°20′S 141°36′E / 5.333°S 141.600°E / -5.333; 141.600
KepulauanMelanesia
Luas785,753 km2
Peringkat luaske-2
Titik tertinggiPuncak Jaya (4.884 m)
Pemerintahan
Negara
Provinsi Papua
 Papua Barat
 Papua Barat Daya
 Papua Pegunungan
 Papua Selatan
 Papua Tengah
Kota terbesarJayapura
Negara
ProvinsiSimbu
Tengah
Dataran Tinggi Timur
Britania Baru Timur
Sepik Timur
Enga
Teluk
Madang
Manus
Teluk Milne
Morobe
Irlandia Baru
Oro (Utara)
Dataran Tinggi Selatan
Barat
Dataran Tinggi Barat
Britania Baru Barat
Sepik Barat
Kota terbesarPort Moresby
Kependudukan
Penduduk11.306.940 jiwa (2014)
Kepadatan14 jiwa/km2
Kelompok etnikOrang Melanesia, Orang Austronesia
Peta
Warna langit saat senja hari di atas Kota Jayapura, Papua

Papua atau dikenal oleh dunia internasional dengan sebutan Guinea Baru atau Nugini (bahasa Inggris: New Guinea, Tok Pisin: Niugini; Hiri Motu: Niu Gini) atau yang dulu pernah disebut dengan Irian atau Irian Jaya, adalah pulau terbesar kedua (setelah Greenland) di dunia yang terletak di sebelah utara Australia. Pulau ini dibagi menjadi dua wilayah yang bagian baratnya merupakan wilayah Indonesia dan bagian timurnya merupakan negara Papua Nugini. Di pulau yang bentuknya menyerupai burung cendrawasih ini terletak gunung tertinggi di Indonesia, yaitu Puncak Jaya (4.884 m). Untuk wilayah Indonesia, penduduk asli Papua disebut sebagai Orang Asli Papua, yang terdiri dari beragam suku bangsa tersebar di seluruh kabupaten dan kota.[1][2]

"Papua" saat ini digunakan, khususnya di Indonesia, untuk merujuk kepada pulau ini secara keseluruhan dan juga untuk wilayah Indonesia di pulau tersebut. Istilah "Papua" juga digunakan untuk merujuk kepada enam provinsi di wilayah Papua yang termasuk dalam wilayah pemerintahan negara Indonesia, yaitu Papua Barat Daya, Papua Barat, Papua Tengah, Papua, Papua Pegunungan, dan Papua Selatan. Namun beberapa publikasi (lihat misalnya Kartikasari et al. 2007[3]) membatasi penggunaan nama "Papua" khusus untuk wilayah Indonesia. Papua juga berasal dari Portugis, saat itu melakukan penjajahan di Tidore dan menyatakan tanah ini Papo Ua yang berarti tidak tergabung atau terpisah dengan Tidore. Selain itu konon masyarakat Melayu menyebut dengan poea-poea yang artinya keriting [4]

"Nugini" dan "Guinea Baru" berasal dari kata New Guinea, nama yang diberikan oleh orang Barat yang di Indonesiakan. Mereka dahulu berpendapat bahwa tanah Papua mirip Guinea, sebuah wilayah di Afrika dan sehingga pulau ini disebut "Guinea yang baru". Kini, istilah ini digunakan oleh dunia internasional untuk merujuk pada keseluruhan pulau. Di Indonesia sendiri, istilah tersebut sebenarnya tidak pernah dipakai kecuali dalam kata-kata majemuk tertentu (kata fosil), seperti Papua Nugini dan Nugini Belanda.

