Curup, Rejang Lebong
Curup atau Curup Kota,[3] (bahasa Rejang: Cu'up)[4] adalah sebuah kecamatan sekaligus menjadi ibu kota kabupaten di Kabupaten Rejang Lebong, Bengkulu, Indonesia.[5][6] Pada masa lalu kota ini pernah berkedudukan sebagai ibu kota Provinsi Sumatera Selatan,[a] dengan Dr. A. K. Gani sebagai gubernur militernya.[7]
Curup
Curup Kota | |
---|---|
Negara | Indonesia |
Provinsi | Bengkulu |
Kabupaten | Rejang Lebong |
Pemerintahan | |
• Camat | H.R. Gunawan Wibisono, S.T.P.[1] |
Luas | |
• Total | 6,21 km2 (2,40 sq mi) |
Populasi (2021) | |
• Total | 26.971 jiwa |
• Kepadatan | 4.343/km2 (11,250/sq mi) |
Kode Kemendagri | 17.02.09 |
Desa/kelurahan | 9 kelurahan[2] |
Etimologi
suntingNama Curup berasal dari bahasa Rejang yang dimelayukan. Curup awalnya hanya merujuk dan terbatas pada satu desa kecil saja, yang sekarang dikenal sebagai Dusun Curup (bahasa Rejang dialek Musi/Selupu: Sadie Cu'up), salah satu desa utama Marga Selupu Rejang. Dusun Curup telah mengalami beberapa kali perpindahan lokasi dan salah satu lokasi permukiman tersebut didirikan terletak di dekat air terjun, atau dalam bahasa Rejang disebut cu'up.[b][8]
Kata cu'up pun nanti berubah menjadi "Curup" sesuai kebiasaan orang Melayu. Oleh karenanya, desa tersebut diberi nama sesuai dengan ketampakan alam yang ada di sekitar lokasi pendiriannya, layaknya kebiasaan masyarakat Rejang dalam menamai permukiman mereka.[9] Nama Curup dalam perkembangannya dipakai untuk menyebutkan daerah-daerah lain di sekitar Dusun Curup, termasuk Pasar Curup yang didirikan Belanda dan nantinya menjadi cikal bakal Kecamatan Curup yang sekarang.[10]
Sejarah dan perkembangan
suntingWilayah Curup yang sekarang merupakan fragmen kecil, sisa dari pemekaran Kecamatan Curup yang lama pada tahun 2005. Berdasarkan Peraturan Daerah (Perda) Kabupaten Rejang Lebong Nomor 5 Tahun 2005, Curup dipecah menjadi lima kecamatan, yaitu Curup selaku kecamatan induk, serta Curup Selatan, Curup Tengah, Curup Timur, dan Curup Utara selaku kecamatan pemekaran. Perda tersebut kemudian diperbaharui dengan disahkannya Peraturan Daerah Kabupaten Rejang Lebong Nomor 4 Tahun 2010.[11]
Dusun Curup yang menjadi cikal bakal nama daerah ini berdasarkan Perda Kabupaten Rejang Lebong Nomor 5 Tahun 2005 tidak lagi menjadi bagian Kecamatan Curup, melainkan termasuk ke dalam wilayah administrasi kecamatan pemekaran Curup Utara.
Berbagai kalangan masyarakat, forum online, wacana di media atau artikel, bahkan Ketua DPRD Rejang Lebong, Mahdi Husen,SH hingga Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah menilai bahwa Curup sudah layak untuk ditingkatkan status menjadi kota otonom yang dipimpin walikota (kotamadya) sebagaimana Kota Pagaralam dan Sungaipenuh. Bahkan seharusnya telah menjadi kota otonom sejak dahulu berbarengan dengan kedua kota tersebut. Faktor yang juga mendorong seperti peningkatan sektor pendidikan, jumlah penduduk dan tentunya sejarah bahwa Curup pernah menjadi ibukota sementara Sumatera Selatan pada masa Revolusi Indonesia tahun 1948 ketika Palembang diduduki oleh Belanda.[12][13][14][15][16]
Namun wacana pemekaran kota ini kemungkinan belum akan terealisasi dalam tahun-tahun dekat mengingat usulan pemekaran Kabupaten Lembak dari Kabupaten Rejang Lebong yang lebih diprioritaskan.[17]
Kondisi wilayah
suntingGeografi
suntingCurup adalah daerah terkurung daratan yang berada pada hamparan luas yang dikelilingi oleh fragmen-fragmen Bukit Barisan hampir di segala sisinya. Hamparan yang luas ini dikenal masyarakat lokal sebagai luak. Dikarenakan Sungai Musi melintasi luak yang dimaksud, hamparan tempat Curup dan kecamatan-kecamatan di sekitarnya berada dikenal sebagai Luak Ulu Musi.
