[go: nahoru, domu]

Lompat ke isi

Abdul Hakim bin Amir Abdat

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Abdul Hakim bin Amir Abdat
Abdul Hakim di Jawa Barat, 2017
Nama lainAbdul Hakim Abdat
Informasi pribadi
Lahir
Abdul Hakim

1971 (1971)
AgamaIslam
Orang tua
  • Amir Abdat (ayah)
DenominasiSunni
GerakanSalafiyah
AlmamaterUniversitas Islam Madinah
Pekerjaan
Pemimpin Muslim

Abu Unaisah Abdul Hakim bin Amir Abdat adalah seorang penulis dan penceramah[1] lulusan LIPIA.[2] Ia dianggap sebagai salah satu tokoh Salafi yang berpengaruh di Indonesia.[3] Lahir pada tahun 1971 di Kota Jeddah, Arab Saudi, Abdul Hakim tumbuh dalam lingkungan yang kaya akan nilai-nilai keagamaan dan ilmu pengetahuan.[4]

Kehidupan awal

[sunting | sunting sumber]

Ia hanya sekolah sampai SMP kelas 2. Sebab, orang tuanya telah mengarahkannya guna bisa lebih konsentrasi menggeluti bidang agama. Sampai suatu ketika, pada tahun 1980-an LIPIA baru dibuka. Ia ikut mendaftar tapi ditolak karena ketiadaan ijazah. Singkat cerita, atas upaya keras dan bantuan dari Ibundanya yang sampai menemui pendiri lembaga tersebut yang ternyata masih ada hubungan keluarga, maka diterimalah ia Abdul Hakim di LIPIA walaupun tanpa ijazah sekolah resmi.[5]

Abdul Hakim pernah belajar kepada Syaikh Muhammad bin Shalih Al-'Utsaimin saat Ia ke Arab Saudi. Ia Juga pernah menceritakan pengalaman ia duduk di majelis Syaikh 'Utsaimin sekitar tahun 1998.[3]

Di perpustakan LIPIA menjadi tempat pertemuan awal Ia dengan Yazid bin Abdul Qadir Jawas. Semenjak saat itu dan sampai sekarang ini pertemanan mereka terjalin begitu eratnya, mereka selalu bersama, baik dalam dakwah dan keteguhan di atas manhaj salaf. Mereka pernah sama-sama berdiskusi dengan beberapa kiyai Aswaja yang diadakan di Jakarta untuk membahas masalah manhaj dan dakwah salafiyah. Ketika itu mereka berdua masih sangat muda. Bahkan Abdul Hakim baru-baru (2018) ini menemani Yazid ketika Masjid Imam Ahmad bin Hanbal di Bogor, tempat di mana Yazid sering mengadakan kajian, diusik oleh sebagian orang yang tidak menyukai dakwah sunnah, yang mana itu berakibat pelaporan ke badan hukum dan terjadi diskusi di sana, maka ketika itu Abdul Hakim menemani teman karibnya tersebut. Abdul Hakim duduk bersebelahan dengan Yazid. Mereka bersama dalam kondisi susah, senang, suka dan duka.[3]

Guru-guru Abdul Hakim salah satunya adalah Kiyai Abdullah Syafi'i yang berasal dari suatu pesantren di Jakarta. Namun ayahnya tidak mengizinkan untuk berasrama di pesantren tersebut. Menurut sang ayah, pulang saja agar bisa mengurus keperluan lain dengan lebih baik.[3] Beberapa guru diantaranya adalah salah seorang pakar Tafsir Al-Quran yaitu ustaz Muhammad bin Idris.[3]

  1. Abu Qotadah
  2. Muhammad Nuzul Dzikri
  3. Abu Salma Muhammad
  4. Abu Ya'la Kurnaedi
  5. Zainal Abidin bin Syamsuddin

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ "Abu Unaisah 'Abdul Hakim bin Amir Abdat". Uloom.id. Diakses tanggal 2024-07-12. 
  2. ^ Barton, Greg (2009). "The historical development of Jihadi Islamist thought in Indonesia": 30–53. 
  3. ^ a b c d e f g "Al-Quran Pedia: Biografi Ustadz Abdul Hakim bin Amir Abdat". Al-Quran Pedia. Diakses tanggal 2024-07-12. 
  4. ^ Hibrizi, Zhian (2023-12-03). "Mengenal Ustadz Abdul Hakim bin Amir Abdat: Penceramah dan Pemikir Ulung". Pengetahuan (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2024-08-03. 
  5. ^ "Ketika Abdul Hakim bin Amir Abdat Berkenalan dengan Yazid Jawas". Diakses tanggal 2024-07-12.