"Irian" dahulu digunakan di Indonesia sebagai akronim dari Ikut Republik Indonesia Anti Nederland akan Jaya [4]untuk mengacu terhadap pulau ini, sedangkan "Irian Barat" dan "Irian Jaya" dahulu digunakan pada wilayah Indonesia dari pulau ini dan provinsinya, yaitu "Provinsi Irian Jaya".[5] Nama ini diusulkan pada tahun 1945 oleh Marcus Kaisiepo,[6] saudara dari Gubernur yang akan datang Frans Kaisiepo.[7] Nama ini diambil dari Bahasa Biak (Meriiyen) yang berarti beruap, atau semangat untuk bangkit. Nama ini juga digunakan dalam bahasa pribumi lain seperti Bahasa Serui, Bahasa Merauke dan Bahasa Waropen.[6] Selain itu dari bahasa Onim (Patipi) berasal dari kata Tiri Abuan yang berarti tanah besar. Dan dari kata arab juga memberi sebutan Uryani yang berarti negerinya orang telanjang, ini tertulis dalam Rihlah Ibnu Batutah saat ulama tersebut mendarat di tanah Irian. [4]Nama ini digunakan sampai tahun 2001 di mana nama pulau beserta provinsinya diubah menjadi "Papua".[8] Nama Irian yang awalnya disukai oleh penduduk asli Papua, sekarang dianggap sebagai nama yang diberikan oleh Jakarta.[6]

Selain ketiga nama tersebut, juga ada yang menyebut nama pulau ini sebagai "Nuu Waar". Hal ini disebabkan karena letaknya yang berada di timur, sehingga tempat awal matahari terbit. Saat itu pada tahun 1214 M seorang ulama besar Syekh Iskandar Syah dari kerajaan Samudera Pasai tiba di Kaimana dalam rangka ekspedisi perdagangan. Sehingga menyebut pulau ini sebagai Nur (cahaya dalam bahasa Arab), Masyarakat Kaimana dan Fakfak menterjemahkan sebagai Nuu Waar agar mudah disebutkan.[4] Pada waktu itu penyebutan dalam bahasa Arab yang diterjemahkan menjadi bahasa setempat tidak hanya untuk Papua, melainkan Maluku yang awalnya disebut sebagai Jazairul Muluk (kepulauan para raja) kemudian menjadi Maluku juga sempat mengalaminya.

Rumpun bahasa di pulau New Guinea

Bahasa Indonesia adalah bahasa resmi di wilayah Papua Indonesia sementara bahasa Inggris, Hiri Motu dan Tok Pisin adalah bahasa resmi di Papua New Guinea selain itu bahasa daerah lain dan dialek juga berjumlah banyak. Saat ini Papua Nugini adalah negara dengan bahasa terbanyak di dunia. Berikut daftar bahasa bahasa di Papua:

  1. Bahasa Abinomn
  2. Bahasa Abun
  3. Bahasa Aghu
  4. Bahasa Aikwakai
  5. Bahasa Airoran
  6. Bahasa Airo
  7. Bahasa Air Matoa
  8. Bahasa Ambai
  9. Bahasa Amber
  10. Bahasa Amberbaken
  11. Bahasa Anasi
  12. Bahasa Ansus
  13. Bahasa Anus
  14. Bahasa Arandai
  15. Bahasa Arguni
  16. Bahasa As
  17. Bahasa Asmat
  18. Bahasa Asmat Kasuari
  19. Bahasa Asmat Tengah
  20. Bahasa Asmat Utara
  21. Bahasa Asmat Yaosakor
  22. Bahasa Ati
  23. Bahasa Atohwaim
  24. Bahasa Auye
  25. Bahasa Awbono
  26. Bahasa Awera
  27. Bahasa Awyi
  28. Bahasa Awyu
  29. Bahasa Awyu Barat
  30. Bahasa Awyu Tengah
  31. Bahasa Awyu Edera
  32. Bahasa Awyu Jair
  33. Bahasa Awyu Utara
  34. Bahasa Awyu Selatan
  35. Bahasa Baburiwa
  36. Bahasa Bagusa
  37. Bahasa Baham
  38. Bahasa Bapu
  39. Bahasa Baso
  40. Bahasa Baropasi
  41. Bahasa Bauzi
  42. Bahasa Bayono
  43. Bahasa Bedoanas
  44. Bahasa Berik
  45. Bahasa Betaf
  46. Bahasa Biak
  47. Bahasa Biga
  48. Bahasa Biksi
  49. Bahasa Biritai
  50. Bahasa Bonefa
  51. Bahasa Bonerif
  52. Bahasa Bonggo
  53. Bahasa Borai
  54. Bahasa Burate
  55. Bahasa Burmeso
  56. Bahasa Burumakok
  57. Bahasa Buruwai
  58. Bahasa Busami
  59. Bahasa Citak
  60. Bahasa Citak Tamnim
  61. Bahasa Dabe
  62. Bahasa Dabra
  63. Bahasa Damal
  64. Bahasa Dani
  65. Bahasa Dani Lembah Bawah
  66. Bahasa Dani Lembah Tengah
  67. Bahasa Dani Lembah Atas
  68. Bahasa Dani Barat
  69. Bahasa Dao
  70. Bahasa Dem
  71. Bahasa Demisa
  72. Bahasa Demta
  73. Bahasa Dera
  74. Bahasa Diebroud
  75. Bahasa Dineor
  76. Bahasa Diuwe
  77. Bahasa Dou
  78. Bahasa Doutai
  79. Bahasa Dubu
  80. Bahasa Duriankere
  81. Bahasa Dusner
  82. Bahasa Duvle
  83. Bahasa Edopi
  84. Bahasa Eipomek
  85. Bahasa Ekari
  86. Bahasa Elseng
  87. Bahasa Emem
  88. Bahasa Emumu
  89. Bahasa Eritai
  90. Bahasa Erokwanas
  91. Bahasa Fayu
  92. Bahasa Fedan
  93. Bahasa Foau
  94. Bahasa Gebe
  95. Bahasa Gresi
  96. Bahasa Hatam
  97. Bahasa Hmanggona
  98. Bahasa Hupla
  99. Bahasa Iau
  100. Bahasa Iha
  101. Bahasa Iha Pijin
  102. Bahasa Imlom
  103. Bahasa Irarutu
  104. Bahasa Iresim
  105. Bahasa Isirawa
  106. Bahasa Itik
  107. Bahasa Iwur
  108. Bahasa Janggu
  109. Bahasa Jofotek
  110. Bahasa Kabera
  111. Bahasa Kaburi
  112. Bahasa Kaeti
  113. Bahasa Mandobo Atas
  114. Bahasa Mandobo Bawah
  115. Bahasa Kais
  116. Bahasa Kaiy
  117. Bahasa Kalabra
  118. Bahasa Kamberau
  119. Bahasa Kamoro
  120. Bahasa Kanum
  121. Bahasa Kanum Badi
  122. Bahasa Kanum Ngaklam
  123. Bahasa Kanum Smarky
  124. Bahasa Kanum Sota
  125. Bahasa Kapori
  126. Bahasa Kapitiaw
  127. Bahasa Karas
  128. Bahasa Karon Dori
  129. Bahasa Karon Pantai
  130. Bahasa Kaugat
  131. Bahasa Kauwol
  132. Bahasa Kaure
  133. Bahasa Kauwerawec
  134. Bahasa Kawe
  135. Bahasa Kayagar
  136. Bahasa Kayo Pulau
  137. Bahasa Keder
  138. Bahasa Kehu
  139. Bahasa Keijar
  140. Bahasa Kemberano
  141. Bahasa Kembra
  142. Bahasa Kemtuk
  143. Bahasa Kerema
  144. Bahasa Ketengban
  145. Bahasa Ketum
  146. Bahasa Kimaghama
  147. Bahasa Kimki
  148. Bahasa Kirikiri
  149. Bahasa Kofei
  150. Bahasa Kokoda
  151. Bahasa Kombai
  152. Bahasa Komyandaret
  153. Bahasa Konda
  154. Bahasa Koneraw
  155. Bahasa Kopkaka
  156. Bahasa Korowai
  157. Bahasa Korupun
  158. Bahasa Kosare
  159. Bahasa Kotogut
  160. Bahasa Kowiai
  161. Bahasa Kurudu
  162. Bahasa Kwansu
  163. Bahasa Kwer
  164. Bahasa Kwerba
  165. Bahasa Kwerba Mamberamo
  166. Bahasa Kwerisa
  167. Bahasa Kwesten
  168. Bahasa Kwinsu
  169. Bahasa Lani