Batas-batas
suntingCurup memiliki batas-batas administratif sebagai berikut.
- Sebelah utara berbatasan dengan Curup Utara.
- Sebelah timur berbatasan dengan Curup Timur dan Curup Tengah.
- Sebelah selatan berbatasan dengan Curup Selatan.
- Sebelah barat berbatasan dengan Curup Selatan.
Administrasi
suntingCurup tergolong sebagai kecamatan urban. Kecamatan ini terbagi menjadi sembilan kelurahan dan tidak memiliki entitas dengan status desa. Jumlah kelurahan di Curup tidak berubah sekurang-kurangnyanya sejak tahun 2015.[18] Kelurahan yang terdapat di Curup, meliputi:
Demografi
suntingJumlah penduduk Curup menurut Sensus Penduduk 2020 adalah sebesar 26.971 jiwa,[19] dengan rincian 6.030 jiwa penduduk usia 0-14 tahun, 19.023 jiwa penduduk usia produktif (15-64 tahun), dan 1.918 jiwa penduduk usia lanjut di atas 65 tahun.[20]
Terdapat 7.203 keluarga pengguna listrik di Curup.[21] Semuanya melanggan listrik yang disediakan oleh PLN. Per 2020 tercatat tidak ada keluarga yang bukan pengguna listrik di daerah ini. Talang Benih, Air Rambai, dan Jalan Baru merupakan tiga kelurahan dengan jumlah keluarga pengguna listrik terbesar. Ketiga kelurahan memiliki masing-masing 1.885, 1.194, dan 1.090 keluarga pelanggan listrik.[21]
Pendidikan
suntingSelaku ibu kota kabupaten, Curup memiliki fasilitas pendidikan yang cukup memadai, mulai dari jenjang SD hingga perguruan tinggi. Data fasilitas pendidikan di Curup dapat dilihat dalam tabel di bawah ini.
Fasilitas Pendidikan | Kecamatan Curup | |
---|---|---|
SD | negeri | 14 |
swasta | 7 | |
MI | negeri | 0 |
swasta | 0 | |
SMP | negeri | 2 |
swasta | 3 | |
MTS | negeri | 0 |
swasta | 2 | |
SMA | negeri | 1 |
swasta | 1 | |
MA | negeri | 0 |
swasta | 0 | |
SMK | negeri | 1 |
swasta | 4 | |
Perguruan tinggi | negeri | 1 |
swasta | 2 |
Secara umum warga Curup dapat mengakses sarana pendidikan secara mudah atau sangat mudah.[22] Selain jumlah sarana pendidikannya memadai, kecamatan ini secara luas tergolong kecil dan jarak antarkelurahan serta dari kelurahan ke kantor camat pun tidak terlalu jauh, rata-rata 1–2 km saja.[23]
Kondisi sosial
suntingSuku bangsa
suntingPenduduk asli wilayah ini adalah suku bangsa Rejang (Tun Jang) dari marga Selupu Rejang dan Bermani Ulu.[24] Namun, seiring perkembangan zaman, masyarakat pendatang dari suku- suku yang lain sudah banyak yang menetap turun temurun di ibu kota Rejang Lebong ini. Suku pendatang dengan jumlah populasi yang signifikan adalah suku Jawa, Minangkabau, Tionghoa, Serawai, Lembak, Sunda, dan berbagai suku dari Sumatera Selatan.
