Kitab Hagai
Bagian dari Alkitab Kristen | |||||
Perjanjian Lama | |||||
---|---|---|---|---|---|
|
|||||
Kitab Hagai (disingkat Hagai; akronim Hag.) merupakan salah satu kitab yang termasuk dalam kelompok kitab-kitab kenabian dan khususnya dalam kelompok nabi-nabi kecil pada Perjanjian Lama di dalam Alkitab Kristen. Dalam Tanakh atau Alkitab Ibrani, kitab ini menjadi bagian dari kitab kolektif yang bernama "Dua Belas Nabi", yang termasuk dalam kelompok Nevi'im, atau yang lebih tepatnya dalam kelompok nabi-nabi akhir. Dalam Alkitab Terjemahan Lama, kitab ini disebut "Kitab Nabi Hajai".
Nama
suntingNama kitab ini merujuk pada tokoh utama kitab ini, yaitu Hagai, seorang nabi Yahudi pada masa sesaat setelah kembali dari pembuangan ke Babel, tepatnya pada akhir abad ke-6 SM saat Yudea baru saja menjadi provinsi di bawah Kekaisaran Persia. Nama "Hagai" sendiri merupakan serapan dari bahasa Ibrani: חַגַּי (Khaggai), yang merupakan bentuk jamak dari kata חַג (khag) yang berarti "perayaan", "festival", atau "hari pesta".
Isi
suntingKitab ini berlatar ketika orang Israel telah kembali dari pembuangan di Babel. Akan tetapi, meskipun mereka telah tinggal beberapa tahun di Yerusalem, Rumah Tuhan (Bait Allah) masih saja merupakan puing-puing. Dalam pesan-pesan itu, Allah mendesak para pemimpin bangsa Israel untuk membangun kembali Rumah Tuhan. Tuhan juga berjanji akan memberikan kemakmuran dan kesejahteraan kepada umat Israel yang telah diperbaharui dan disucikan.[1]
Kitab Hagai dibagi menjadi 2 pasal:
- Pasal 1: 14 ayat. [Pada Alkitab bahasa Inggris, pasal 1 terdiri dari 15 ayat, di mana ayat 15 sama dengan ayat 1a dari pasal 2 di Alkitab Indonesia]
- Hagai 1:1–11 = Ajakan untuk membangun kembali Bait Suci
- Hagai 1:12–14 = Kepatuhan umat
- Pasal 2: 24 ayat. [Pada Alkitab bahasa Inggris, pasal 2 terdiri dari 23 ayat, di mana ayat 1 sama dengan gabungan ayat 1b dan 2 dari pasal 2 di Alkitab Indonesia]
- Hagai 2:1–10 = Kemegahan Bait Suci yang baru
- Hagai 2:11–15 = Pembangunan Bait Suci terancam oleh ikut sertanya orang-orang najis
- Hagai 2:16–20 = Pembangunan Bait Suci mendatangkan berkat
- Hagai 2:21–24 = Janji kepada Zerubabel
Naskah sumber
sunting- Naskah Masorah (bahasa Ibrani, abad ke-10 M)
- Septuaginta (bahasa Yunani; abad ke-3 SM)
- Naskah Laut Mati (bahasa Ibrani, abad ke-2 SM), terutama:[2]
- 4Q77b (4QXIIb)
- 4Q80e (4QXIIe)
- Wadi Murabba’at Minor Prophets (MurXII)
Kepengarangan
suntingKitab Hagai kemungkinan ditulis oleh Nabi Hagai[3] Penulis kitab ini sezaman dengan seorang nabi bernama nabi Zakharia bin Ido dalam Kitab Ezra 5:1.[3][4]
Kitab Hagai ditulis tahun 520 SM sekitar 18 tahun setelah raja Koresy menaklukkan Babilon dan mengeluarkan titah pada tahun 538 SM mengizinkan orang-orang Yahudi yang ada di pembuangan untuk kembali ke Yudea dan Koresy juga mengizinkan pembangunan kembali Bait Suci, karena ia menghargai praktik agama dari penduduk wilayah kekuasaannya. Yang menarik perhatian dari kitab ini adalah semua nubuat yang tajam ini diberikan hanya dalam jangka waktu 4 bulan (yaitu bulan ke-6 sampai dengan bulan ke-9 tahun ke-2 zaman raja Darius).[5]
Dalam kitab ini sendiri ditulis kapan datangnya nubuat-nubuat tersebut:
- Hagai 1:1: Pada tahun yang ke-2 zaman raja Darius, dalam bulan yang ke-6, pada hari pertama bulan itu, datanglah firman TUHAN dengan perantaraan nabi Hagai kepada Zerubabel bin Sealtiel, bupati Yehuda, dan kepada Yosua bin Yozadak, imam besar.