  170. Bahasa Legenyem
  171. Bahasa Lepki
  172. Bahasa Liki
  173. Bahasa Maden
  174. Bahasa Madik
  175. Bahasa Maibrat
  176. Bahasa Mairasi
  177. Bahasa Maklew
  178. Bahasa Melayu Papua
  179. Bahasa Mamberamo
  180. Bahasa Mander
  181. Bahasa Manem
  182. Bahasa Mantion
  183. Bahasa Mapia
  184. Bahasa Marau
  185. Bahasa Maremgi
  186. Bahasa Marind
  187. Bahasa Marind Bian
  188. Bahasa Masimasi
  189. Bahasa Massep
  190. Bahasa Matbat
  191. Bahasa Mawes
  192. Bahasa Mekwei
  193. Bahasa Meninggo
  194. Bahasa Meoswar
  195. Bahasa Mer
  196. Bahasa Meyah
  197. Bahasa Mlap
  198. Bahasa Mo
  199. Bahasa Moi
  200. Bahasa Molof
  201. Bahasa Mombum
  202. Bahasa Momina
  203. Bahasa Momuna
  204. Bahasa Moni
  205. Bahasa Mor
  206. Bahasa Moraid
  207. Bahasa Moraori
  208. Bahasa Moskona
  209. Bahasa Mpur
  210. Bahasa Munggui
  211. Bahasa Murkim
  212. Bahasa Muyu
  213. Bahasa Muyu Utara
  214. Bahasa Muyu Selatan
  215. Bahasa Nafri
  216. Bahasa Nakai
  217. Bahasa Nacla
  218. Bahasa Namla
  219. Bahasa Narau
  220. Bahasa Ndom
  221. Bahasa Nduga
  222. Bahasa Ngalum
  223. Bahasa Nggem
  224. Bahasa Nimboran
  225. Bahasa Ninggerum
  226. Bahasa Nipsan
  227. Bahasa Nisa
  228. Bahasa Nopuk
  229. Bahasa Obokuitai
  230. Bahasa Onin
  231. Bahasa Onin Pijin
  232. Bahasa Oria
  233. Bahasa Ormu
  234. Bahasa Papasena
  235. Bahasa Papuma
  236. Bahasa Pauwi
  237. Bahasa Pisa
  238. Bahasa Podena
  239. Bahasa Pom
  240. Bahasa Puragi
  241. Bahasa Pyu
  242. Bahasa Rasawa
  243. Bahasa Riantana
  244. Bahasa Roon
  245. Bahasa Salawati
  246. Bahasa Samarokena
  247. Bahasa Sangke
  248. Bahasa Saponi
  249. Bahasa Sauri
  250. Bahasa Sause
  251. Bahasa Saweru
  252. Bahasa Sawi
  253. Bahasa Seget
  254. Bahasa Sekar
  255. Bahasa Semimi
  256. Bahasa Sempan
  257. Bahasa Senggi
  258. Bahasa Sentani
  259. Bahasa Serui Laut
  260. Bahasa Siagha
  261. Bahasa Sikaritai
  262. Bahasa Silimo
  263. Bahasa Siromi
  264. Bahasa Sko
  265. Bahasa Sobei
  266. Bahasa Somahai
    Bahasa Sowanda
  267. Bahasa Sowari
  268. Bahasa Suabau
  269. Bahasa Sukubatong
  270. Bahasa Sunum
  271. Bahasa Tabla
  272. Bahasa Taikat
  273. Bahasa Tamagario
  274. Bahasa Tamnim
  275. Bahasa Tanah Merah
  276. Bahasa Tandia
  277. Bahasa Tangko
  278. Bahasa Taori Kei
  279. Bahasa Taori So
  280. Bahasa Tarpia
  281. Bahasa Taurap
  282. Bahasa Tause
  283. Bahasa Taworta
  284. Bahasa Tebi
  285. Bahasa Tefaro
  286. Bahasa Tehit
  287. Bahasa Tobati
  288. Bahasa Tofamna
  289. Bahasa Towei
  290. Bahasa Trimuris
  291. Bahasa Tsaukambo
  292. Bahasa Tunggare
  293. Bahasa Turu
  294. Bahasa Una
  295. Bahasa Uruangnirin
  296. Bahasa Usku
  297. Bahasa Viid
  298. Bahasa Vitou
  299. Bahasa Wabo
  300. Bahasa Waina
  301. Bahasa Wakde
  302. Bahasa Walak
  303. Bahasa Wambon
  304. Bahasa Wandamen
  305. Bahasa Wanggom
  306. Bahasa Wano
  307. Bahasa Warembori
  308. Bahasa Wares
  309. Bahasa Waris
  310. Bahasa Warkay
  311. Bahasa Waropen
  312. Bahasa Wauyai
  313. Bahasa Weretai
  314. Bahasa Wodani
  315. Bahasa Woi
  316. Bahasa Wolai
  317. Bahasa Woriasi
  318. Bahasa Yafi
  319. Bahasa Yahadian
  320. Bahasa Yale Kosarek
  321. Bahasa Yali
  322. Bahasa Yali Angguruk
  323. Bahasa Yali Ninia
  324. Bahasa Yali Lembah
  325. Bahasa Yamna
  326. Bahasa Yaqay
  327. Bahasa Yarsun
  328. Bahasa Yair
  329. Bahasa Yaur
  330. Bahasa Yawa
  331. Bahasa Yey
  332. Bahasa Yabega
  333. Bahasa Yeretuar
  334. Bahasa Yetfa
  335. Bahasa Yoki
  336. Bahasa Yonggom
  337. Bahasa Zorop