Bahasa
suntingBahasa asli yang dituturkan di Curup adalah bahasa Rejang dialek Selupu atau Ulu Musi. Namun, bahasa daerah ini semakin tergerus dan kehilangan penutur,[25] dikarenakan terjadinya melayuisasi atau semakin umum dan menguatnya bahasa Melayu yang dipergunakan sebagai lingua franca masyarakat Curup yang sangat heterogen. Generasi Rejang yang sekarang secara umum sadar bahwa mereka adalah suku Rejang, tetapi tidak lagi memiliki kemampuan dalam berbahasa Rejang. Tidak diajarkannya bahasa tersebut oleh orang tua menyebabkan bahasa Rejang mengalami kegagalan transmisi dan terancam punah.[26]
Catatan
sunting- ^ Provinsi Sumatera Selatan saat itu dijadikan sebagai Daerah Militer Istimewa Sumatera Selatan (DMISS). Dr. A. K. Gani bertugas sebagai gubernur militer dan memerintah dari Curup yang untuk sementara waktu berstatus ibu kota darurat, mengingat kejatuhan Palembang ke tangan Belanda. Selengkapnya lihat Sejarah Perkembangan Pemerintahan di Daerah Sumatera Selatan (1996) hlm. 230-245
- ^ Selain cu'up, istilah lain yang dipakai dalam bahasa Rejang untuk menyebut air terjun adalah têlun. Akhir-akhir ini, ketika bahasa Rejang semakin terdesak oleh bahasa Melayu dan penuturnya banyak yang mencampuradukkan kosakata Melayu ke dalam percakapan mereka, orang Rejang pun mulai menyebut air terjun sebagai bioa têjun atau bioajun, yang merupakan terjemahan mentah dari "air terjun". Pemakaian istilah bioa têjun pun tampak begitu masif, sehingga istilah cu'up dan têlun menjadi arkais atau obsolete dan nyaris tidak dipakai lagi.
Referensi
sunting- ^ "Curup Hanya Mampu Finis di Posisi 5". radarbengkulu.disway.id. 2 Agustus 2024.
- ^ BPS Kabupaten Rejang Lebong 2021, hlm. 1.
- ^ "184 Warga Rejanglebong Terjangkit DBD pada 2015". beritasatu.com. 1 Januari 2016. Diakses tanggal 6 Februari 200.
- ^ McGinn 1982, hlm. 30.
- ^ "Kecamatan". Situs Web Resmi Kabupaten Rejang Lebong. Diakses tanggal 5 Februari 2022.
- ^ Proyek Penelitian dan Pencatatan Kebudayaan Daerah 1977, hlm. 11.
- ^ Pemerintah Propinsi Daerah Tingkat I Sumatera Selatan 1996, hlm. 236, 239.
- ^ Jaspan 1984, hlm. 128.
- ^ Effendi 2012, hlm. 263.
- ^ Rahmana 2018, hlm. 24.
- ^ Bupati Rejang Lebong dan DPRD Rejang Lebong 2010, hlm. 5.
- ^ Andi Naldo. "Ketua DPRD : Curup Layak Mekar Jadi Kotamadya". Situs Resmi Pemerintah Kabupaten Rejang Lebong (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2022-02-20.
- ^ "Menggagas Wacana Kota Madya Curup". KopiCurup.Id. Diakses tanggal 2022-02-20.
- ^ "Kesiapan Curup Sebagai Kotamadya". KopiCurup.Id. Diakses tanggal 2022-02-20.
- ^ realitanusantara (2019-05-25). "Usul Masyarakat Curup Jadi Kotamadya Ditanggapi Positif Oleh Gubernur". bintang.media. Diakses tanggal 2022-02-20.
- ^ "Curup ibukota Sumatera Selatan tahun 1948". Taneak Jang, Rejang land, Tanah Rejang. Diakses tanggal 2022-02-20.
- ^ "Gubernur Bengkulu Puji Pembangunan Infrastruktur Rejang Lebong – PEMERINTAH PROVINSI BENGKULU". bengkuluprov.go.id. Diakses tanggal 2022-02-20.
- ^ "Jumlah Desa/Kelurahan 2016-2018". BPS Kabupaten Rejang Lebong. Diakses tanggal 4 Februari 2022.
- ^ BPS Kabupaten Rejang Lebong 2021, hlm. 9.
