Mania tulip
Tulip mania atau tulipomania (nama dalam Belanda termasuk: tulpenmanie, tulpomanie, tulpenwoede, tulpengekte dan bollengekte) adalah periode di pada Zaman Keemasan Belanda selama kontrak harga untuk umbi dari bunga tulip yang baru diperkenalkan mencapai tingkat harga yang sangat tinggi dan tiba-tiba runtuh.[2] Pada puncak tulip mania, pada bulan Februari 1637, beberapa tulip tunggal dijual lebih dari 10 kali pendapatan tahunan seorang pengrajin terampil. Hal ini umumnya dianggap sebagai gelembung spekulatif pertama yang tercatat (atau gelembung ekonomi)[3], meskipun beberapa peneliti telah mencatat bahwa episode Kipper-und Wipperzeit pada tahun 1619-22, rantai Eropa yang luas dengan penurunan nilai terhadap kandungan logam dalam koin untuk mendanai perang, fitur mania ini memiliki kesamaan seperti gelembung ini.[4] Istilah "Tulip Mania" sekarang sering digunakan sebagai metafora untuk mengacu pada setiap gelembung ekonomi yang besar (ketika harga aset menyimpang dari nilai-nilai intrinsiknya).[5]
Kejadian ini dipopulerkan pada tahun 1841 oleh buku Extraordinary Popular Delusions and the Madness of Crowds, yang ditulis oleh jurnalis asal Inggris, Charles Mackay. Menurut Mackay, pada satu saat sebesar 12 akre (5 ha) lahan yang ditawarkan untuk umbi Augustus Semper.[6] Mackay mengklaim bahwa investor banyak yang hancur oleh jatuhnya harga, dan perdagangan Belanda mengalami pukulan yang sangat hebat. Meskipun buku Mackay adalah karya klasik yang banyak dicetak ulang hari ini, ceritanya tetap dipertentangkan. Banyak sarjana modern percaya bahwa mania tidak begitu luar biasa seperti yang dijelaskan oleh Mackay, dengan beberapa berdebat bahwa perubahan harga tidak mungkin merupakan suatu gelembung.[7][8]
Penelitian tentang tulip mania sulit dilakukan karena data yang terbatas dari tahun 1630-an yang banyak muncul dari sumber yang berat sebelah dan sumber anti spekulatif.[9][10] Meskipun penjelasan ini tidak berlaku umum, beberapa ekonom modern telah mengusulkan penjelasan rasional, bukan spekulatif mania, untuk naik turunnya harga. Misalnya, bunga lainnya, seperti eceng gondok, juga memiliki harga tinggi pada bunganya diperkenalkan, yang kemudian juga jatuh secara dramatis. Harga yang tinggi mungkin juga telah didorong oleh ekspektasi keputusan parlemen bahwa kontrak dapat dibatalkan selama biayanya kecil sehingga menurunkan risiko kepada pembeli.
Sejarah
Pengenalan tulip ke Eropa biasanya dihubungkan dengan Ogier de Busbecq, duta besar dari Ferdinand I, Kaisar Kekaisaran Romawi Suci kepada Sultan Turki, yang mengirim umbi tulip dan biji tulip pertama dan ke Wina pada tahun 1554 dari Kekaisaran Ottoman. Umbi tulip segera didistribusikan dari Wina ke Augsberg, Antwerpen dan Amsterdam.[11] Popularitasnya dan budidayanya di Provinsi Serikat (sekarang Belanda)[12] umumnya dianggap telah dimulai dengan sungguh-sungguh sekitar tahun 1593 setelah ahli botani Flemish Carolus Clusius mengambil sebuah jabatan di Universitas Leiden dan mendirikan hortus academicus.[13] Dia menanam koleksi umbi tulip dan menemukan mereka mampu mentolerir kondisi yang lebih keras dari Negara-negara Rendah[14]; lama kemudian tulip mulai tumbuh dan mulai mendapatkan popularitasnya.[15]
Data harga yang tersedia
Kegilaan Mackay pada khalayak
Pandangan modern
Penjelasan rasional
Volatilitas harga bunga
Perubahan hukum
Kritik
Sosial mania dan warisan
Lihat pula
Catatan
- ^ Nusteling, H. (1985) Welvaart en Werkgelegenheid in Amsterdam 1540–1860, pp. 114, 252, 254, 258.
- ^ "Tulipomania: The Story of the World's Most Coveted Flower & the Extraordinary Passions It Aroused." Mike Dash (2001).
- ^ Shiller 2005, hlm. 85 More extensive discussion of status as the earliest bubble on pp. 247–48.
- ^ Kindleberger, Charles P. and Aliber, Robert (2005 [1978]), Manias, Panics and Crashes. A History of Financial Crises, New York, ISBN 0-465-04380-1, p. 16.