Tektonisme

[sunting | sunting sumber]

Apabila dilihat secara kasatmata, pulau Papua terlihat membentuk seperti burung, di mana bagian kepala merupakan Provinsi Papua Barat, badannya ialah Provinsi Papua, dan ekornya adalah Papua Nugini. Tektonik Papua dipengaruhi oleh pergerakan 2 lempeng besar, yaitu lempeng Pasifik ke arah barat dan lempeng Indo-Australia yang bergerak ke arah utara. Tumbukan tersebut membentuk suatu tatanan struktur kompleks terhadap Papua yang sebagian besar dilandasi kerak benua Indo-Australia. Pertemuan lempeng ini juga menghasilkan zona subduksi oblique yang merupakan zona pertemuan busur vulkanik (Pasifik) dan kontinen (Indo-Australia). Pulau Papua memiliki tektonikal setting yang sangat kompleks, di mana hasilnya membawa material dari mantel dan terakumulasi di Pulau Papua, sehingga Papua memiliki sumber daya alam yang menarik. Karena akibat dari tektonical setting berupa patahan dan lipatan tersebut, sehingga menghasilkan material-material yang berada dari dalam mantel terekspos sehingga menghasilkan banyak sumber daya alam berupa bahan tambang seperti emas, tembaga, dan lain-lain.

Subduksi yang terjadi tadi berubah menjadi kolisi, sebagai hasilnya salah satunya berupa pegunungan Jayawijaya yang merupakan pegunungan non-vulkanik dengan puncak tertinggi di Indonesia, memiliki puncak dengan ketinggian 4.884 m dengan panjang pegunungan kurang lebih 1300 km dan merupakan pegunungan tertinggi di kawasan Oseania dan tertinggi ke dua di Asean. Diketahui bahwa pegunungan Jaya Wijaya ini terbentuk akibat adanya proses patahan dan lipatan yang terjadi akibat kolisi antar lempeng-lempeng tersebut yaitu lempang Pasifik dan lempeng Indo-Australia.