Catatan: Tahun ke-2 raja Darius I = ~520 SM; bulan ke-6 = bulan Elul (~Agustus-September).
- Hagai 1:14–2:1a: TUHAN menggerakkan semangat Zerubabel bin Sealtiel, bupati Yehuda, dan semangat Yosua bin Yozadak, imam besar, dan semangat selebihnya dari bangsa itu, maka datanglah mereka, lalu melakukan pekerjaan pembangunan rumah TUHAN semesta alam, Allah mereka, (2-1a)pada hari yang ke-24 dalam bulan yang ke-6.
- Hagai 2:1b–2:2: (2-1b) Pada tahun yang ke-2 zaman raja Darius, (2:2)dalam bulan yang ke-7, pada tanggal 21 bulan itu, datanglah firman TUHAN dengan perantaraan nabi Hagai.
Catatan: Tahun ke-2 raja Darius I = ~520 SM; bulan ke-7 = bulan Tisyri (~Oktober).
- Hagai 2:11: Pada tanggal 24 bulan yang ke-9, pada tahun yang ke-2 zaman Darius, datanglah firman TUHAN kepada nabi Hagai.
Catatan: Tahun ke-2 raja Darius I = ~520 SM; bulan ke-9 = bulan Kislew (~Desember).
- Hagai 2:19–20: [Firman TUHAN:] "Perhatikanlah mulai dari hari ini dan selanjutnya--mulai dari hari yang ke-24 bulan ke-9. Mulai dari hari diletakkannya dasar bait TUHAN perhatikanlah (2-20)apakah benih masih tinggal tersimpan dalam lumbung, dan apakah pohon anggur dan pohon ara, pohon delima dan pohon zaitun belum berbuah? Mulai dari hari ini Aku akan memberi berkat!"
- Hagai 2:21: Maka datanglah firman TUHAN untuk kedua kalinya kepada Hagai pada tanggal 24 bulan itu [bulan ke-9].
Perikop
suntingJudul perikop dalam Kitab Hagai menurut Alkitab Terjemahan Baru oleh LAI adalah sebagai berikut.
- Nubuat pertama
- Ajakan untuk membangun kembali Bait Suci (1:1 – 2:1a)
- Nubuat kedua
- Kemegahan Bait Suci yang baru (2:1b–10)
- Nubuat ketiga
- Pembangunan Bait Suci terancam oleh ikut sertanya orang-orang najis (2:11–15)
- Pembangunan Bait Suci mendatangkan berkat (2:16–20)
- Nubuat keempat
- Janji kepada Zerubabel (2:21–24)
Referensi
sunting- ^ Berdasarkan Pengantar Alkitab Lembaga Alkitab Indonesia, 2002
- ^ "Transkrip Naskah Laut Mati". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2013-06-30. Diakses tanggal 2013-05-13.
- ^ a b St. Darmawijaya Pr. 1990. Warta Nabi: Masa pembuangan dan sesudahnya. Yogyakarta:Kanisius.
- ^ Ezra 5:1
- ^ The Nelson Study Bible. Thomas Nelson, Inc. 1997