Talasa: Perbedaan antara revisi

'''Nduwa''' atau '''Talasa Tua''' (lahir {{Circa|1880-an}} - meninggal {{Death year and age|1947|1880}}), adalah [[Raja (gelar)|Raja]] yang memerintah [[Kerajaan Poso]] sejak tahun 1917 hingga 1948. Sebelumnya, Talasadia diangkat sebagaimerupakan [[Distrik Lage, Poso|Kepala Distrik Lage]] menggantikan [[Papa i Melempo]] yang wafat.{{sfn|Kruyt|1913|p=5}} TalasaDalam adalahproses Rajapenyebaran Poso[[Kekristenan yangdi hinggaPoso|agama akhirKristen]] hayatnyadi Poso, tidakdia menganutbersahabat baik dengan [[agama samawimisionaris]] sepertiasal Belanda yang bertugas di sana, [[Kekristenan|KristenAlbertus Christiaan Kruyt]] dan ahli bahasa [[IslamNicolaas Adriani]]. HalMeski inidemikian, sedikitdia berlawanantidak karenamenganut sepanjangagama Kristen dan tetap menganut kepercayaan leluhur hidupnyaPamona, ia[[Lamoa]], diketahuisampai banyakakhir membantuhayatnya. paraIa misionaristerkenal dalamkarena penyebaranketerbukaannya agamaterhadap [[Kekristenan di Posoimigran|Kristensuku-suku di Posopendatang]]. Hinggayang iamenetap wafatdi Poso, Talasasepanjang tetapmereka menganutsaling kepercayaanmenghormati leluhurdan Poso,juga menghormati [[Lamoakearifan lokal]] di Poso.{{sfn|Primasatya|2015|p=7}}

1. Merasa sebagai Mokole Bangke Poso, tidak selayaknya menganut salah satu dari agama yang diperkenalkan. Islam dan Kristen. Alasan seperti disampaikan oleh Talasa kepada Kruyt kurang lebih sebagai berikut : “ Ane yaku mo Nasarani, wembe’imo dapogaulaku pai wa’a ja’i anu mo Isilamu (kaum Muslim). Owi yunuku Tu’a Eda (Alamri, salah satu tokoh Musim yang berasal dari Arab), napokau se’e yaku da mo Isilamu “. Yaku se’i mokole to Poso gala to Nasarani pai to Isilamu “.( Jika saya menjadi Kristen, bagaimana hubungan saya dengan kerabat yang beragama Islam. Dulu Tuan Eda Alamri, juga menyuruh saya untuk masuk Islam. Saya ini raja Poso untuk kaum Kristen dan yang Islam). Dua dari tiga istri Talasa adalah penganut Islam.

3.Ketika anak sulung Talasa meninggal dan dikuburkan di Sawidago – Tentena (?), penguburannya dilakukan secara Kristen dan dipimpin oleh Kruyt. Dalam khotbahnya Kruyt memberi pemahaman secara iman Kristiani dengan mengatakan bahwa anak yang meninggal ini adalah pemberian dan berasal dari TUHAN, karena itu TUHAN berhak dan berkuasa untuk mengambilnya kembali. Talasa tidak bisa menerima pemahaman ini, “…..Pu’e anu ndipayomba bemadago, nja anu roo’mo nawai, naperapi natima muni….., Ada mami to Poso, sako ndanda to’o-to’o njaa anu ro’omo kuwaika tau ntaninya , bemaya. Pagonya wo’u ndaperapi muni “.( Tuhan yang kalian sembah tidak baik, apa-apa yang sudah dia berikan diminta dan di ambil kembali. Adat kami orang Poso, sedangkan untuk mengatakan apa yang saya telah berikan kepada orang lain, tidak boleh. Apalagi untuk memintanya kembali “).

{{reflist|30em}}

* {{cite book|lastlast1={{aut|Adriani}}|first1=Nicolaus|last2={{aut|Kruyt}}|first=Nicolaus|first2=Albertus Christiaan|authorlinkauthor-link=Nicolaus Adriani|authorlink2=Albertus Christiaan Kruyt|url=<!--http://books.google.co.id/books?id=jostMQAACAAJ-->|title=[[De Bare'e-sprekende Toradja's van Midden-Celebes]]|year=1912|locationlanguage=[[Batavia]]nl|publisher=Landsdrukkerij|ref=harv}}