Topografi

[sunting | sunting sumber]

Wilayah Papua memiliki topografi yang sangat bervariasi, tak hanya gunung-gunung yang tinggi saja, tapi juga emiliki pulau-pulau kecil di sekelilingnya. Di pesisir utara terdapat gugusan pulau Biak, Numfor, Yapen, dan Mapia. Di pesisir selatan terdapat pulau Kalepom, Komoran, Adi, Dolak, dan pulau-pulau lainnya di semenanjung laut Arafuru. Lalu di pesisir barat terdapat gugusan pulau Raja Ampat hingga ke Fakfak. Selain itu, di Papua juga ada berbagai sungai yang dalam dan panjang, membawa air dari pedalaman pegunungan hingga ke laut, seperti Sungai Digul di Merauke, Sungai Warenai, Wagona, dan Memberamo. Keragaman topografi di Papua juga dapat dilihat dari banyaknya danau besar yang ada di dataran tinggi maupun di dataran rendah, seperti Danau Sentani, Danau Yamur, Danau Tigi dan danau Paniai. Sehingga keragaman topografi di Papua pun dapat dinyatakan lengkap.

Pariwisata

[sunting | sunting sumber]

Berada di ujung timur Indonesia, Papua memiliki beragam destinasi menarik untuk dikunjungi. Mulai dari pesona alam, budaya, dan sumber daya manusia yang ada di sana menjadi aset yang berharga. Tak heran jika Papua mendapat julukan Surga Kecil karena keindahannya yang tak terbatas. Pariwisata Papua dikenal eksotis dan masih alami dengan pemandangan pegunungan, hutan lebat, padang rumput, rawa-rawa serta pemandangan bawah laut yang menakjubkan dan sudah diakui dunia. Untuk menikmati keindahan Papua, Sorong, Merauke, Manokwari, Jayapura dijadikan pangkalan kota bagi wisatawan yang ingin menjelajah Bumi Cenderawasih.

Tempat Wisata Populer di Papua

[sunting | sunting sumber]

Kepulauan Raja Ampat

[sunting | sunting sumber]

Raja Ampat dikenal memiliki kekayaan biota laut dengan merumahi 75 persen spesies koral yang ada di dunia dan 1.500 spesies ikan[9] termasuk beragam jenis hiu. Karena keindahan bawah lautnya, Raja Ampat bahkan dinobatkan sebagai wisata menyelam terbaik dunia versi Dive Magazine mengalahkan Malapascua di Filipina.

Lembah Baliem

[sunting | sunting sumber]

Lembah Baliem berada di ketinggian 1.600 mdpl dan menjadi tempat tinggal Suku Dani.[10] Setiap tahunnya selalu digelar Festival Lembah Baliem yang mempertemukan wisatawan dengan Suku Dani. Wisatawan juga dapat menjelajah objek wisata lain di Lembah Baliem seperti Danau Habema, Goa Kontilola, Telaga Biru Maima dan Pasir Putih Aikima.

Taman Nasional Lorentz

[sunting | sunting sumber]

Taman Nasional Lorentz merupakan kawasan lindung terbesar di Asia Tenggara dengan luas mencapai 9,6 hektar. Terdapat beberapa ekosistem seperti padang rumput, rawa-rawa, pantai lautan, hutan hujan, dan pegunungan Alpine yang diatapi oleh gletser tropis yang cukup langka.[11] Gunung yang paling terkenal bernama Puncak Jaya, puncak tertinggi di Asia Tenggara.

Taman Nasional Teluk Cenderawasih

[sunting | sunting sumber]

Terdapat beberapa ekosistem yang dapat ditemui di sini seperti terumbu karang kurang lebih 5,5%,[12] pantai-pantai cantik seluas 0,9%, Mangrove dan hutan Tropika serta pulau-pulau yang berjumlah 3,8%. Selebihnya adalah perairan lautan seluas 89,8%.[12] Pecinta diving wajib datang ke sini untuk menikmati sensasi menyelam ditemani hiu paus.