- ^ BPS Kabupaten Rejang Lebong 2021, hlm. 12.
- ^ a b BPS Kabupaten Rejang Lebong 2021, hlm. 13.
- ^ BPS Kabupaten Rejang Lebong 2021, hlm. 26-27.
- ^ BPS Kabupaten Rejang Lebong 2021, hlm. 4.
- ^ 1920, hlm. 142, 143, 145.
- ^ Alam, Pedito (2 Mei 2016). "Akankah Bahasa Rejang Punah?". Progres.id. Diakses tanggal 4 Februari 2022.
- ^ Musriadi (28 Juli 2021). "Bahasa Rejang dan Enggano di Bengkulu terancam punah". ANTARA News. Diakses tanggal 4 Februari 2022.
Daftar pustaka
suntingBuku
sunting- Reegerings Almanak voor Nederlandsch-Indië Eerste Gedeelte: Grongebied en Bevolking Inrichting van Het Bestuur van Nederl-Indië en Bijlagen. Batavia: Landbrukkerij. 1920. hlm. 142, 143, 145.
- BPS Kabupaten Rejang Lebong (September 2021). Curup dalam Angka 2021. Curup: BPS Kabupaten Rejang Lebong. hlm. xiv + 68. ISSN 2715-1514.
- Jaspan, Mervyn A. (1984). "Materials for a Rejang-Indonesian-English Dictionary". Dalam Stokhof, W. A. L. Materials in Languages of Indonesia, No. 27. PACIFIC LINGUISTICS Series D - No. 58. Canberra: Department of Linguistics, Research School of Pacific and Asian Studies, Australian National University. hlm. 128. doi:10.15144/PL-D58.1. ISBN 0 85883 312 3.
- McGinn, Richard (1982). Outline of Rejang Syntax. Jakarta: Badan Penyelenggara Seri NUSA, Universitas Atma Jaya. hlm. 30. Diakses tanggal 6 February 2022.
- Pemerintah Propinsi Daerah Tingkat I Sumatera Selatan (1996). Sejarah Perkembangan Pemerintahan di Daerah Sumatera Selatan. Palembang: Pemerintah Propinsi Daerah Tingkat I Sumatera Selatan. hlm. 236, 239. Diakses tanggal 10 Desember 2021.
- Proyek Penelitian dan Pencatatan Kebudayaan Daerah (1977). Adat Istiadat daerah Bengkulu. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Pusat Penelitian Sejarah dan Budaya, Proyek Penelitian dan Pencatatan Kebudayaan Daerah. hlm. 11.
- Rahmana, Siti (5 April 2018). Dari Mendulang jadi Menambang: Jalur Emas di Lebong (Bengkulu) Abad XIX hingga Abad XX. Sleman, Yogyakarta: Deepublish. hlm. 24. ISBN 9786024539917.
- Sarwono, Sarwit; Ernatip, Ernatip; Yondri, Yondri; Syah, Erric; Arios, Rois Leonard; Jumhari, Jumhari (2012). "Toponimi: Sejarah Penamaan Tempat di Kabupaten Rejang Lebong". Dalam Effendi, Nusyirwan. Bunga Rampai Budaya Bengkulu | "Budaya Masyarakat Bengkulu: Tradisi Berladang, Kepemimpinan dan Eksistensi Seni" (PDF). Kuranji, Padang: BPSNT Padang Press. hlm. 243–296. ISBN 978-602-8742-50-4.
Produk hukum
sunting- "Peraturan Daerah Kabupaten Rejang Lebong Nomor 4 Tahun 2010 tentang Perubahan Pertama Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 2005 tentang Pembentukan Kecamatan Curup Utara, Kecamatan Curup Timur, Kecamatan Curup Selatan, Kecamatan Curup Tengah, Kecamatan Binduriang, Kecamatan Sindang Beliti Ulu, Kecamatan Sindang Dataran, Kecamatan Sindang Beliti Ilir dan Kecamatan Bermani Ulu Raya di Kabupaten Rejang Lebong". Pasal 13, per (PDF). Bupati Rejang Lebong dan DPRD Rejang Lebong. hlm. 5.