- ^ French 2006, hlm. 3
- ^ "The Tulipomania", Chapter 3, in Mackay 1841.
- ^ Thompson 2007, hlm. 99
- ^ Kindleberger 2005, hlm. 115
- ^ Kesalahan pengutipan: Tag
<ref>
tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernamaKuper
- ^ A pamphlet about the Dutch tulipomania Wageningen Digital Library, July 14, 2006. Retrieved on August 13, 2008.
- ^ Brunt, Alan; Walsh, John, "‘Broken’tulips and Tulip breaking virus", Microbiology Today, May, 2005, p. 68.
- ^ Garber 1989, hlm. 537
- ^ Dash 1999, hlm. 59–60
- ^ Goldgar 2007, hlm. 32
- ^ Goldgar 2007, hlm. 33
Referensi
- (Belanda) P.Cos (1637) – Verzameling van een meenigte tulipaanen, naar het leven geteekend met hunne naamen, en swaarte der bollen, zoo als die publicq verkogt zijn, te Haarlem in den jaare A. 1637, door P. Cos, bloemist te Haarlem. – Haarlem : [s.n.], 1637. – 75 pl. available online at Wageningen Tulip Portal. Retrieved on August 11, 2008.
- Dash, Mike (1999), Tulipomania: The Story of the World's Most Coveted Flower and the Extraordinary Passions It Aroused, London: Gollancz, ISBN 0-575-06723-3
- French, Doug (2006), "The Dutch monetary environment during tulipomania" (PDF), The Quarterly Journal of Austrian Economics, 9 (1): 3–14, doi:10.1007/s12113-006-1000-6. Retrieved on June 24, 2008.
- Galbraith, J. K. (1990), A Short History of Financial Euphoria, New York: Penguin Books, ISBN 0-670-85028-4
- Garber, Peter M. (1989), "Tulipmania", Journal of Political Economy, 97 (3): 535–560, doi:10.1086/261615
- Garber, Peter M. (1990), "Famous First Bubbles", The Journal of Economic Perspectives, The Journal of Economic Perspectives, Vol. 4, No. 2, 4 (2): 35–54, JSTOR 1942889. (subscription required)
- Garber, Peter M. (2000), Famous First Bubbles: The Fundamentals of Early Manias, Cambridge: MIT Press, ISBN 0-262-07204-1
- Goldgar, Anne (2007), Tulipmania: Money, Honor, and Knowledge in the Dutch Golden Age, Chicago: University of Chicago Press, ISBN 978-0-226-30125-9
- Hooper, William R. (1876), "The Tulip Mania", Harper's New Monthly Magazine, 52 (340), hlm. 743–746
- Krelage, E.H. (1942), Bloemenspeculatie in Nederland, Amsterdam: P.N. van Kampen & Zoon
- Kindleberger, Charles P.; Aliber, Robert (2005), Manias, Panics, and Crashes: A History of Financial Crises (edisi ke-5th), Hoboken: Wiley, ISBN 0-471-46714-6
- Mackay, Charles (1841), Memoirs of Extraordinary Popular Delusions and the Madness of Crowds, London: Richard Bentley, diarsipkan dari versi asli tanggal March 31, 2008, diakses tanggal 2008-08-15
- Malkiel, Burton G. (2007), A Random Walk Down Wall Street (edisi ke-9th), New York: W. W. Norton, ISBN 0-393-06245-7
- Pavord, Anna (2007), The Tulip, London: Bloomsbury, ISBN 0-7475-7190-2
- Pollan, Michael (2002), The Botany of Desire, New York: Random House, ISBN 0-375-76039-3
- Schama, Simon (1987), The Embarrassment of Riches: an interpretation of Dutch culture in the Golden Age, New York: Alfred Knopf, ISBN 0-394-51075-5
- Shiller, Robert J. (2005), Irrational Exuberance (edisi ke-2nd), Princeton: Princeton University Press, ISBN 0-691-12335-7
- Thompson, Earl (2007), "The tulipmania: Fact or artifact?" (PDF), Public Choice, 130 (1–2): 99–114, doi:10.1007/s11127-006-9074-4, diakses tanggal 2008-08-15
Pranala luar
- Early Speculative Bubbles and Increases in the Supply of Money, a book by economist Douglas French detailing the Dutch crisis
- Wageningen Tulip Portal, an extensive collection of historical resources, including scanned images of 17th century Dutch tulip books and pamphlets, from Wageningen UR Library
- Page on the Tulip Breaking potyvirus from Plant Viruses Online
- Charles McKay's Account of Tulipomania in Modern English
- Charles Mackay's The Madness of Crowds is available from Project Gutenberg
- Tulipomania, part of the Encyclopædia Romana by James Grout.