Taman Nasional Wasur

[sunting | sunting sumber]

Taman Nasional Wasur dikenal karena memiliki kekayaan ekologi, sosial dan budaya. TN Wasur menjadi surga bagi 403 spesies burung, dengan 74 jenis di antaranya merupakan burung endemik Papua dan 114 spesies termasuk yang dilindungi.[13] Ada empat suku asli yang menjaga TN Wasur yaitu Suku Marind, Suku Marory Men-Gey, Suku Kanum, dan Suku Yei.[14]

Danau Sentani

[sunting | sunting sumber]

Danau ini memiliki sejumlah keunikan salah satunya adalah dikelilingi 22 pulau yang tersebar di sekitar danau. Jika ingin melihat Danau Sentani secara keseluruhan, wisatawan dapat menjelajah Bukit Teletubbies yang tak kalah indah.[15] Setiap bulan Juni, ada Festival Danau Sentani yang diisi dengan tarian-tarian adat di atas perahu, tarian perang khas Papua, upacara adat seperti penobatan Ondoafi, dan sajian berbagai kuliner khas Papua.

Danau Paniai

[sunting | sunting sumber]

Pernah dinobatkan sebagai danau terindah dalam Konferensi Danau Seluruh Dunia di India pada tahun 2007.[16] Di balik keindahan alamnya, danau ini merumahi aneka jenis ikan air tawar dan udang. Salah satunya adalah ikan pelangi yang unik dan langka.

Kuliner Unik di Papua

[sunting | sunting sumber]

Makanan favorit masyarakat Papua ini terbuat dari sagu. Biasanya dimakan dengan menggunakan gata-gata yang terbuat dari bambu. Karena populer, masyarakat Kampung Abar bahkan rutin menggelar Festival Makan Papeda yang disajikan dalam gerabah setiap bulan September.[17]

Ulat Sagu

[sunting | sunting sumber]

Bagi masyarakat Papua khususnya yang tinggal di kawasan pesisir, ulat sagu adalah menu makanan favorit. Ulat sagu didapat dari batang pohon sagu yang tua dan biasanya sudah tumbang. Ulat sagu kaya akan protein karena setiap 100 gram mengandung 181 kalori.[18] Saat ini, ulat sagu diolah kreatif menjadi sate, sop, bakwan hingga nasi goreng.

Udang Selingkuh

[sunting | sunting sumber]

Berbeda dengan udang kebanyakan, udang selingkuh memiliki capit seperti kepiting. Keberadaannya pun sangat terbatas karena hanya dapat ditemukan di Goa Togece, Kampung Parema, Wamena. Wisatawan yang datang ke Wamena biasanya akan disuguhi menu udang selingkuh[19] yang direbus bersama tumis kangkung.

Sarang Semut

[sunting | sunting sumber]

Sarang semut merupakan tanaman yang menjadi buruan wisatawan karena memiliki khasiat luar biasa untuk kesehatan. Zat flavonoid dan tanin yang terdapat pada sarang semut dipercaya dapat menyembuhkan berbagai macam penyakit seperti tumor, kanker, jantung dan reumatik.[20]

Keladi Tumbuk

[sunting | sunting sumber]

Oleh masyakat Biak, keladi tumbuk merupakan pengganti nasi yang memiliki kandungan karbohidrat dan sumber energi. Biasanya disajikan dalam acara khas adat Biak,acara syukuran dan acara pernikahan.[21] Makanan ini biasanya dinikmati dengan lauk ikan bakar dan sayur kangkung yang dicampur bunga pepaya serta sambal.

Kue Lontar

[sunting | sunting sumber]

Kue Lontar adalah makanan khas Papua yang sering dijadikan cemilan orang papua. Bentuknya seperti kue pie susu, rasanya juga nikmat dan manis.[22]

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ Jumlah Penduduk menurut Klasifikasi Suku - Provinsi Papua Diarsipkan 13 November 2013 di Wayback Machine., Badan Pusat Statistik Provinsi Papua. Diakses 12 Maret 2022
  2. ^ "Orang Asli Papua Dalam Pengelolaan Pariwisata Berbasis Konservasi di Kepala Burung Papua" (pdf). balitbangda.papuabaratprov.go.id. Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah Provinsi Papua Barat. 10 Oktober 2020. hlm. 9, 13–14. Diakses tanggal 22 Februari 2022. 
  3. ^ Kartikasari, S.N., A.J. Marshall, & B.M. Beehler. 2007. Ekologi Papua, Seri ekologi Indonesia jilid VI: 3. Jakarta: Pustaka Obor & Conservation International. ISBN 978-979-461-796-0
  4. ^ a b c d Mashad, Dhurorudin (2020). Muslim Papua: membangun harmoni berdasar sejarah agama di bumi cendrawasih (edisi ke-Cetakan pertama). Jakarta: Pustaka Al-Kautsar. ISBN 978-979-592-881-2. 
  5. ^ https://bangka.tribunnews.com/2018/05/02/soeharto-ubah-nama-irian-barat-menjadi-irian-jaya-gara-gara-diplomasi-kencing
  6. ^ a b c Pickell, David (2002). Between the tides: a fascinating journey among the Kamoro of New Guinea. Tuttle Publishing. hlm. 153. ISBN 9780794600723. 
  7. ^ https://www.cnnindonesia.com/nasional/20180816162950-20-322837/frans-kaisiepo-dan-ikut-republik-indonesia-anti-nederland
  8. ^ https://www.jpnn.com/news/gus-ami-ungkit-kebijakan-gus-dur-ubah-nama-irian-jaya-jadi-papua
  9. ^ Dunia, Raja Ampat Raih Penghargaan Wisata Diving Terbaik. "Raja Ampat Raih Penghargaan Wisata Diving Terbaik Dunia". www.prfmnews.com (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2020-02-20. [pranala nonaktif permanen]
  10. ^ "6 Pesona Tersembunyi di Lembah Baliem". CNN Indonesia. Diakses tanggal 2020-02-21. 
  11. ^ Arbar, Thea Fathanah. "Ini Eksotisnya Taman Nasional Lorentz, Wajib Disambangi!". CNBC Indonesia. Diakses tanggal 2020-02-21. 
  12. ^ a b Rizky (2018-10-23). "Taman Nasional Teluk Cendrawasih, Keindahan Papua Sebenarnya". NativeIndonesia.com (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2020-02-21. 
  13. ^ Setyorini, Virna P (2018-08-02). Lestari, Dewanti, ed. "Empat Suku Asli Jaga Taman Nasional Wasur, Papua". ANTARA News. Diakses tanggal 2020-02-21. 
  14. ^ Indonesia, Trubus Digital. "Empat Suku Asli Membentengi Taman Nasional Wasur di Papua". Trubus.id. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-02-21. Diakses tanggal 2020-02-21. 
  15. ^ "Keunikan Danau Sentani, Keindahan Tanah Papua yang Tiada Dua". Phinemo.com | Indonesia Online Travel Media. Diakses tanggal 2020-02-21. 
  16. ^ Suprapto. "Danau Paniai, Papua". voinews.id (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2020-02-21. 
  17. ^ Abubar, Musa (2019-09-28). Lestari, Dewanti, ed. "Warga Kampung Abar Papua gelar festival makan papeda". ANTARA News. Diakses tanggal 2020-02-21. 
  18. ^ Levi, Syamsuddin. "Ulat Sagu Bisa Jadi Kuliner Lezat di Perhelatan PON XX Papua". Kumparan. Diakses tanggal 2020-02-21. 
  19. ^ Prayitno, Gigih. "Mengenal Hidangan Udang Selingkuh, Makanan Khas Papua yang Disajikan dengan Tumis Kangkung". Tribunnews.com. Diakses tanggal 2020-02-21. 
  20. ^ Elmira, Putu (2019-06-21). Mutiah, Dinny, ed. "6 Manfaat Air Rebusan Sarang Semut, Bisa Bantu Lancarkan Menstruasi". Liputan6.com. Diakses tanggal 2020-02-21. 
  21. ^ Khairunnisa, Syifa Nuri. Cahya, Kahfi Dirga, ed. "Icip-icip Makanan Khas Papua, Keladi Tumbuk". Kompas.com. Diakses tanggal 2020-02-21. 
  22. ^ Tri Suharyat. lus, ed. "Enak dan Unik! Ini 13 Makanan Khas Papua yang Harus Kamu Tahu". Detik.com. Diakses tanggal 2024-07-16.